Salin Artikel

Ketika Anak Yatim Korban Covid-19 di Blitar Bercerita tentang Indonesia di Hadapan Risma

BLITAR, KOMPAS.com - Ada yang lucu ketika Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui puluhan anak-anak yatim yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 di satu ruangan di kompleks Makam Presiden Soekarno, Sabtu (6/11/2021) sore.

Risma, panggilan mantan Wali Kota Surabaya itu, mempersilakan anak-anak untuk menyampaikan sesuatu setelah sebelumnya Risma yang banyak berbicara.

Pada sesi kedua tanya jawab, seorang anak perempuan yang duduk di bangku paling belakang mengangkat tangan.

Risma kemudian meminta anak yang kemudian diketahui bernama Aulia Assakina itu untuk maju mendekat di hadapan Risma yang didampingi oleh Wali Kota Blitar Santoso.

"Aku mau cerita tentang Indonesia," kata Aulia yang baru berusia 4 tahun itu.

Risma mempersilakan Aulia untuk memulai. Melalui pengeras suara, Aulia lantas memulai apa yang dia sebut dengan cerita tentang Indonesia itu.

"Satu, ketuhanan yang maha esa. Dua, kemanusiaan yang adil dan beradab," ucap Aulia yang segera disambut gelak tawa Risma dan orang yang hadir di ruangan itu.

Gelak tawa mereka yang ada di ruangan semakin menjadi ketika Aulia melanjutkan pengucapan Pancasila langsung menyebutkan sila ke-5, padahal seharusnya dia sebutkan sila ke-2.

"Lima, ketuhanan yang maha esa," ucap Aulia dengan suara yang berubah menjadi lirih lantaran menyadari banyak orang yang menertawai dirinya.

Aulia masih terus melanjutkan hafalannya dalam mengucapkan Pancasila dengan mengulang-ulang sila pertama dan kedua.

Bocah itu baru berhenti ketika Risma mengatakan "Iya enggak apa-apa, sudah".

Aulia adalah salah satu dari 111 anak yatim di Kota Blitar yang orangtuanya meninggal akibat terpapar Covid-19.

Ratna, ibu dari Aulia yang hadir di ruangan itu mengatakan, suaminya meninggal pada 19 Juli di RSUD Mardhi Waluyo, Kota Blitar.

Ayah Aulia meninggal dunia di usia 29 tahun setelah dirawat selama lima hari karena Covid-19.

Risma mengumpulkan, sebagian dari anak yatim korban Covid-19 itu untuk sebuah seremoni penyerahan secara simbolis bantuan dari Kementerian Sosial bagi anak yatim korban Covid-19 dan sejumlah anak difabel.

Setiap anak yatim menerima bantuan uang sebesar Rp 200.000 per bulan selama tiga bulan hingga Desember.

Risma berpesan agar tidak menjadikan kehilangan orangtua sebagai alasan untuk tidak berhasil.

"Keberhasilan ada di tanganmu, bukan di tangan orang lain. Mulai sekarang, harus punya ketetapan, 'saya harus bisa!'," kata Risma.

Risma lantas mengajak puluhan anak-anak yatim korban Covid-19 untuk berdoa di pusara Makam Bung Karno.

"Untuk kemerdekaan bangsa Indonesia, Bung Karno rela dipenjara. Tapi dengan keyakinan 'pasti bisa', maka Tuhan, Allah mengabulkan," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/07/081606378/ketika-anak-yatim-korban-covid-19-di-blitar-bercerita-tentang-indonesia-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke