Salin Artikel

"Awalnya Rampok Ditawar Rp 1,7 Miliar, Tidak Dilepas Oleh Pemiliknya"

KOMPAS.com - Sebelum membeli burung merpati Rampok seharga Rp 2 miliar, Yunius Martin (41), warga Jalan Kapten Ismail, Kota Tegal, mengaku sempat menawar burung itu Rp 1,7 miliar.

"Rampok banderolnya sangat fantastis ya. Awal ditawar Rp 1,7 miliar tidak dilepas oleh pemiliknya, Pak Haji Roni di Bekasi," kata Yunius ditemui di salah satu kandang merpatinya di Desa Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jumat (19/11/2021).

Beberapa hari kemudian, sang pemilik akhirnya melepas burung merpati kesayangannya seharga Rp 2 miliar. Yunius dan dua temannya pun patungan membeli "Rampok"

Rampok istimewa

Penggemar dan peternak merpati ini mengatakan, yang membuat Rampok istimewa karena hampir selalu meraih juara dalam ajang perlombaan burung merpati kolong, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

Selain itu, harga fantastisnya turut terdongkrak setelah kemunculan transaksi merpati Jaguar milik warga di Pekalongan yang terjual seharga Rp 1,5 miliar baru-baru ini.

Rampok, dalam satu kesempatan perlombaan baru-baru ini di Pekalongan pernah mengungguli Jaguar di podium juara.

Saat itu Rampok juara kedua, sedangkan Jaguar juara keempat.

"Yang mendukung Rampok harganya bisa fantastis, karena sebelumnya ada transaksi fenomenal burung bernama Jaguar di Pekalongan sampai Rp 1,5 miliar," ujar Yunius.

Berprestasi

Rampok sendiri berusia sekitar 2,5 tahun. Di usianya yang masih terbilang muda, sederet prestasi sudah banyak diraih sejak dari pemilik pertamanya.

"Rampok prestasinya di mana tempat selalu juara, termasuk di Jakarta. Kemudian bermain di Pekalongan, waktu itu bisa meraih juara 2 mengungguli Jaguar, dan lanjut di Semarang Rampok pernah Juara 1," katanya.

Yunius mengatakan, dalam merawat dan menjadi joki Rampok, tidak ada perlakuan khusus. Di sisi lain, ia juga tidak mau terpaut dengan nilainya yang fantastis.

"Saya yang merawat dan sebagai joki tidak boleh fokus ke nilainya. Karena akan mengganggu konsentrasi saya. Maka saya menganggap Rampok sama dengan burung yang lain," katanya.

Menurut Yunius, Rampok memiliki sejumlah keistimewaan. Selain sudah terbentuk mental juara, Rampok juga dianggap sebagai burung merpati yang pandai.

"Rampok istimewanya dia mau dibawa ke mana-mana dan selalu juara. Kalau kualitas atau kecepatannya mungkin masih banyak burung lain yang lebih cepat," katanya

"Namun kepandaiannya setingkat Rampok belum ada. Dan pemilik awalnya sangat mencintai Rampok sehingga memberikan harga fantastis," sambung Yunius.

Sebelumnya ramai diberitakan akhir September 2021 lalu, Jaguar, merpati kolong milik Muhammad Joned, warga Desa/Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, laku terjual dengan harga fantastis, Rp 1,5 miliar.

Joned mengaku menjual merpati kesayangannya itu karena ingin membangun rumah dan memberi semangat para peternak burung merpati kolong.

(Kontributor Tegal, Tresno Setiadi)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/20/083000078/awalnya-rampok-ditawar-rp-17-miliar-tidak-dilepas-oleh-pemiliknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke