Salin Artikel

Siapa yang Suruh "Banpol" ke TKP Pembunuhan Subang dan Minta Danu Kuras Bak Mandi?

Dia mengaku, ada seseorang yang datang yang dikiranya polisi, yang kemudian diketahuinya hanyalah Bantuan Polisi (Banpol) yang minta didampingi masuk rumah hingga kuras bak mandi. 

Danu yang juga keponakan korban Tuti (55) kini jadi saksi kunci pembunuhan ibu dan anak yang mayatnya ditemukan bertumpuk di bagasi Alphard pada 18 Agustus 2021 pagi. 

Siapa sebenarnya si Banpol? siapa yang suruh datang ke TKP?

Kuasa Hukum Danu, Achmad Taufan, justru mempertanyakan siapa sebenarnya yang menyuruh Banpol itu masuk ke TKP korban dan meminta Danu untuk membersihkan bak mandi pascakejadian itu.

"Sebenarnya begini, kita malah mempertanyakan pada polisi yang menyuruh masuk ini siapa? karena kapasitas Banpol masuk ke TKP ini apa, tujuannya apa?" ucap Taufan saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/11/2021).

"Karena kalau yang masuknya polisi kita enggak masalah, karena memang kewenangan polisi untuk menyidik perkara ini, tapi ternyata yang datang malah Banpol, nah ini jadi pertanyaan kita," ujarnya. 

"Artinya Banpol ini kapasitasnya apa, artinya kalaupun dia tak menemui Danu, kemungkinan besar dia sendiri yang membersihkan bak itu kan gitu? Itu kan analisa kita ya," katanya.

"Tapi ya kita serahkan kepada penyidik yang lebih berwenang kita hanya menganalisa dan terkait kronologis dan posisi Danu dan lain-lain itu memang sudah kita analisa semua," tambah Taufan.


Diminta Yoris "standby" dekat TKP, untuk jagai rumah

Taufan menceritakan, awalnya Danu diminta Yoris (anak korban Tuti, kakak korban Amalia) untuk bersiap di dekat sekitar rumah tempat kejadian perkara pembunuhan Tuti dan anaknya, Amalia Mustika Ratu, untuk menjaga rumah tersebut, pada 19 Agustus 2021.

"Danu pagi diminta sama keluarganya dalam hal ini Yoris dan itu diakui semua keluarga, bahwa Danu diminta untuk standby di dekat TKP, tujuannya untuk menjaga rumah, jangan ada yang masuk dan lain-lain," kata Taufan.

Danu kemudian menunggu di salah satu sekolah SMA di dekat rumah korban, dan memantau kondisi rumah tersebut seperti yang diperintahkan Yoris.

Namun tak lama, Danu melihat ada orang yang terlihat masuk ke rumah korban. Hal itu dilaporkan Danu ke Yoris, bahkan difoto. 

Diminta buka pintu TKP

Saat itu, kata Taufan, kliennya itu mengira bahwa orang tersebut adalah polisi, ia bahkan menuruti permintaan orang tersebut untuk mendampinginya membukakan pintu hingga menguras bak mandi.

"Danu tanya, setelah itu malah dia (oknum) malah minta didampingi Danu buka pintu setelah itu pas di dalam Danu diminta nguras bak kamar mandi," kata Taufan.

Menurut Taufan, Danu merupakan anak muda yang lugu, bahkan awalnya ia mengira orang yang meminta dia masuk ke dalam rumah korban setelah kejadian itu adalah anggota polisi, alasan itu lah yang membuat Danu mengikuti perintah orang tersebut.

"Kalau keterangan dari Danu, awalnya Danu mengira itu pasti polisi karena yang berhak masuk ke TKP kan polisi, penyidik, nah ke sininya kan Danu baru tahu kalau itu Banpol, bantuan polisi. Danu ini kan kalau lihat ini orangnya itu lugu, jadi kalau ada dikira oknum polisi yang nyuruh ya pasti di jalankan," lanjut Taufan.

Bau anyir bak mandi yang dikuras Danu

Menurut Kliennya itu, kondisi bak mandi di rumah korban berbau anyir, dan dipenuhi dengan air bercampur darah.

"Ya menurut cerita Danu kondisi bak itu butek kaya air campur darah, butek ya, bau anyir, lalu dikuras sama dia gitu," ucapnya.

Usai membersihkan bak tersebut, Danu keluar dari kamar mandi di rumah korban dan diajak orang yang diduga Banpol itu untuk keluar.

"Keluar sudah, jadi pada saat dia membersihkan itu ada sesuatu yang ditemukan Danu karena dia nyebur ke dalam bak, abis itu gak lama setelah kuras dia diajak keluar sama oknumnya itu, yang Banpolnya ini," ucapnya.

Disinggung, apakah kliennya ini berbicara banyak dengan orang tersebut, Taufan mengatakan bahwa Danu tak banyak bertanya lantaran saat itu ia mengira orang yang masuk korban setelah kejadian itu adalah polisi.

"Gak banyak kata dia, yang jelas 'sini Danu tolong kuras baknya' itu aja, karena Danu awalnya mengira itu polisi, ya gak mungkin banyak tanya," ujarnya.


Kasus belum terpecahkan

Diberitakan sebelumnya, dugaan pembunuhan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23) di Subang terungkap dari laporan suami korban (Yosef) yang melihat kondisi tak wajar di kediamannya.

Yosef melihat ceceran darah lantai rumahnya sampai ke arah mobil itu.

Ia kemudian menelusuri ceceran tersebut hingga ke mobil dan menemukan anak dan istrinya yang sudah tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard.

Kaget dengan kondisi tersebut, ia kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat.

Polisi kemudian ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP, menyelidiki dugaan pembunuhan tersebut.

Seiring waktu, penyelidikan kasus ini tak hanya dilakukan oleh Polres Subang, namun juga melibatkan Polda Jabar dan Mabes Polri.

Namun hingga dua bulan lebih ini, polisi belum berhasil mengungkap misteri pembunuhan ibu dan anak tersebut.

(Penulis : Kontributor Bandung, Agie Permadi)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/01/203036178/siapa-yang-suruh-banpol-ke-tkp-pembunuhan-subang-dan-minta-danu-kuras-bak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke