YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dari 12 November 2021- 18 November 2021 teramati sebanyak 212 kali guguran lava Gunung Merapi.
Jarak luncur maksimal guguran lava 2.000 meter ke arah barat daya.
"Guguran lava teramati sebanyak 212 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 12 November - 18 November 2021, Jumat (19/11/2021).
BPPTKG mencatat pada tanggal 13 November 2021 terjadi satu kali awan panas guguran ke arah barat daya. Jarak luncur awan panas guguran ini 1.800 meter.
Hanik menyampaikan tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
"Volume kubah lava barat daya sebesar 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik," ucapnya.
Deformasi Gunung Merapi pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 sentimeter per hari.
Kegempaan Gunung Merapi pada minggu ini tercatat untuk gempa awan panas guguran (AP) sebanyak 1 kali.
Gempa vulkanik dangkal (VTB) sebanyak 2 kali, gempa fase banyak (MP) sebanyak 128 kali. gempa guguran (RF) sebanyak 1.245 kali, 384 kali gempa hembusan (DG), dan 10 kali gempa tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," tuturnya.
Hanik mengungkapkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," jelasnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara–barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/19/214353878/sepekan-gunung-merapi-luncurkan-212-guguran-lava-dan-1-kali-awan-panas