Kebijakan itu diambil menyusul krisis anggaran yang terjadi di pemerintah kota yang kini dipimpin oleh Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya itu.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Lhokseumawe Marzuki mengatakan, dana alokasi umum yang dikirim oleh pemerintah pusat untuk Kota Lhokseumawe dari hari ke hari terus mengecil.
Sehingga terpaksa dilakukan efisiensi anggaran. Salah satunya memberhentikan ribuan honorer yang digaji Rp 350.000 per bulan.
“Untuk mereka saja itu per tahun habis dana Rp 9,9 miliar buat gaji. Kita tak mampu lagi,” kata Marzuki, saat dihubungi, Senin (15/11/2021).
Dia menjelaskan, meski 2.753 honorer diberhentikan, saat ini Pemkot Lhokseumawe masih memiliki 1.506 honorer kategori B dengan gaji Rp 500.000 per bulan dan kategori A berjumlah 227 honorer dengan gaji Rp 800.000 per bulan.
Marzuki memastikan pemberhentian itu tak akan mengganggu fungsi pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi kami harap kebijakan ini dimaklumi. Tahun ini saja 2021, kita hanya mampu membayar honorer itu selama sembilan bulan. Maka, dari sekarang kita sampaikan agar mereka bisa bekerja di tempat lain,” ucap Marzuki.
Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya, sambung Marzuki, sudah meminta semua kepala dinas, badan, dan kantor untuk tidak lagi memperpanjang kontrak para pegawai honorer.
“Sekarang semua kepala dinas, kantor, dan badan sudah memberitahu mereka yang tidak diperpanjang lagi kontraknya. Kita pun sudah mengizinkan mereka meninggalkan kantor. Toh, sudah tidak ada lagi gaji bulan ini,” ucap dia.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/15/152736778/krisis-anggaran-pemkot-lhokseumawe-berhentikan-2753-pegawai-honorer