Salin Artikel

Massa Mengamuk dan Bakar Fasilitas Usai Penghitungan Suara, Diduga Tak Terima Hasil Pilkades

Kericuhan tersebut diduga terjadi lantaran massa tak terima dengan hasil penghitungan suara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Buano Utara.

Tak hanya membakar kotak suara, massa juga membakar meja, kursi, serta fasilitas lainnya di kantor Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat.

Salah satu tokoh masyarakat Buano Utara, Paman Nurlette mengaku, aksi pembakaran kotak suara dan fasilitas desa itu dilakukan massa dari tiga pendukung calon kepala desa.

Mereka mengamuk karena merasa dicurangi.

“Karena hak konstitusional mereka diamputasi, dirampas oleh panitia jadi mereka tidak puas sehingga melakukan hal itu,” ujarnya.

Nurlette membeberkan sejumlah dugaan kecurangan yang dilakukan panitia dan BPD.

Seperti menghilangkan hak suara sekitar 700 warga.

Selain itu ada dugaan penggelembungan suara untuk memenangkan calon kepala desa tertentu, serta keberpihakan panitia dan BPD terhadap calon kepala desa tertentu.

“Hal ini sudah diprotes warga sebelum pemilihan berlangsung. Jadi ada sekitar 700 warga yang tidak bisa menyalurkan haknya karena namanya hilang di DPT Pilkades, selain BPD dan panitia juga tidak independen kami punya bukti itu,” ungkapnya.

Nurlette yang juga kuasa hukum bagi ketiga calon kepala desa yang kalah akan menemui Pemkab Seram Bagian Barat untuk membatalkan hasil Pilkades.

“Kita akan minta tidak ada pelantikan. Kami juga meminta data pemilih diperbaiki dan prosesnya diulang secara demokratis,” ungkapnya.

“Itu kejadian setelah penghitungan suara. Jadi panitia sedang bersiap-siap mendatangani berita acara, tiba-tiba massa menyerang dan melempari kantor desa sehingga panitia semua lari. Saat itu massa kemudian mengeluarkan semua kotak suara lalu membakarnya di depan kantor desa,” kata Bakri kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Senin (15/11/2021).

Dia pun meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut.

Tanggapan polisi

Kepala Satuan Reskrim Polres Seram Bagian Barat Iptu Pieter Fredy Matahelemual yang dikonfirmasi Kompas.com secara terpisah membenarkan adanya insiden tersebut.

“Benar ada itu (pembakaran kotak suara). Aksi itu sementara kita tangani,” kata Pieter.

Pieter mengungkapkan, aksi anarkistis itu dilakukan setelah penghitungan suara Pilkades.

Meski begitu pihaknya belum berani menyimpulkan terkait pelaku aksi pembakaran kotak suara dan fasilitas desa.

“Kejadiannya setelah penghitungan suara. Itu masih kita dalami (para pendukung calon yang kalah), kita belum bisa ambil kesimpulan. Nanti setelah anggota selesai bekerja akan kita sampaikan,” ujarnya.

(KOMPAS.com/Kontributor Ambon Rahmat Rahman Patty)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/16/044015878/massa-mengamuk-dan-bakar-fasilitas-usai-penghitungan-suara-diduga-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke