Saat ini dengan stok kondom yang terbatas, menyebabkan upaya penanggulangan tidak berjalan maksimal.
"Salah satu cara pencegahan yakni dengan menggunakan kondom. Saat ini stoknya kurang sehingga kita batasi hanya untuk mereka yang sudah terindikasi HIV/AIDS," kata Pengelola Program HIV/AIDS KPA Pangkalpinang, Sahru Siam kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).
Sahru menuturkan, pembagian kondom dilakukan secara gratis.
Rata-rata setiap penyintas membutuhkan 4 sampai 6 kondom setiap bulannya.
Selain melayani permintaan per orangan, KPA Pangkalpinang juga melayani permintaan dari Puskesmas yang berkaitan dengan HIV/AIDS.
"Untuk permintaan obat termasuk kondom tercatat sebanyak 614 orang setiap bulannya," ujar Sahru yang kerap disapa Bung Yossi itu.
Sementara jatah kondom dari Kementerian Kesehatan, kata Sahru, berkisar sebanyak 1 dus berisi 144 pcs yang diterima per tiga bulan.
"Pencegahan ini kami giatkan dengan sasaran mengurangi angka kematian. Tahun ini ada 5 kasus yang dilaporkan meninggal," ujar Sahru.
Menurut Sahru, kebutuhan kondom tidak hanya bagi pasien yang terindikasi HIV/AIDS, tapi juga para pekerja seks yang masih banyak ditemukan.
Seperti di kawasan Parit Enam Pangkalpinang, kata Sahru, pihaknya masih menemukan sebanyak 80 orang wanita pekerja seks.
"Padahal ini sudah dibubarkan pemkot, tapi banyak lagi yang muncul. Kondisi saat ini dengan harga timah yang naik, potensinya bisa bertambah, jadi perlu antisipasi," ujar Sahru.
Bukan untuk melegalkan seks bebas
Sahru memastikan, upaya pembagian kondom bukan untuk melegalkan seks bebas.
Melainkan untuk upaya pencegahan risiko penularan.
"Biarlah nanti penertiban di ranahnya pemerintah, yang penting kami tetap berupaya penularan ini bisa dicegah bagaimana pun kondisinya," jelas Sahru.
Sahru pun berharap, program pengembalian para pekerja seks atau tempat hiburan ke daerah asal tetap dilanjutkan pemerintah kota.
Sehingga suatu saat tidak ada yang tersisa dan KPA fokus pada program penanggulangan pasien yang sudah terindikasi positif HIV/AIDS.
"Kami juga berharap layanan dari RSUD bisa dialihkan ke Puskesmas-Puskesmas sehingga lebih mudah diakses dan hemat biaya," ucapnya.
Sebagai gambaran kata Sahru, biaya pemeriksaan tambahan untuk melihat kondisi jantung atau paru bisa mencapai Rp 700 ribu.
"Meskipun obatnya gratis kadang pemeriksaan tambahan ini terasa memberatkan pasien, jadi perlu perhatian juga," harapnya.
https://regional.kompas.com/read/2021/12/01/192634678/stok-kondom-kpa-pangkalpinang-menipis-padahal-dibutuhkan-penyintas-hiv-aids