Salin Artikel

Cerita Partin, Peraih 4 Medali Peparnas Papua, Disambut Meriah di Lereng Gunung Sumbing

Pemuda itu baru saja pulang membawa tiga medali emas dan satu perak dari cabang olahraga atletik pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021.

Penyandang disabilitas kaki itu naik mobil jeep lalu diarak keliling desa sampai ke rumahnya di lereng Gunung Sumbing, Dusun Wonocoyo, Desa Kaliangkrik. 

Ditemui di rumahnya, Partin mengaku tidak menyangka akan disambut meriah bak selebritas.

Saat berangkat pulang dari Papua, dia hanya berkomunikasi dengan keluarganya dan Kepala Desa Kaliangkrik.

"Sama sekali nggak tahu kalau mau disambut begini, nggak ada yang bilang waktu saya masih perjalanan dari Papua. Hanya disambut sama keluarga dan Bu Kades di Bandara (Solo)," kata Partin, Rabu (17/11/2021).

Anak kedua pasangan Muhlisin (46) dan Lastri Musiah (38) itu menceritakan, sejak kecil tidak pernah bermimpi menjadi seorang atlet.

Kondisi kaki kirinya yang tidak sempurna sempat membuatnya putus asa. 

Partin menjadi kaum difabel sejak usia sekitar 5 tahun. Kaki kiri dan sebagian kulit tangannya cacat lantaran musibah kebakaran rumah pamannya belasan tahun silam.

Partin akhirnya pincang jika berjalan dan berlari.

"Diejek teman karena keadaan saya begini itu pasti pernah. Tapi saya biarkan saja. Ibu selalu bilang untuk sabar saja," ungkap Partin.

Di sekolah itu ada ekstrakulikuler futsal dan lari. Oleh gurunya ia disarankan untuk memilih satu di antara keduanya.

Bakat olahraga lari Prtin tercium oleh gurunya. Partin kemudian diajak untuk bergabung dengan Persatuan Magelang Atletik pada akhir tahun 2018 dan National Paralympic Commitee (NPC).

Dari organisasi itu, Partin fokus berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan.

Sebelum ke Peparnas, Partin menorehan prestasi terlebih dahulu di Perpaprov Jawa Tengah 2018 dengan menggondol medali perak untuk cabor lari nomor 200 meter dan medali emas pada nomor 400 meter.

Tahun 2019, Partin kembali meraih medali emas untuk cabor lari nomor 100 dan 400 meter.

Parti pun semakin jatuh cinta dengan olahraga ini. Latihan demi latihan, seleksi demi seleksi, dijalani Partin demi mendulang prestasi. 

Partin bercerita "nekat" merantau ke Solo agar lebih fokus menekuni bidang ini usai lulus dari SMK.

Ia bersyukur mendapat dukungan penuh dari keduan orangtuanya.

Bahkan, ayahnya yang seorang petani sayur itu rela mengantarkan Partin ke Solo-Magelang naik sepeda motor. 

Sebagai informasi, jarak Magelang ke Solo ditempuh sekitar 3 jam perjalanan.

"Ke mana-mana saya diantar Bapak naik motor. Pas mau ke Papua juga gitu, diantar sampai hotel di Solo," ungkap Partin.


Cita-cita sampai ke Paralimpiade

Peparnas XVI Papua 2021 adalah event tertinggi yang pernah dijuarai. Di ajang itu dia meraih medali tiga medali emas sekaligus, yaitu untuk cabor lari individu nomor 100 dan 200 meter, lompat jauh, serta medali perak cabor lari estafet. 

"Untuk yang lompat jauh itu malah awalnya hanya mencoba saja karena bukan basic saya. Malah dapat dapat emas pertama kali sebelum nomor lari individu," ucap Partin.

Tidak lama lagi Partin akan kembali menjalani latihan ke Solo untuk kejuaraan nasional berikutnya.

Ia bertekad akan terus berlatih meskipun dengan segala keterbatasannya.

Sebagai atlet, Partin ingin bisa lolos dan bertanding mengharumkan nama Indonesia ke ajang olahraga tertinggi dunia kaum difabel, Paralimpiade.

"Paralimpiade itu kan ajang olahraga tertinggi ya, jadi cita-cita saya itu. Bikin bangga negara, juga keluarga saya," tutur Partin.

Ayah Partin, Muhlisin, mengaku selalu mendukung apapun cita-cita anak-anaknya.

Muhlisin dan istrinya tidak pernah putus berdoa, dan menguatkan sang putra yang memiliki fisik berbeda dengan teman-temannya. 

"Kalau saya cuma bisa berdoa, mendukung sing diremeni Partin (yang disenangi Partin)," ucap Muhlisin.

Kepala Desa Kaliangkrik, Nidaul Khusna mengatakan, sengaja menyambut meriah kedatangan Partin.

Sambutan itu sebagai wujud apresiasi karena Partin telah mengharumkan nama daerah, khususnya desa Kaliangkrik.

"Sejak sebelum berangkat ke Papua kami sudah mendukung dia, meskipun dengan fasilitas seadanya. Kami hanya bisa mendukung secara moril. Jadi kami seperti punya kewajiban untuk berterima kasih, kami juga merasa bangga," tutur Nida.

Penyambutan itu juga untuk menunjukkan kepada masyarakat Desa Kaliangkrik bahwa meskipun tinggal di dusun tapi ada seorang putra yang gigih berjuang menorehkan prestasi.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/18/123626278/cerita-partin-peraih-4-medali-peparnas-papua-disambut-meriah-di-lereng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke