YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penularan Covid-19 karena klaster takziah meluas ke sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) Sedayu hingga ke Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Terkait kasus penularan ini, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan dirinya pagi tadi telah mengundang Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja untuk menyisir sekolah yang kemungkinan dapat memunculkan klaster baru.
"Pagi tadi saya panggil kadis kesehatan untuk menyisir kembali sekolah-sekolah, kemungkinan muncul klaster sekolah," kata Hamil saat ditemui di Kantor Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (8/11/2021).
Setelah melakukan pemanggilan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul akan mengevaluasi pembelajaran tatap muka (ptm) terbatas di seluruh jenjang sekolah di Kabupaten Bantul.
Menurut Halim, jika ada sekolah yang belum siap menggelar ptm dan rentan terjadi paparan Covid-19 di sekolah maka ptm akan dihentikan sementara.
"Kita nanti evaluasi sekolah-sekolah yang belum siap atau rentan paparan Covid, maka akan kita hentikan dulu sementara waktu," kata dia.
Untuk mencegah penularan semakin meluas Pemerintah Kabupaten Bantul menggencarkan screening serta melakukan isolasi atau karantina bagi pasien Covid-19 di shelter yang sudah tersedia.
"Yang penting penyebarannya kita batasi dengan cara karantina, isolasi siswa yang terpapar. Yang nyata terpapar ya ga boleh masuk, kemudian dia kontak erat sama siapa saja kita tracing," ujar Halim.
Menurut Halim, sampai sekarang belum dibutuhkan shelter khusus bagi pasien Covid-19 yang terpapar dari PTM, karena shelter yang dimiliki saat ini masih memenuhi kapasitasnya.
"Kita kan masih punya shelter yang hari ini rata-rata kosong jika nanti ada klaster baru paparan baru ya kita bawa ke shelter. Memang protapnya seperti itu," kata dia.
Ia menegaskan, kepada guru yang sudah terpapar Covid-19 wajib menjalani isolasi di shelter-shelter yang sudah disediakan.
"Enggak boleh ketentuan nekat ngajar ya pelanggaran akan kita beri peringatan teguran," katanya.
Namun, jika teguran masih tidak diikuti dan guru nekat mengajar, maka Pemkab Bantul siap memberikan sanksi kepada guru yang ngeyel.
"Kalau itu tidak diindahkan terus menerus ya kita berikan sanksi, karena ini menyangkut kesehatan orang banyak," pungkasnya.
Sebelumnya, rentetan kasus Covid-19 klaster takziah di Bantul, DI Yogyakarta, terus terjadi.
Salah satunya yang meningkat di Kapanewon Sanden yang menyebabkan beberapa santri TPA terkonfirmasi positif Covid-19, karena guru yang positif virus corona nekat mengajar.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kabupaten Bantul yang juga Wakil Ketua Bupati Bantul, Joko B Purnomo mengatakan penambahan kasus di Bantul rentetan dari klaster takziah di Kapanewon Sedayu.
"Jadi di Kapanewon Sedayu ada 47 kasus, Kasihan 31 kasus, Pajangan 18 kasus, Srandakan empat kasus dan Kapanewon Sanden 16 kasus, semuanya berawal dari kasus klaster takziah," kata Joko saat dihubungi wartawan, Senin (8/11/2021).
Dijelaskan Joko, angka kasus aktif Covid-19 mencapai 149 kasus, sebagian besar merupakan kasus dari rentetan klaster takziah.
Panewu Sanden Deni Ngajis Hartono membenarkan adanya 15 warga kalurahan Srigading yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Nuwun sewu (mohon maaf). Salah satu guru itu rodo ngeyel (agak bandel) sebelum diisolasi mandiri itu sempat mengajar di rumahnya," kata Deni.
Dikatakannya, saat mengajar TPA sudah diberitahu oleh puskesmas jika guru yang bersangkutan positif Covid-19 pada pagi hari akhir Oktober lalu.
"Sorenya mengajar TPA," kata Deni.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/08/125816078/guru-positif-covid-19-nekat-mengajar-di-bantul-terancam-disanksi-tegas