Pria yang berprofesi sebagai petani itu, tewas dianiaya warga, karena mencoba membacok seorang nenek yang merupakan tetangganya.
"Kejadiannya tadi sore sekitar pukul 16.00 Wita," ungkap Pejabat Humas Polres Kupang Aiptu Randy Hidayat, kepada Kompas.com, Rabu (17/11/2021).
Kejar dan hendak bacok seorang nenek
Randy menuturkan, kejadian itu berawal ketika Apner yang memegang sebilah parang dan kayu, mengejar seorang nenek bernama Akolina Sole Paut (60).
Belum diketahui penyebab Apner mengejar Akolina yang juga merupakan tetangganya itu.
Saat dikejar, Akolina pun ketakutan dan berteriak minta tolong kepada keluarga dan warga setempat.
Saat itu, sebanyak enam orang warga sedang berkumpul di rumah Bernadus Tanau.
Bacok dan pukul warga yang berusaha melerai
Warga pun mencoba untuk menegur dan melerai agar Apner berhenti mengejar Akolina.
Namun, Apner yang sedang memegang parang dan batang kayu, secara membabi buta justru membacok dan memukul warga.
Akibatnya, enam orang warga tersebut, ada yang mengalami luka bacokan parang dan luka akibat terkena pukulan batang kayu.
Tidak terima dengan perlakuan Apner, sejumlah warga lainnya yang merupakan keluarga enam orang tersebut melakukan aksi balasan dan mengejar Apner.
Warga pun beramai-ramai mengeroyok korban.
"Ada warga yang menembak tubuh korban dengan menggunakan senapan angin dan ada juga yang melakukan pelemparan batu ke tubuh dan kepala korban," ungkap Randi.
Apner akhirnya meninggal dunia dengan luka-luka di bagian kepala dan sebagian besar tubuhnya.
Kasus itu lalu dilaporkan ke Kepolisian Resor Kupang.
Usai menerima laporan, polisi bergegas mendatangi lokasi kejadian untuk olah tempat kejadian perkara.
Mayat Apner kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum luar dan otopsi
Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dan memeriksa beberapa saksi mata.
"Saat ini, dua orang pelaku telah diamankan yakni Kanisius Fuel (38) dan Simson Tanau (35), untuk proses hukum lebih lanjut," kata Randy.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/17/195751678/hendak-bacok-seorang-nenek-petani-di-kupang-tewas-dikeroyok-warga