Salin Artikel

Saat Toko Online Jadi Pendongkrak "Cuan" Pengusaha Tanaman Hias

Dengan teliti, ia merawat beragam tanaman berdasarkan jenisnya.

Warga Perumahan Grand Permata, Desa Belendung, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu memang sudah menyukai tanaman hias sejak umur belasan tahun, saat duduk di sekolah teknik menengah (STM).

Ia bercerita, pada 2007, dia membeli tanaman hias adenium atau kamboja jepang seharga Rp 150.000.

"Senang saja, karena orangtua suka tanaman, jadi ikutan. Karena tidak punya lahan luas, jadi memanfaatkan lahan samping rumah," kata Fauzi saat ditemui di rumahnya, Sabtu (23/10/2021).

Semakin lama, Fauzi bukan saja hobi tanaman hias.

Ia mulai melirik peluang dan mempelajari pasar.

Dari situ, ia mendapat tambahan cuan alias keuntungan finansial.

Dalam sebulan, Fauzi bisa mendapat keuntungan sampai Rp 5 juta dari tanaman hias.

Fauzi pun mengikuti berbagai grup tentang tanaman hias di platform digital.

Salah satunya Facebook. Dari situ, ia berkenalan dengan sesama pegiat tanaman hias.

Kini, koleksi Fauzi ada sekitar 300 jenis tanaman hias.

Beberapa di antaranya, philodendron paraiso verde, philodendron florida beauty variegata, philodendron billitiae, sanseviera, dan alocasia macrorrizha variegata, hingga agavae.

Kemudian, tanaman hias lokalnya seperti alocasia dragon scale, labisia kura-kura, dan alocasia zebrina.


Untung besar saat pandemi

Selama pandemi, menurut Fauzi, tanaman hias semakin menggeliat.

Misalnya, monstera yang moncer di akhir 2020 hingga awal 2021.

Pemasarannya tentu saja melalui platform digital.

Tanaman diantar menggunakan jasa pengiriman yang biayanya ditanggung pembeli.

"Saat pandemi justru saya bisa mendapat sekitar Rp 15-20 juta. Barang-barang (tanaman) mahal justru laku saat pandemi," kata dia.

Melalui media sosial dan toko online, Fauzi menjual koleksi tanaman hiasnya ke sejumlah daerah. Salah satunya Aceh.

Meski begitu, ia mengakui ada saja yang datang ke rumahnya untuk melihat langsung tanaman yang diinginkan.

Hanya saja, kebanyakan yang laku justru dari media sosial dan toko online.

"Platform digital baik media sosial maupun marketplace sangat membantu. Apalagi saat pandemi Covid-19. Kita tetap berdaya meski aktivitas dibatasi," ujar Fauzi.

Memilih toko online

Fauzi mengaku memilih menggunakan toko online yang sudah tepercaya seperti Tokopedia, lantaran membantu menumbuhkan kepercayaan dari pembeli.

Sebab, di Tokopedia, uang tak langsung dikirim ke nomor rekening penjual, melainkan ke Tokopedia terlebih dulu.

Setelah barang diterima pembeli dan sesuai dengan pesanan, baru uang ditransfer ke nomor rekening penjual.

Sekalipun ada pengembalian barang, maka akan dibantu oleh Tokopedia.

"Dan ada kemudahan lain. Sangat membantulah bagi pelaku UMKM seperti saya," kata dia.

Sebab, untuk membentuk tanaman hias yang indah membutuhkan waktu.

Apalagi, setiap tanaman butuh perlakuan yang berbeda, baik dalam perawatan dan saat menjual.

"Bagi saya, tanaman hias bukan hanya menghasilkan uang, melainkan juga memberikan kita oksigen, juga keindahan. Karena itu, perlu dirawat sepenuh hati," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/25/121600478/saat-toko-online-jadi-pendongkrak-cuan-pengusaha-tanaman-hias

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke