Salin Artikel

Ungkap Kematian Penjual Jamu di Blitar, Polisi Tunggu Hasil Labfor

BLITAR, KOMPAS.com - Kasus kematian EN (47), perempuan penjual jamu di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, hingga kini belum menemui titik terang.

EN (47) ditemukan tewas bersimbah darah di kamar rumahnya oleh sang anak R, pada Kamis (7/10/2021) dini hari.

Polisi belum dapat memintai keterangan saksi kunci berinisial S (57), suami EN, dengan alasan yang bersangkutan masih menjalani perawatan medis di RSUD Ngudi Waluyo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Padahal polisi sebelumnya sudah menunda pemeriksaan terhadap S lantaran terkonfirmasi Covid-19.

Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Ardyan Yudho Setyantono mengatakan, S juga belum dapat dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan medis usai mengalami luka di bagian kepalanya.

"Saksi S masih harus dirawat dan belum dapat berbicara," kata Yudho saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/10/2021).

Yudho mengakui bahwa polisi menduga S adalah pembunuh EN meski belum memiliki bukti yang lengkap.

Terkait kendala kondisi kesehatan S, Yudho mengatakan, polisi kini fokus pada upaya melengkapi alat-alat bukti di luar keterangan dari S yang belum mungkin didapatkan.

"Kita tidak mengejar pengakuan S," ujarnya.

Meski tidak mengejar pengakuan dari S, Yudho juga mengakui upaya pembuktian itu kini bergantung pada hasil uji laboratorium forensik Polda Jawa Timur atas sejumlah barang bukti yang telah dikirimkan.

Kata Yudho, pihaknya sudah mengirimkan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, antara lain, berupa alu (alat penumbuk makanan atau ramuan jamu), bagian dari tubuh korban sebagai sampel DNA, dan juga benda-benda di sekitar lokasi kejadian untuk pelacakan sidik jari.

"Kita sekarang tinggal menunggu hasil uji labfor Polda Jatim," ujarnya.

Yudho menambahkan, penyidik juga sudah meminta keterangan enam orang saksi terdiri dari dua anak korban dan tetangga.

Pisah ranjang dan motif cemburu

EN adalah penjual jamu yang biasa menjajakan dagangannya keliling menggunakan sepeda motor dari kampung ke kampung.

Korban ditemukan tewas di ranjang kamarnya oleh R, anak keduanya, yang pulang kerja sekitar pukul 01.00 WIB.

Melihat kondisi ibunya, R membangunkan kakaknya RI.

Sementara S, suami EN, tidak berada di rumah pada saat R pulang dan mendapati ibunya tewas.

Baru pada pagi harinya, warga menemukan S terkapar tidak sadarkan diri di pinggir sungai sekitar 500 meter dari rumah.

Polisi sejauh ini menduga S sebagai pembunuh EN istrinya sendiri karena motif cemburu.

Hal itu dikuatkan oleh keterangan saksi yang menyatakan S cemburu terhadap istrinya yang diduga memiliki hubungan asmara dengan pria lain.

Kecemburuan itu memuncak dua pekan sebelum kejadian yang membuat keduanya pisah ranjang meski masih tinggal dalam satu rumah.

"Benar, ketika kejadian mereka sudah dua minggu pisah ranjang. Tapi menurut saksi, Rabu malam anaknya masih melihat ayah mereka di rumah menonton televisi sementara ibu mereka di kamar main ponsel," kata Yudho.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/23/180940878/ungkap-kematian-penjual-jamu-di-blitar-polisi-tunggu-hasil-labfor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke