Salin Artikel

72 Warga Solo Terdampak Proyek Eleveted Railway Terima Santunan hingga Puluhan Juta Rupiah

SOLO, KOMPAS.com - Sebanyak 72 warga Joglo, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah menerima santunan dampak sosial penyediaan tanah pembangunan single elevated railway jalur ganda Solo-Semarang Fase 1 (Solo Balapan-Kadipiro) di Pendapa Kelurahan Joglo, Selasa (16/11/2021).

Penyerahan santunan dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya dan lain-lain.

"Hari ini ada 72 warga yang kita berikan santunan dampak sosial pembangunan jalur ganda Solo-Semarang Fase 1," kata Gibran.

Pembangunan jalur ganda rencananya akan dimulai pada Desember 2021 dan ditargetkan selesai pada 2023.

Warga yang sudah menerima santunan dampak sosial pembangunan jalur ganda diharapkan bisa segera mencari tempat yang baru.

"Ini sudah dicairkan. Kalau bisa secepatnya (pindah). Karena proyek ini mau berjalan bulan Desember 2021," ungkap dia.

Pembangunan jalur ganda Solo-Semarang Fase 1 (Solo Balapan-Kadipiro) dapat mengurangi kemacetan di kawasan simpang Joglo.

"Sekali lagi sesuai komitmen saya dan Bapak Wakil Wali Kota yang namanya Solo utara ini bisa lebih maju lagi. Kita ingin memajukan Solo bagian utara yang jelas traffic-nya harus kita perbaiki dulu," kata Gibran.

Menurut Gibran, ada empat kelurahan di Kecamatan Banjarsari yang terkena dampak pembangunan jalur ganda.

Keempat kelurahan itu yakni, Joglo, Nusukan, Gilingan, dan Banjarsari.

"Total ada 500-an warga yang terkena dampak dari pembangunan jalur ganda di empat kelurahan," ungkap Gibran.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya menambahkan pembangunan jalur ganda (Solo Balapan-Semarang) dapat mengurangi kemacetan di simpang Joglo hingga 30 persen.

"Mengurangi kemacetan drastis. Kan konfliknya berkurang yang awalnya tujuh kaki menjadi lima kaki. Terus tundaan akibat kereta api juga sudah tidak ada karena kereta api di atas," kata Putu.

Putu menjelaskan ada beberapa komponen yang dihitung dalam menentukan nilai santunan warga terkena dampak pembangunan jalur ganda.

"Mulai dari nilai bangunan, pohon tumbuh yang ada di tanah, kalau tidak salah diberikan biaya untuk bisa sewa dulu dalam kurun waktu kurang lebih enam bulan. Nanti yang hitung itu appraisal tetapi komponen-komponen yang menentukan sesuai dari BPN," kata dia.

Putu mengatakan frekuensi perjalanan kereta api Solo-Semarang sekarang mengalami peningkatan. Sehingga jalur kereta api Solo-Semarang ditingkatkan menjadi double track.

"Harapan kami bisa meningkatkan kinerja perkeretaapian, frekuensi bisa kita tambah. Jadi dengan ada elevated railway tidak mengganggu lalu lintas yang ada di bawah," kata Putu.

Seorang warga Sri Wahyuni mengatakan, menerima santunan dampak sosial pembangunan jalur ganda Solo-Semarang sebesar Rp 23.150.000.

Jumlah santunan yang dia terima tersebut untuk lahan miliknya berukuran tiga meter persegi. Lahan tersebut ia dirikan sebagai warung makan.

"Saya usaha warung makan sudah 10 tahun," kata warga Bayan Krajan, Kadipiro, Banjarsari.

Wahyuni begitu ia disapa mengatakan, uang santunan tersebut rencananya akan digunakan untuk menyewa tempat baru.

Pasalnya, kata Wahyuni, penghasilan utama yang diterima selama ini dari usaha warung makan.

"Penghasilan sehari-hari keluarga dari warung makan. Jadi nanti cari tempat baru untuk jualan lagi. Anak saya tujuh," kata Wahyuni.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/16/150223578/72-warga-solo-terdampak-proyek-eleveted-railway-terima-santunan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke