Salin Artikel

Selebaran Berisi Kecaman Tertempel di Markas Menwa UNS, Rektorat: Mungkin Semua Emosi, Marah

SOLO, KOMPAS.com - Markas Menwa UNS Solo dipenuhi dengan selebaran berisi tentang pembubaran Ormawa tersebut pasca meninggalnya salah satu peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Pra Gladi Patri XXXVI.

Salah satu peserta Diklatsar Menwa yang meninggal itu adalah Gilang Endi (21), mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi UNS.

Berdasarkan pantauan, selebaran tersebut ada yang ditempel di pintu masuk, di tembok, papan nama Menwa, dan lain-lain.

Selebaran itu bertuliskan "Bubarkan", "Hancurkan", "Kapan Keluar Goa", "Justice for Gilang", "Kalian Gagal untuk Gagah, Bubarkan UMK Pembunuh", dan lain-lain.

Penempelan selebaran di Markas Menwa tersebut diduga dilakukan mahasiswa setelah menggelar aksi solidaritas untuk Gilang pada Senin (25/10/2021) malam.

"Kita lihat dulu suasananya siapa yang menempeli dan seterusnya. Kita coba berdamai dulu dengan keadaan," kata Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo Sutanto dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (28/10/2021).

Sutanto menilai, penempelan selebaran tersebut merupakan salah satu bentuk emosi mahasiswa pasca-meninggalnya Gilang.

Pihaknya, kata dia, sedang melakukan pertemuan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS untuk membahas terkait perkembangan insiden meninggalnya mahasiswa peserta Diklatsar Menwa.

"Mungkin semua emosi, marah. Itu kelanjutan aksi kemarin Senin malam," tandas dia.

Mengenai status Menwa, lanjut dia, UNS telah membekukan sementara. Pembekuan ini dilakukan untuk mendukung proses penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian dalam upaya mengamankan barang bukti.

"Jadi sudah ditutup semua kantor (Menwa) sekalian untuk mengamankan barang bukti yang ada di sana," terang dia.

Dari internal kampus, kata dia, UNS membentuk tim evaluasi yang terdiri dari unsur kedokteran, hukum, administrasi dan pembina ormawa aktif untuk mengumpulkan data-data dan kronologi terkait pelaksanaan Diklatsar Menwa.

Menurut dia, ada tiga sanksi yang dijatuhkan kepada ormawa apabila kegiatan yang dilaksanakannya tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Raktor UNS Nomor 26 Tahun 2020 tentang Organisasi Kemahasiswaan.

"Pasal 15 sudah jelas, dituliskan, terkait tentang sanksi tatkala ormawa berkegiatan dan tidak sesuai dengan apa yang diatur. Sanksi dapat dikenakan berdasarkan hasil evaluasi. Ini nanti mekanisme evaluasi dilakukan bidang kemahsiswaan dan alumni. Jenis sanksi yang diberikan berupa peringatan, pembekuan, atau pembubaran organisasi kemahasiswaan," tegas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/28/143022578/selebaran-berisi-kecaman-tertempel-di-markas-menwa-uns-rektorat-mungkin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke