Salin Artikel

Harta Peninggalan Dinasti Song Diangkat dari Laut Selayar Sulsel

MAKASSAR, KOMPAS.com – Harta peninggalan Dinasti Song berupa keramik dan koin mulai diangkat dari dasar laut di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kepala Tugas Kelompok Kerja (Kapokja) Cagar Budaya Bawah Air Sulsel dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel, Abdullah mengatakan, pengangkatan harta peninggalan Dinasti Song yang tenggelam di wilayah laut Bonto Sikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, baru dilakukan.

Pengangkatan ini dilakukan dari kedalaman sekitar 20 meter yang tidak jauh dari pesisir pantai.

“Harta peninggalan Dinasti Song yang diangkat itu berupa keramik dan koin saja untuk menghindari penjarahan. Koinnya pun bukan emas, jadi tidak seberapa nilainya. Namun, nilai ilmu pengetahuan dan sejarahnya yang besar,” kata Abdullah saat dikonfirmasi, Senin (22/11/2021).

Abdullah menuturkan, pengangkatan harta peninggalan Dinasti Song yang merupakan peninggalan kerajaan abad 17 hingga sisa-sisa perang dunia II ini membutuhkan waktu yang lama.

Apalagi masih dilakukan pencarian bangkai kapal yang mengangkut harta tersebut yang diperkirakan masih berada di sekitar lokasi penemuan.

Pasalnya, jejak bangkai kapal yang tenggelam antara tahun 900-1.200 silam berupa serpihan sama sekali belum ditemukan.

“Para peneliti belum menemukan bangkai kapal saat mengangkat ratusan keramik dan koin peninggalan Dinasti Song. Apakah ada bangkai kapal Dinasti Song, sampai sekarang belum tahu,” ungkapnya.

Untuk menghindari adanya pencurian badan muatan kapal tenggelam di sana, lanjut Abdullah, pihaknya juga telah menempatkan penjaga.

Sejauh ini, pihaknya mengalami kesulitan mengawasi para pemburu harta di beberapa lokasi tempat di Sulsel.

Sebab, lokasinya susah diawasi kasus pengangkatan secara ilegal ini masih sering terjadi.

“Berdasarkan data, ada sekitar 20 titik lokasi di dasar laut. Lokasi harta muatan kapal tenggelam ini juga tersebar mulai dari sekitar Laut Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan survei awal, khusus untuk muatan kapal yang tenggelam terdiri dari keramik dan mata uang. Meski begitu, hingga saat ini belum ada penemuan emas di dalam muatan kapal tenggelam sejauh ini,” paparnya.

Abdullah menuturkan, jika perairan Kepulauan Selayar jalur pelayaran. Di situlah, diperkirakan kepal Dinasti Song berlayar dan tenggelam beserta harta berupa keramik dan koin.

“Laut Selayar sempat menjadi jalur lalu-lalang kapal-kapal asing untuk berdagang dahulu kala, karena strategis dalam jalur pelayaran di Nusantara. Pelayaran di masa lalu identik dengan aktivitas perdagangan dan pendistribusian komoditi dari satu daerah ke daerah lainnya,” tuturnya.

Abdullah menambahkan, penemuan keberadaan situs ini pertama kali diketahui pada Desember 2004.

Hal itu berdasarkan adanya laporan dari salah seorang anggota Direktorat Polisi Perairan Polda Sulsel terkait dengan temuan barang berupa keramik tua di perairan Selayar.

“Kemudian pada 2009 beredar informasi mengenai pencurian keramik dari barang muatan kapal tenggelam di Selayar. Tempat pencurian keramik kuno itu diketahui berada di wilayah Tile-Tile. Keramik yang diangkat dari situs ini sebagian berhasil diselamatkan, kemudian dikonservasi dan kini menjadi koleksi museum di Selayar,” terangnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/22/211501278/harta-peninggalan-dinasti-song-diangkat-dari-laut-selayar-sulsel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke