Salin Artikel

Menyoal Hoaks BBM Langka di Sorong, Picu Antrean Panjang di BBM hingga Harga Eceran Tembus Rp 50.000 Per Liter

Tak hanya itu, puluhan pedagang eceran juga menjual premium dan pertalite dengan harga yang cukup tinggi.

Kabar tersebut beredar setelah tanker yang membawa BBM untuk wilayah Sorong terlambat karena cuaca buruk.

Sebagai daerah berjuluk Kota Minyak di Timur Indonesia, harga Pertalite di tingkat pedagang eceran bahkan sudah menembus Rp 50.000 per liter, melonjak dari harga saat normal yakni Rp 15.000 per liter.

Para pedagang bensin eceran menaikan harga Pertalite karena kesulitan mendapatkan stok dari SPBU terdekat.

Mereka mengaku sulit mendapatkan BBM di SPBU terutama sejak Jumat, 5 November 2021.

Hoaks menyebut kelanggakan BBM terjadi hingga Rabu (10/11/2020). Sementara antrean terlihat mengular di SPBU sejak Jumat (5/11/2021) malam.

Untuk mengatasi informasi hoaks yang beredar, aparat kepolisian diturunkan di sejumlah SPBU.

Selain itu pembelian BBM juga dibatasai. Khusus mobil dibatasi maksimal Rp 200.000 sementara untuk motor dibatasi maksinal Rp 50.000.

"Pihak Pertamina sudah menyampaikan (permasalahannya) kepada kami pihak kepolisian, sehingga kami minta kepada warga kota Sorong untuk tidak panik dan jangan dengar hoaks, yang terjadi tidak benar," kata Bhabin Kamtibmas Polsek Sorong Timur Aipda Sutrin di lokasi SPBU kepada Kompas.com, Sabtu (6/11/2021).

Melalui pengeras suara, Sutrin mengimbau kepada warga di SPBU.

Ia menjelaskan soal keterlambatan pasokan BBM selama 24 jam karena ada masalah di depo pemasaran dan pengisian BBM regional Papua Barat.

Mereka menjual BBM dengan harga mulai Rp 20.000 hingga Rp 50.000 per liter.

"Mereka jual dengan harga melampaui standar seperti harga Pertalite Rp 7.850 per liter, Premium Rp 6.440 per liter di SPBU. Sementara di luar cukup tinggi harga eceran Rp 20.000 sampai Rp 50.000,"ujar Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan saat rilis di Polres Sorong Kota, Senin (8/11/2021).

Ia mengatakan operasi tersebut digelar setelah ada kabar hoaks yang menyebabkan antrian di beberapa SPBU.

Menurutnya, sebelum menggelar operasi, polisi telah berkoordinasi dengan Pertamina. Dari keterangan Pertamina, tak ada kelanggan BBM.

Menurut Ary, sesuai aturan, BBM subsidi tidak boleh diperjualbelikan dengan harga tinggi.

"Selain 21 pelaku yang kita amankan ada empat unit barang bukti berupa mobil angkutan umum sebagai modus operandi untuk menyedot BBM kemudian dikumpulkan ke jeriken untuk dibagi ke enceran," katanya.

Dalam operasi itu, polisi menyita 54 botol Pertalite ukuran 1,5 liter dan empat jeriken lima liter.

Lalu, BBM jenis Premium berukuran 1,5 liter sebanyak 61 botol dan 10 jeriken berukuran lima liter.

Selain itu, sesuai jadwal, Kapal pengangkut BBM akan bongkar muatan pada tanggal 8 November 2021.

Selain itu, pada 9 November 2021, kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame akan melakukan bongkar muatan di Sorong, sehingga pasokan BBM dinyatakan aman.

"Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong dan masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga berbondong-bondong mengantre BBM," kata dia.

"Jadi perlu kami tegaskan bahwa stok BBM di fuel Terminal Pertamina Sorong itu masih aman bahkan hingga 4 atau 5 hari ke depan," katanya.

Ia juga meminta agar masyarakat tidak mudah tertipu oleh para penyebar hoaks yang terus menyebarkan berita BBM langka di Kota Sorong.

“Kalau BBM benar-benar langka, kok semua SPBU tetap buka dan jualan BBM tidak ada satu pun yang tutup?" kata Edi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Maichel | Editor : Dheri Agriesta, Muhammad Idris)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/10/060000378/menyoal-hoaks-bbm-langka-di-sorong-picu-antrean-panjang-di-bbm-hingga-harga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke