Dari laporan sementara, setidaknya ditemukan puluhan kasus di enam kelurahan.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan sejak pertengahan Oktober 2021 sudah ada temuan kasus Chikungunya dan DBD.
Di wilayah Kutowinangun ada 18 orang, Margosari 25 orang, di Kemiri 30 orang, Sidorejo Kidul delapan orang, dan Krajan 10 orang.
"Sementara di Dukuh ada dua kasus DBD di bulan November ini. Ini laporan yang masuk, bisa juga lebih banyak dari angka tersebut, terangnya, Kamis (25/11/2021).
Menurut Yuliyanto, setelah ada laporan kasus tersebut, telah dilakukan tindakan penanganan.
Di antaranya penyelidikan epidemilogi dengan petugas datang ke lokasi, penyuluhan oleh petugas puskesmas, abatisasi, dan fogging.
"Juga dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mandiri dan serentak oleh masyarakat," jelasnya.
Yuliyanto meminta masyarakat untuk aktif membersihkan lingkungannya di musim hujan ini.
Pemberantasan nyamuk pembawa virus Chikungunya dilakukan dengan membersihkan tempat-tempat menjadi sarang nyamuk.
"Periksa bak penampungan air untuk memastikan bersih dari jentik nyamuk. Di musim penghujan ini, banyak timbul genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk," ungkapnya.
Selain langkah antisipatif tersebut, kata Yuliyanto, juga dikeluarkan Surat Edaran (SE) terkait penanganan Covid-19, Chikungunya, dan Demam Berdarah Dengue.
"Ini harus menjadi gerakan serentak agar tidak semakin mewabah," kata Yuliyanto.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/25/140143378/chikungunya-dan-dbd-merebak-di-salatiga-puluhan-orang-terjangkit