Salin Artikel

Kisah Pak Guru Parmin dari Lereng Merbabu, Mengajar dari Rumah ke Rumah karena Sulit Sinyal

BOYOLALI, KOMPAS.com - Perjuangan seorang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah tidak bisa dibayarkan dengan nilai.

Dia adalah Parmin (59) warga Dukuh Dali RT 001, RW 001, Desa Ringin Larik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Setiap hari Parmin rela mendatangi siswanya satu persatu dari rumah ke rumah alias door to door hanya untuk mengajar mereka secara tatap muka.

Pekerjaan itu dia lakoni selama hampir dua tahun dimulai sejak awal pandemi Covid-19 mewabah pada Maret 2020.

Parmin berangkat dari rumah menuju ke lokasi siswanya berjarak sekitar 20 kilometer dengan menaiki sepeda motor.

Tidak ada rasa lelah maupun capek. Parmin justru senang di tengah pandemi dirinya masih bisa bertemu dan mengajar secara tatap muka dengan anak didiknya.

Sejak pandemi Covid-19 semua kegiatan pembelajaran tatap muka sekolah dihentikan. Materi pembelajaran disampaikan melalui daring (online).

Parmin yang tidak terbiasa menggunakan kecanggihan teknologi berupa ponsel membuatnya kesulitan melaksanakan pembelajaran daring.

Lereng Merbabu

Di sisi lain lokasi rumah siswanya yang berada di lereng Gunung Merbabu masalah sinyal sering menjadi kendala utama.

Parmin tidak ingin menambah beban para orangtua siswa. Ia memilih untuk mendatangi siswanya tersebut satu persatu ke rumah.

"Inisiatif saya yang utama itu kan jangan merepotkan orangtua," kata Parmin kepada Kompas.com di rumahnya, Senin (29/11/2021) sore.

Parmin mengajar di SDN Senden sejak Maret 1989 setelah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Dia dipercaya mengampu siswa kelas IV sebanyak 20 orang.

Siswanya itu tidak hanya dari Senden. Tapi ada yang berasal dari Dukuh Ngargosari, Gunungsari, Muntuk, Brajan, Sengon, Senden dan Tegalsari.

"Awalnya, ada corona itu kan Maret 2020. Terakhir itu kan tryout kabupaten Kamis selesai. Jumat-nya anak tidak boleh masuk sekolah. Sabtu-nya saya mencari anak saya yang kelas IV itu jumlahnya 20 orang. Saya cari tiap desa saya bilang orangtuanya minta tempat untuk mengajar anak," kata dia.

Parmin mengajar selama empat jam pelajaran dari mulai pukul 07.30-12.00 WIB. Selama pandemi ia membagi 20 siswanya menjadi beberapa kelompok.

Setiap kelompok waktunya hanya setengah jam pertemuan. Setelah kelompok pertama selesai mendapatkan pengajaran, Parmin pindah ke kelompok yang lain.

Materi pelajaran yang dia berikan utamanya untuk siswa kelas IV. Tetapi jika ada siswa dari kelas lain yang mau ikut belajar bersama Parmin pun mempersilakan bergabung.

"Setiap kelompok jatahnya hanya setengah jam. Setengah jam saya pindah sana, setengah jam sana pindah sana. Kurang lebih hampir dua tahun saya keliling memberikan pengajaran anak-anak dari rumah ke rumah. Sekarang anak yang saya didik itu sudah kelas VI," tambah dia.

Tidak ada beban dalam diri Parmin selama mendatangi anak didiknya ke rumah-rumah karena semua fasilitas telah disiapkan orangtua siswa.

Parmin tidak pernah membayangkan metode pembelajaran door to door yang dia lakukan tersebut menjadi perhatian banyak pihak.

Parmin punya alasan, mengajar secara langsung dapat mendidik karakter siswa menjadi lebih baik. Selain itu siswa juga dapat lebih mudah memahami materi pelajaran.

"Saya tidak pernah terpikirkan supaya terkenal. Yang penting anak didik saya tanggung jawab saya. Bisa karakternya baik dan bisa mengikuti pelajaran yang saya berikan," terang pria yang mengawali kariernya sebagai guru honorer di SDN 2 Sumur, Musuk tahun 1984.

Mengajar 3 generasi

Parmin sudah 33 tahun mengajar di SDN Senden. Saking lamanya, Parmin sampai menganggap para anak didiknya di SDN Senden sebagai cucu.

Menurut Parmin orangtua dari anak didiknya sekarang pernah sekolah di SDN Senden.

"Yang saya didik bukan anak lagi. Tapi cucu saya. Kan bapak, neneknya sudah saya didik mulai tahun 1989. Cucunya itu saya didik sekalian. Jadi sudah tiga keturunan. Di sana (SDN Senden) hampir 33 tahun," kata suami Tumiyem (51).

https://regional.kompas.com/read/2021/11/30/165200478/kisah-pak-guru-parmin-dari-lereng-merbabu-mengajar-dari-rumah-ke-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke