Salin Artikel

Cerita YouTuber Jennie Linando, dari Konten Rujak Viral hingga Mukbang Bareng Ojol, Tembus 595.000 Subscriber

Nama food vlogger asal Surabaya ini mulai tenar, salah satunya ketika membuat konten rujak cingur Ibu Mella di Rungkut, Surabaya, yang sempat viral karena harga cukup mahal saat itu, yakni Rp 60.000 satu porsi.

Konten video rujak cingur yang diupload di channel YouTube Jennie Linando itu memiliki jumlah viewers atau penonton sebanyak 3,2 juta orang.

Bekerja di perusahaan swasta

Jauh sebelum membuat channel YouTube, Jennie Linando pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Surabaya.

Alumnus Universitas Kristen Petra, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Corporate Public Relations ini awalnya bekerja sebagai marketing communication (marcom).

Setelah beberapa tahun bekerja, ia mengalami titik jenuh hingga akhirnya memilih untuk resign.

"Ya, namanya kerja, kalau bertahun-tahun gitu kan ada titik jenuh ya. Akhirnya saya memilih memberanikan diri untuk resign dan pengen usaha sendiri," kata Jennie kepada Kompas.com, belum lama ini.

Setelah resign, ia mencoba peruntungan untuk bikin konten video dan membuat channel YouTube, tepatnya pada Februari 2018 lalu.

Motivasi awal membuat channel YouTube adalah untuk memberi pengaruh kepada orang lain tentang gaya hidup sehat.

Saat itu, Jennie memang sedang rajin-rajinnya menerapkan pola hidup sehat serta rutin berolahraga dalam kesehariannya.

"Justru awalnya (bikin konten), saya itu fitness vlog. karena waktu itu, lagi gila-gila nya nge gym. lagi gila-gilanya olahraga lah. Terus kayak body nya kan lebih bagus, kayak lebih langsing gitu," ujar Jennie.


Namun, setelah beberapa video sudah diupload, jumlah penontonnya masih kecil.

Dari hasil riset yang dilakukannya, Jennie mengakui bahwa market fitness vlog di Indonesia kurang banyak diminati.

"Jadi dari beberapa video yang tayang, aku riset lagi ternyata memang marketnya untuk fitness vlog di indonesia ini kurang banyak, kurang besar. Orang di Indonesia kayak kurang antusias akan fitness, beda sama orang luar negeri," tutur Jennie.

Jennie kemudian melakukan riset lagi dan memiliki ketertarikan untuk membuat konten kuliner.

Namun, konten yang ingin dia buat tetap tidak ingin menghilangkan unsur kesehatan di dalamnya.

"Aku juga ada kayak interest ke food. Awalnya maunya meliput makanan sehat, healthy food, atau mungkin cara diet yang santai yang nggak menyiksa. Tetap makan enak, tapi bodynya tetap bagus," kata Jennie.

Namun, ia ragu untuk mengangkat konten-konten semacam itu.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Nex Carlos, salah satu YouTuber terkenal di Indonesia dengan taglinenya, yakni "Makan Cuy".

Jennie bersama Nex Carlos akhirnya berkolaborasi membuat konten kuliner.

"Di awal-awal itu, aku sempat collab sama Nex Carlos. Waktu itu Nex Carlos masih 68.000 subscribers. Cuma dia sudah viral karena vlog nasi telor itu kan," kata Jennie.

Saat bikin konten bareng Nex Carlos, Jennie Linando baru punya 100 sbscribers di channel YouTube-nya.

"Jadi benar-benar awal banget, itu tahun 2018," cerita Jennie.

Dari pertemuannya dengan Nex Carlos, Jennie akhirnya banyak mendapat masukan bahwa seorang konten kreator itu harus konsisten dengan konten yang ingin dibuat.

Misalnya, jika ingin mengangkat konten tentang kuliner, selanjutnya mesti bahas tentang kuliner di setiap kontennya.

Dari obrolan-obrolan itu, Jennie akhirnya memutuskan untuk beralih dari fitness vloggger menjadi food vlogger.

"Aku riset-riset juga, kalau YouTube itu bagusnya main satu nice, komunitas yang dijaga di channel kita.  Satu aliran atau satu tema. Jangan campur-campur," kata Jennie.

"Dari ngobrol-ngobrol itu, akhirnya aku mutusin beralih ke kuliner. Akhirnya ya kuliner biasa yang bebas gitu. Beralih ke food vlog. Saya beralih dari fitnes vlog ke kuliner itu mungkin sekitar tiga bulan saja," imbuh Jennie.

Beberapa konten membuat subscribersnya naik signifikan

Suatu waktu, Jennie sempat ngevlog kuliner Seblak di Surabaya. Ternyata jumlah viewers-nya terus bertumbuh.

Namun, jumlah subcriber channel YouTube Jennie Linando naik signifikan setelah dia upload video rujak cingur Ibu Mella yang sempat viral pada Juni 2019 lalu.

Jennie mengaku, sebelum membuat vlog rujak cingur Ibu Mella, jumlah subcriber channel YouTube-nya, baru dikisaran 68.000.

"Setelah rujak viral itu tayang langsung naik jadi 100.000 lebih. Nah itu aku mulai dapat Silver Play Button dari YouTube. Naiknya bisa dibilang paling signifikan sih," tutur Jennie.

Setelah mencapai 100.000 subscribers, channel Jennie Linando mulai ditonton banyak warganet.

Dari situ Jennie membuat beberapa segmen, seperti Jennie Mukbang with Ojol yang juga mendapat banyak perhatian netizen.

Di konten ini, Jennie mendatangi salah satu restoran asing di Surabaya, seperti restoran khas Thailand, Jepang hingga Korea Selatan.

Setelah sampai di restoran, Jennie lalu order makanan lewat aplikasi ojek online (ojol).

Ajak ojol makan bareng

Nah, saat ojol sudah datang di restoran itu dan memesan makanan, barulah Jennie menghampiri abang ojol dan mengajak mereka makan bareng untuk mereview makanan tersebut.

"Jadi aku ngajak abang ojol, aku benar-benar random, aku benar-benar order lewat aplikasi, terus ojol yang datang ke resto itu ternyata aku sudah di dalam resto itu. Jadi aku kayak ngasih experience baru ke abang ojol ke makanan-makanan yang belum pernah mereka coba sebelumnya," kata Jennie.

"Jadi yang biasanya mereka cuma terima-terima orderan, cuma pesen makanan orang, terus ngirim makanan itu ke orang, sekarang mereka bisa coba rasa makanannya itu kayak gimana," ucap dia.

Pada momen Natal, misalnya, Jennie juga membuat konten bareng ojol. Saat itu Jennie mentraktir sejumlah abang ojol untuk belanja di supermarket.

Para ojol ini diberi challenge untuk belanja dengan sejumlah uang tertentu dengan durasi waktu lima sampai 10 menit.

"Aku kasih budget sekian, terus abang ojol ambil barang cepet-cepetan. Itu viewersnya juga jutaan. Dari situ channel aku dikenal sehingga orang-orang memberikan aku image, pokoknya kalau vlognya Jennie yang ditunggu-tunggu yang bareng abang ojol," kata dia.

Dari konten Jennie Mukbang with Ojol itu, jumlah subscribersnya kembali bertambah pesat dan hingga saat ini jumlah subscribers channel YouTube-nya sudah mencapai 595.000.

Jennie pada akhirnya juga dikenal sebagai satu-satunya food vlogger yang mengajak abang ojol makan di sebuah restoran mewah.

"Subscribers saya bisa sampai 500.000 itu kayaknya peran besarnya dari segmen saya yang sama abang ojol itu," kata dia.

Punya tagline Endes Markondes hingga medok khas Suroboyoan

Salah satu keunikan dan ciri khas Jennie Linando adalah tagline-nya yang selalu diingat oleh oenonton setianya.

Tagline yang selalu muncul dalam setiap kontennya adalah "endes markondes". Artinya, bila makanan yang direview itu benar-benar enak, Jennie selalu memberi predikat dengan istilah endes markondes.

"Tagline lainnya, saat aku nyodorin makanan ke kamera gitu, lalu aku bilang, 'mau, mau, mau?' Terus makanan aku tarik lagi sambil bilang, 'beli sendiriii," kata Jennie.

Dari tagline itulah, subscribers Jennie banyak menyukai channel YouTubenya karena sebagai food vlogger, dia juga memiliki menyisipkan sisi humor dalam setiap kontennya.

"Jadi ada kelucuannya, entertainment-nya, kayak aku tuh dicap food vloger yang kocak gitu lah. Kebanyakan subscribers aku bilangnya gitu. Terus kan kayak medok Suroboyoan. Medoknya itu juga disukai mereka," kata Jennie.

Dari YouTube, kondisi finansialnya kini berada di titik aman

Di awal perjalanannya sebagai YouTuber, penghasilannya sebagai konten kreatif saat itu dinilai masih kecil.

Kendalanya karena Google AdSense untuk YouTuber Indonesia rate-nya berbeda dengan YouTuber luar negeri.

"Jadi vlogger itu lebih banyak menghasilkan uang dari iklan atau endorsment," kata dia.

Namun, setelah channel YouTube-nya berkembang dan memiliki 595.000 subscribers, penghasilannya sudah lumayan besar.

Baik dari Google AdSense maupun iklan atau endorsment, semuanya ia coba untuk dimaksimalkan.

"Kalau sekarang sudah oke lah. Sudah lumayan menurut saya. Tapi kita kan harus maksimalkan dari endorsement sama AdSense," tutur dia.

Berprofesi sebagai YouTuber atau konten kreator, membuat kondisi financialnya sudah berada di titik aman.

Penghasilannya juga cukup bagus dan bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan membantu orangtua.

"Saya sudah merasa financial saya sudah berada di titik yang aman. Saya juga beli apa-apa pakai uang saya semua, enggak bergantung apa pun ke orangtua," kata Jennie.

"Bahkan, saya kasih orangtua dan barang-barang juga dari penghasilan saya. Perkembangannya juga cukup bagus. Saya bisa mencukupi diri saya sendiri dan membahagiakan orangtua," tutur dia.

Tips menjadi YouTuber

Untuk bisa membuat konten yang menarik, menurut Jennie, pertama-tama seorang konten kreator harus tahu dulu tentang karakter mereka.

Dari karakter yang dimiliki itu kemudian diambil dan ditransformasikan dalam bentuk konten video blog.

Karakter ini akan mementukan bagi konten kreator untuk mengangkat konten-konten tertentu sesuai dengan karakter mereka.

"Dari situ mereka harus ciptakan ciri khas untuk diri mereka dan konten mereka. Jadi harus bisa diingat dan dikenal banyak orang. Warna dan konsep videonya juga harus berkarakter dan punya ciri khas sendiri," kata Jennie.

Kedua, seorang konten kreator harus konsisten upload konten. Ia mencontohkan, konten kreator yang baru bikin channel YouTube, ia mengibaratkan channel mereka masih di bawah dan belum dikenal.

"Misalnya baru upload 1-10 video awal, itu kan channel mereka masih sangat di bawah. Dari 50 juta konten kreator, dia masih sangat2 di bawah," kata Jennie.

Ketika channel yang dibuat itu konsisten dengan sering upload video, sama video, lambat laun juga akan dikenal.

Menurut Jennie, rumusnya adalah minimal upload video seminggu sekali. Kalau ingin channel-nya lebih dikenal, maka upload dua atau tiga video dalam sepekan. Hasilnya akan lebih bagus.

"Makanya harus konsisten upload video. Jangkanya nggak boleh terlalu jauh. Kalau sudah upload banyak, dari situ YouTube melihat channel ini dan mempromosikan channel ini," kata Jennie.

Konsistensi ini menjadi harga mati bagi konten kreator, terlebih ketika membangun channel YouTube.

"Karena membangun (channel) YouTube ini jauh lebih susah daripada membangun Instagram. Membangun Youtube itu lebih berat. Kuncinya harus sering-sering upload video," ucap Jennie.

Tpis ketiga adalah kualitas video. Jika tidak memiliki peralatan yang memadai, bisa memulai membuat konten menggunakan handphone.

Namun, kualitas video tetap harus diperhatikan.

"Seperti tidak ngeblur, tidak goyang, dan pindahan scene yang bagus. Biar orang nontonnya juga enak. Biar enak nontonnya, ya, kualitas video harus bagus," kata dia.

Suka duka jadi YouTuber

Bisa dibilang, Jennie Linando membangun channel YouTube-nya seorang diri, mulai dari proses syuting, editing, hingga upload konten ia lakukan sendiri.

Bahkan, hal itu ia lakukan sampai sekarang.

"Memang dari awal aku single fighter. Itu dilakukan sampai sekarang. Semua aku handle sendiri. Sempat juga di beberapa vlogku aku pakai jasa videografer frrelance. Bantuin untuk syutingnya saja. Kalau ngedit tetap saya," kata Jennie.

Sebagai food vlogger, Jennie mengaku sebenaenya tidak mengalami kejenuhan. Menurut dia, rasa jenuh itu terkadang datang  karena semuanya masih ia lakukan sendiri.

Proses yang memerlukan waktu panjang adalah editing. Bahkan proses editing ini bisa memakan waktu selama tiga hari.

"Dan ketika ngedit ini benar-benar nggak bisa diganggu. Karena namanya ngedit butuh mood bagus supaya hasilnya bagus, mengalir. Jenuhnya karena benar-benar semua saya urus sendiri. Endorsment saya urus sendiri. Saya prepare sendiri. Berbeda sama food vloger yang udah besar," kata Jennie.

Menurut dia, banyak orang tidak mengetahui bahwa profesinya sebagai konten kreator tidak semudah seperti yang orang bayangkan.

Bahkan, banyak orang melihat pekerjaan sebagai konten kreator atau food vlogger hanya sekadar makan lalu dibayar.

"Padahal, kenyataannya enggak segampang itu. Proses yang kita jalani cukup rumit dan memakan waktu cukup lama. Belum lagi proses editingnya, proses review lagi, direvisi lagi. Pada kenyataannya prosesnya tidak mudah dan memakan waktu dan cukup panjang," kata Jennie.

Di sisi lain, konten kreator juga berbeda dengan orang-orang yang bekerja kantoran.

Jika pekerja kantoran pekerjaannya mengacu pada jam kerja, tidak demikian dengan konten kreator.

Seorang konten kreator setiap harinya harus memeras otak untuk bisa menyuguhkan konten dan tayangan menarik bagi warganet.

Bahkan, jam kerja bagi seorang konten kreator nyaris 24 jam penuh.

"Konten kreator beda dengan orang yang kerja kantoran yang pekerjaannya, ya, mengacu pada jam kerja. Ketika pulang sudah bisa istirahat," kata Jennie.

"Kalau kita (konten kreator), setiap hari otak kita tetap mikir, besok bikin konten apa, ya, minggu depan apa lagi ya? Jam kerja kita bukan pagi sampai malam. Tapi jam kerja kita hampir 24 jam," tutur dia.

Adapun hal yang dia sukai sebagai konten kreator setelah dirinya mulai dikenal dan memiliki ratusan ribu subscribers.

Dari segmen Mukbangbwith Ojol, penontonnya mulai bersgam dari berbagai daerah. Tak hanya di dominasi warganet Surabaya dan Jawa Timur, channel YouTube Jennie Linando kini juga banyak ditonton warganet luar Jawa Timur.

"Jadi kayak orang-oramg Jakarta, oramg luar Jawa Timur sudah mulai kenal sama channel aku," kata Jennie.

Selain itu, dirinya juga sering masuk nominasi di sejumlah event. Namanya juga disejajarkan dengan food vlogger ternama seperti Nex Carlos dan Mgdalenaf.

"Saya itu sering dijadikan nominasi di event-event kecil, dan yang dari luar Jakarta itu cuma saya. Yang lainnya itu bener-bener food vlogger besar semua. Kayak Nex Carlos, Mgdalenaf, kayak gitu-gitu," ujar Jennie.

Ia mengaku sempat syok karena disejajarkan dengan food vlogger dengan channel YouTube jutaan subscribers.

"Saya merasa, berarti channel saya ini sudah mulai meluas, mulai dikenal orang, mulai diakui juga," kata dia.

Hal lain yang membuat dia senang adalah ketika videonya bisa memberi dampak lain bagi viewers dan subscribers-nya.

"Jadi saya baca komentar itu ada yang komentar dia lagi sakit, tapi setelah liat video saya jadi nafsu makan. Saya terharu, karena video saya juga memberi dampak lain buat subscribers sama viewers saya," ujar dia.

Tidak respect dengan orang yang rela melakukan apa pun demi konten

Jennie tidak sependapat dengan orang yang rela melakukan apa pun demi sebuah konten untuk menghasilkan cuan.

Bagi Jennie, perbuatan semacam itu tidak terpuji.

Ia sendiri kurang mendukung dengan konten-konten yang justru membuat orang lain justru menjadi korban. Salah satunya seperti konten prank.

"Kalau saya sih kurang mendukung konten-konten seperti itu. Karena ini bisa merugikan orang. Kasus-kasus nge-prank, ternyata korbannya sakit hati, dendam, itu kan lebih berbahaya," kata Jennie.

Ia pun berpesan kepada setiap orang yang ingin menjadi konten kreatif agar menghindari membuat konten-konten negatif nirfaedah.

Namun, ia mengakui bahwa di Indonesia masih banyak orang yang justru menyukai konten-konten negatif, seperti adu domba, perselisihan dan sebagainya.

"Sayangnya, di Indonesia memang banyak yang suka dengan konten-konten negatif, seperti konflik, pertengkaran, adu domba, kemarahan, hingga perseliseihan. Dan itu lebih banyak ditonton daripada konten berkualitas dan bermutu," kata Jennie.

"Entah kenapa, konten yang bagus itu pasti kalah dengan konten yang penuh dengan konflik. Ini sebenarnya sesuatu yang miris di dunia entertainment Indonesia. Menyedihkan," tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/25/055910478/cerita-youtuber-jennie-linando-dari-konten-rujak-viral-hingga-mukbang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke