Salin Artikel

Siswa Bergelantungan di Jembatan Rusak untuk Pergi Sekolah, Pemkab Merangin: Perbaikan Diprioritaskan 2022

Tindakan itu dilakukan anak-anak Desa Aur Duri sejak enam bulan terakhir. Mereka terpaksa melewati jembatan itu karena jarak yang ditempuh lebih dekat.

Jembatan gantung di Desa Aur Duri itu rusak sejak enam bulan lalu. Salah satu sling atau tali jembatan gantung itu putus pada Jumat (14/5/2021).

Pemerintah desa telah melaporkan perihal kerusakan itu kepada Pemerintah Kabupaten Merangin untuk segera diperbaiki.

"Anggaran sudah tidak ada..."

Pemerintah Kabupaten Merangin belum bisa memperbaiki jembatan yang rusak itu tahun ini.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Merangin Yadi Novianto mengatakan, perbaikan tak bisa dilakukan tahun ini karena tidak ada anggaran.

"Tahun 2021 tidak bisa. Karena anggaran sudah tidak ada. Tapi perbaikan akan menjadi prioritas tahun 2022," kata Kabid Bina Marga PUPR Merangin, Yadi Novianto kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).

Menurut Yadi, Pemkab Merangin akan memprioritaskan perbaikan jembatan itu tahun depan. Apalagi, jembatan itu dilalui anak-anak desa menuju sekolah.

Pemkab Merangin pun akan membahas secara intensif perbaikan jembatan tahun depan, sehingga mendapat kejelasan diperbaiki dengan APBD atau APBN.

Yadi menambahkan, dinas telah meninjau jembatan yang rusak itu. Untuk sementara, dinas akan memasang papan pengumuman agar warga tak melewati jembatan itu.

Sebagai perwakilan Pemkab Merangin, Yadi pun meminta maaf kepada masyarakat belum bisa memperbaiki jembatan itu.

Ia juga prihatin melihat para pelajar berjuang menantang bahaya melewati jembatan itu untuk pergi ke sekolah.


Anak-anak sudah dinasehati, tapi tetap nekat

Kepala Desa Aur Duri M Riskiawan menyadari, aksi yang dilakukan anak-anak tersebut sangat berbahaya.

"Bahaya sekali. Karena mereka hanya bergantungan di sisi jembatan. Kita sudah nasehati, tapi namanya anak-anak, tetap saja mereka nekat," kata Riskiawan melalui sambungan telepon, Sabtu (13/11/2021).

Riski menjelaskan, jembatan itu tak cuma jadi akses bagi anak-anak untuk berangkat sekolah. Namun, juga akses bagi masyarakat desa mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.

Pemerintah desa juga tidak bisa berbuat banyak. Biaya perbaikan jembatan gantung cukup besar. Sehingga, dana desa tak bisa digunakan memperbaiki jembatan itu.

Masih ada akses lain, tetapi jauh

Sebenarnya, masih ada akses lain yang bisa dilewati masyarakat untuk menyeberangi sungai. Terdapat jembatan di sisi sungai lain yang kondisinya masih bagus.

Namun, butuh waktu 30 menit dari Desa Aur Duri menuju jembatan tersebut.

"Ada jembatan lain. Tapi untuk ke sana, itu bisa lebih dari 30 menit. Jadi anak sekolah memilih jembatan rusak, karena lebih cepat, sampai ke sekolah," jelas Riskiawan.

Untuk mencegah korban jiwa, Riskiawan telah menutup jembatan dengan bambu agar warga tidak melintas.

"Kalau masyarakat tidak mau melewati jembatan yang satunya karena jauh, mereka bisa menyeberang menggunakan rakit," kata dia.

(KOMPAS.com/Kontributor Jambi, Suwandi)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/13/142736378/siswa-bergelantungan-di-jembatan-rusak-untuk-pergi-sekolah-pemkab-merangin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke