Salin Artikel

Kisah Hardyan, Teknisi yang Beralih Jadi Pengusaha Ayam Petelur di NTT, Omzetnya Puluhan Juta Rupiah

Berhenti dari pekerjaan itu, ia kemudian merantau ke Jakarta selama dua tahun. Dari Jakarta, ia kembali ke Maumere pada 2019.

Di Maumere, ia menjadi tenaga teknisi di PLN wilayah Flores Bagian Timur.

Meski sudah bekerja dan mempunyai gaji yang cukup, Hardyan memutuskan keluar dari zona zamannya itu. Akhir 2020, ia memilih berhenti dan membuat usaha sendiri.

Hardyan memilih menggeluti usaha ayam ras petelur. Usaha itu dibuat di Dusun Bolawolon, Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

Aktivitas baru itu dimulai Hardyan sejak Januari 2021. Meski dilanda pandemi, ia tetap optimistis usaha itu bakal berhasil.

"Pada bulan Januari tahun 2021 ini, saya berani mulai buka usaha beternak ayam petelur ini. Awalnya memang berat karena memulai di tengah pandemi. Tetapi, saya yakin, usaha ini pasti berjalan dengan baik,” tutur Hardyan kepada Kompas.com di tempat usahanya, Minggu (28/11/2021).

Persiapan usaha itu dimulali dengan membuat kandang dan pengadaan anak ayam petelur. Anak ayam itu dibeli di Pokpan Surabaya.

Untuk modal awal, Herdyan menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 juta. Uang itu dipakai membuat kandang dan pengadaan 540 ekor anak ayam.

Menurutnya, 540 ekor ayam itu telah mulai produksi atau bertelur sejak akhir Agustus. Setiap hari, ia bisa memanen sekitar 470 butir telur.

Telur itu langsung diantar kepada para pelanggan sesuai dengan permintaan.

“Setiap hari, saya bisa menjual hingga 15 papan dengan harga per papan Rp 50 .000. Total pendapatan perhari sekitar Rp 750.000. Tinggal hitung saja, satu hari Rp 750.000 dikali 30. Hasilnya puluhan juta sebulan,” imbuhnya.


Dari hasil usaha itu, ia bisa membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hardyan juga tak lupa membantu menyumbangkan telur kepada warga Desa Tana Duen, khusunya anak-anak yang mengalami gizi buruk atau stunting.

Ia menambahkan, hasil yang ia nikmati sekarang, sesuai dengan motivasinya beralih profesi dari teknisi PLN ke pengusaha ayam petelur.

“Saya keluar dari PLN karena ingin mencoba pekerjaan di dunia usaha yang baru, dan hasilnya cukup menjanjikan serta memperoleh keuntungannya cukup bagus," kata Hardyan.

"Dan hari ini saya memetik hasilnya. Dari sini saya belajar, untuk sebuah keberhasilan butuh komitmen yang kuat dan kerja serius. Tidak bisa tanggung jika mau usaha kita berhasil,” ungkapnya.

Hardyan berharap, seluruh anak muda tidak takut menjadi pengusaha. Anak muda, kata dia, tak harus bekerja sebagai pegawai swasta atau di kantor pemerintahan.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/29/104921778/kisah-hardyan-teknisi-yang-beralih-jadi-pengusaha-ayam-petelur-di-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke