Salin Artikel

Kisah Mahendra dan Anaknya Tewas Terseret Arus Banjir Bandang di Kota Batu yang Hancurkan Rumahnya

Mereka hanyut terbawa arus saat rumah mereka diterjang banjir bandang pada Kamis (4/11/2021) sore.

Bapak dan anak tersebut ditemukan di lokasi yang berdekatan sekitar 200 meter di Dusun Beru, Desa Sidomulyo.

Berada di dalam rumah

Suliamat (53), ayah Mahendra Feri mengatakan saat banjir banjir bandang, anak dan cucunya itu sedang berada di dalam rumah.

Sebelumnya pada Kamis siang, Feri membawa anaknya ke ladang dan mereka pulang untuk istirahat.

Rencannaya, Feri dan anaknya akan kembali ke ladang sore hari. Namun tak sangka, sekitar pukul 15.00 WIB, banjir bandang menerjang rumah mereka.

"Siang sebelum banjir Feri membawa anaknya ke ladang. Terus pulang untuk istirahat. Sorenya rencananya mau dibawa ke ladang lagi, tapi ada kejadian banjir ini," kata Suliamat di lokasi.

Teras rumah runtuh

Suliamat yang bekerja sebagai buruh tani itu bercerita pada hari kejadian, hujan turun dan listrik padam. Ia pun keluar rumah.

Sampai di teras, tiba-tiba teras rumahnya ambruk dan ia menyadari rumahnya diterjang banjir bandang.

"Saya di teras, terasnya runtuh dan ngeblak ke saya. Wajah saya terkena lumpur," kata dia saat ditemui di rumah kerabatnya, Jumat (5/11/2021).

Setelah tiga menit, air mulai surut dan berusaha ia menjangkau anggota keluarga lain yang saat itu berada di dalam rumah.

Ternyata Suliamat hanya menemukan sang menantu, Devisatul Istiqmaha. Ia pun berusaha menyelamatkan menantunya untuk keluar dari reruntuhan rumah.

Suliamat mengaku saat itu ia melihat cahaya yang ia sebut menuntun penglihatannya agar bisa keluar dari reruntuhan rumah.

"Saya lihat cahaya, saya selamat," katanya.

Suliamat merasa bersedih ketika mengetahui kenyataan dirinya tidak bisa menyelamatkan anak dan cucunya karena derasnya arus.

Apalagi rumahnya yang dekat dengan aliran Sungai Sambong ludes terbawa arus.

Anak dan cucunya akhirnya ditemukan di antara material banjir dalam kondisi meninggal dunia.

"Saya sudah tidak bisa menyelamatkan," katanya.

Suliamat bercerita ia tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1994. Selama 27 tahun tinggal, ia tak pernah kebanjiran.

"Sejak 1994 saya tinggal di rumah itu. Baru kali ini ada banjir. Sebab kesehariannya sungai itu kering," kata dia.

Banjir bandang menerjang Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

Banjir akibat luapan anak Sungai Brantas itu membawa material lumpur dan kayu. Dari data, ada 6 warga yang meninggal dalam bencana alam tersebut.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor : Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/05/173700178/kisah-mahendra-dan-anaknya-tewas-terseret-arus-banjir-bandang-di-kota-batu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke