Astri dan anaknya meninggalkan rumah di Jalan Perintis Kemerdekaan, RT 27/RW 08, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, pada 27 Agustus 2021.
Setelah itu, Astri tak ada kabar. Belakangan, ia ditemukan tewas bersama anaknya dalam sebuah kantong plastik.
Ayah kandung Astri, Saul Manafe mengatakan, sebelum meninggalkan rumahnya, Astri hendak mengikuti tes CPNS untuk kuota Pemerintah Provinsi NTT.
Menurut Saul, Astri memiliki jadwal tes CPNS di Kampus Politeknik Negeri Kupang pada 15 September 2021.
"Rencana tes PNS tanggal 15 September tapi tidak jadi karena anak saya ini menghilang," kata Saul di sela-sela penyerahan jenazah Astri dan Lael dari polisi ke keluarga di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Kamis (25/11/2021).
Saul mengaku sempat menghubungi Asri melalui ponsel, namun berada di luar jangkauan.
Saul kemudian menelepon Ar yang waktu itu menjemput Asri dan balita L di rumahnya. Ar pun tidak tahu keberadaan Asri.
Ar dan seorang temannya berinisial B, sempat ke rumah Asri bertemu Saul dan menceritakan kalau Asri dijemput seseorang bernama Randy.
Karena belum juga pulang, keluarga mencari Asri namun hasilnya nihil. Telepon, WA, SMS, serta messenger sama sekali tidak direspons oleh Asri.
"Kami putus komunikasi dengan Asri sejak akhir Agustus hingga ada berita penemuan jenazah ibu dan anak akhir Oktober lalu," Saul.
"Kita keluarga besar minta kasus ini segera diungkap dan pelaku ditahan dan dihukum mati karena dia sudah membunuh dua orang sekaligus," tegas Saul.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna mengatakan, dalam kasus itu pihaknya telah memeriksa 24 saksi.
Dia menyebut, 24 saksi yang telah diminta keterangan oleh polisi tersebut merupakan orang yang tahu tentang Astri dan anaknya.
"Sampai saat ini, saksi yang diperiksa sebanyak 24 orang dari berbagai pihak yang dinilai berdasarkan hasil penyelidikan ini patut dan layak untuk dimintai keterangannya," ujar Krisna.
Dalam mengungkap kasus ini, lanjut Krisna, melibatkan Polsek Alak, Polres Kupang Kota, dan Polda NTT.
Kasus ini, kata Krisna, masih terus didalami untuk mengungkap pelaku, termasuk motif pembunuhan.
"Saat ini, masih dalam rangka mengidentifikasi korban dulu nanti ke depannya akan kita sampaikan lagi motif maupun pelaku kasus ini," kata Krisna.
Krisna mengatakan, dalam mengungkap kasus ini pihaknya sangat hati-hati, karena menjadi atensi publik.
"Kita tidak bisa mengambil langkah-langkah secara gegabah karena kasus ini mendapat atensi dari publik dan berkaitan dengan nyawa," ujar dia.
"Proses investigasi kasus ini, tentu sangat hati-hati dan cermat sehingga nanti akan memberikan kepastian hukum, keadilan hukum dan pemanfaatan hukum," kata Krisna lagi.
Sebelumnya diberitakan, seorang pekerja operator alat berat, Obetnego Benu (29), menemukan jenazah seorang perempuan dan bayi laki-laki di lokasi penggalian pipa proyek SPAM Kali Dendeng, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mayat tanpa identitas itu, ditemukan saat Obet dan rekannya Semi Leonard Toto (21), sedang mengerjakan penggalian tanah untuk saluran pipa air, Sabtu (30/10/2021).
Saat itu, Semi mulanya menginformasikan pada Obet kalau ada bangkai binatang yang terbungkus plastik warna hitam (kantong sampah) dan mengeluarkan bau, serta banyak lalat terletak di bekas galian.
Obet kemudian mengangkat bungkusan plastik itu menggunakan alat berat dan memindahkannya. Kemudian, Obet pun berusaha membuka bungkusan plastik tersebut.
"Saya kaget karena saat bungkusan terbuka, terlihat sepasang kaki manusia," ujar Obet, kepada sejumlah wartawan, Minggu (31/10/2021).
https://regional.kompas.com/read/2021/11/25/204422178/wanita-yang-ditemukan-tewas-bersama-anaknya-di-kantong-plastik-ternyata