Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Namun, aktivitas warga yang tinggal di Desa Neglasari Kecamatan Kadupandak dan Desa Sukamahi Kecamatan Cijati terhambat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Rudi Wibowo mengatakan, jembatan yang dibangun pada 2007 itu putus karena pondasi yang sudah lapuk.
“Kondisi pondasinya sudah terkikis air. Terlebih saat ini curah hujan di wilayah tersebut sedang tinggi sehingga debit air meningkat,” kata Rudi kepada Kompas.com, Minggu (29/11/2021).
Warga terpaksa memutar
Disebutkan Rudi, jembatan yang melintang di atas sungai Cibuni itu putus, Sabtu (27/11/2021) sekira pukul 23.00 Wib.
“Sehingga saat kejadian tidak ada warga yang melintas,” ujar dia.
Saat ini, dikatakan Rudi, warga tdak bisa menggunakan jembatan tersebut.
Untuk beraktivitas, warga terpaksa memutar untuk menggunakan akses jalan alternatif yang lain.
“Petugas kita sudah berada di lokasi untuk asesmen, termasuk berkoordinasi dengan pihak desa dan kecamatan setempat (terkait langkah selanjutnya) agar warga dapat beraktivitas kembali menggunakan akses jembatan itu,” ujar Rudi.
Tanah longsor timbun sawah
Sementara itu, ditambahkan Rudi, di waktu yang hampir bersamaan, bencana tanah longsor terjadi di Kampung Rawaanyar, Cipamutih, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, Jawa Barat.
“Kejadiannya Minggu (29/11/2021) dini hari, pukul 01.00 Wib,” kata dia.
Korban jiwa nihil, namun material longsoran tebing itu menimbun areal persawahan seluas 1,5 hektar.
“Pemicunya curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut,” ujar Rudi.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/28/172501778/jembatan-rawayan-di-cianjur-putus-gara-gara-lapuk-warga-terpaksa-cari-jalan