Salin Artikel

Kisah Salendra, YouTuber di Pekanbaru, Berawal Hobi Mancing hingga Kini Bisa Menggaji Tim

Kini hobinya berbuah manis. Salendra mampu meraup jutaan rupiah per bulan untuk menghidupi anak dan istrinya.

Dia juga bisa menggaji sejumlah orang yang menjadi timnya.

Sejak lahir di Kabupaten Bengkalis, Riau, pria 38 tahun ini sudah sering ikut kakeknya mencari ikan ke laut.

Menginjak usia remaja, ia memutuskan merantau ke Kota Pekanbaru, ibu kota Bumi Lancang Kuning.

Salendra menikah dan dikaruniai anak.

Pria tersebut mulai menekuni YouTube sejak 22 Oktober 2017 silam. Channel YouTube miliknya bernama Salendra Vj. 

"Saya mulai upload video konten mancing ikan 18 Juli 2019," kata Salendra ketika berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (20/10/2021).

Sampai saat ini, sudah 171 video konten aktivitas memancing yang sudah dibuatnya.

Beberapa video tersebut antara lain mancing, angkat bubu ikan, menombak ikan, hingga bermalam di hutan.

Sejak dibuat empat tahun lalu, akun YouTube Salendra kini memiliki 101.000 subscriber.

Salendra mengajak teman-teman dekatnya dan membagikan video di media sosialnya.

Perlahan ia berusaha menambah subscriber dari konten-konten yang menarik seputar penangkapan ikan di sungai.

"Saya kalau ketemu kawan, saya ambil handphone-nya lalu saya subscribe YouTube saya," ujar Salendra seraya tertawa.

Salendra mengaku baru menerima hasil dari YouTube setelah enam bulan sejak menggungah video pertama.

"Selama enam bulan bikin konten, belum ada dapat uang. Namun, saya akhirnya diterima oleh YouTube. Jadi, bukan langsung diterima terus dapat uang gitu, enggak bisa. Minimal 1.000 subscriber, dan minimal jam tontonnya 4.000 lebih. Itu yang harus dipenuhi," ucap Salendra.

Gaji pertama dari YouTube yang ia terima sebesar Rp 10 juta.

"Kalau sekarang penghasilan sekitar Rp 5 juta per bulan. Alhamdulillah, cukup buat biaya istri dan anak-anak. Usaha lain ada buka ponsel kecil-kecilan," akui Salendra.

Salendra menceritakan, capaiannya tak lepas dari peran temannya yang juga seorang Youtuber.

Dia bercerita, bertemu dengan temannya seorang YouTuber asal Bangka Belitung, dua bulan sebelum membuat konten.

Salendra pun merasa tertarik membuat konten video. Sebab, selama lajang Salendra hobi memancing ikan maupun udang di Danau Buatan di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Niat awalnya membuat video untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama mencari ikan.

"Awal upload video mancing, itu banyak sekali yang nonton. Saya pun jadi makin semangat buat konten," ujar Salendra.

Masuk ke pedalaman

Salendra membeli kamera go pro untuk merekam video kegiatannya.

Ia kemudian masuk ke pedalaman di wilayah Kecamatan Kerinci, Kecamatan Langgam di Kabupaten Pelalawan, Riau, mencari sungai lokasi mancing yang banyak ikan.

Selain mancing ikan, Salendra juga hobi memancing udang gala.

"Semua yang berkaitan dengan mencari ikan saya hobi, dan saya buat konten video. Kadang saya ke pedalaman di Kerinci, Langgam, Kandis, Sungai Siak dan Danau Buatan," sebut Salendra.

Selain video dirinya sedang mancing, Salendra juga membuat konten ketika nelayan di pedalaman mengangkat bubu ikan, di Desa Tambak, Kecamatan Langgam.

Dia ikut langsung dengan nelayan tradisional setempat saat menangkap ikan.

Ternyata, konten video saat nelayan angkat bubu cukup banyak penontonnya, bahkan mencapai 781.000 kali.

"Di Desa Tambak itu ada nelayan yang pasang bubu. Setiap kali angkat bubu banyak dapat ikan baung, itulah yang saya buat konten. Banyak sekali yang nonton," ujar Salendra.

Video lain, yakni saat nelayan tradisional mengangkat perangkap ikan dengan hasil yang begitu banyak, yang ditemani seekor kucing jinak.

Penonton video yang diunggah empat bulan yang lalu, itu mencapai satu juta kali.

"Itu mungkin karena ada seekor kucing yang selalu ikut dengan nelayan pergi melihat perangkap ikan," kata Salendra.

Awalnya ada lima orang anggota, namun kini tinggal empat orang yang membuat video di lapangan.

"Tim kita ada di Desa Tambak, Sering, Kerinci, Kandis, Danau Buatan, dan di Sungai Siak buat saya sendiri. Tapi, kalau yang di Kerinci abangnya sibuk kerja, jadi enggak bisa lagi buat konten," kata Salendra.

Tiga orang anggotanya dibekali dengan kamera go pro. Mereka mengikuti nelayan-nelayan tradisional pada saat melihat perangkap ikan.

Salendra mengabiskan modal untuk membuat konten video sekitar Rp 50 juta. Anggaran itu diperuntukkan membeli kamera dan perlengkapan lainnya.

Setiap video yang diambil oleh timnya, akan diedit sendiri oleh Salendra.

"Kalau ngedit video paling cepat tiga jam, paling lama enam jam. Saya kadang upload video sekali dalam tiga hari," sebut Salendra.

Salendra mengaku bisa memberikan gaji Rp 2 juta per bulan kepada timnya.

Namun, jika ada penghasilan yang lebih, akan diberikan bonus.

Selain itu, ada juga buat menyantuni anak yatim, serta memberikan sebagian rezeki kepada nelayan tradisional yang kegiatannya direkam untuk konten.

Konsisten jadi kunci

Selama pembuatan konten, Salendra mengaku tidak semuanya berjalan mulus.

Misalnya, pada saat mancing ikan atau udang, dia kerap kali diteror ular atau buaya.

Sebab, beberapa lokasi mancing yang didatanginya memang berada di sarang buaya atau ular.

"Kita mancing kan ada ke pedalaman masuk hutan. Risikonya besar, kadang ada ular dan ada ketemu buaya juga di sungai. Apalagi, kalau mancing malam itu ular kejar cahaya senter," cerita Salendra.

Namun, rintangan itu harus ia lalu untuk mendapatkan konten yang bagus dan menarik untuk ditonton publik.

Menurut Salendra, kunci untuk menjadi YouTuber sukses adalah konsisten.

"Kuncinya adalah konsisten. Upload terus konten video yang bermanfaat. Gambarnya harus bagus. Dan, Alhamdulillah video yang kita bikin lumayan banyak yang menonton," ungkap Salendra.

Dirinya mengaku akan terus membuat konten video YouTube yang berkaitan dengan penangkapan ikan.

Saat ini, Salendra lebih banyak membuat konten memancing udang gala di Sungai Siak.

"Yang jelas kita bikin video mancing tradisional. Menangkap ikan dengan cara tradisional, itu lebih baik. Saya harap tidak ada oknum-oknum yang menangkap ikan dengan cara diracun maupun disetrum. Karena itu adalah perbuatan yang merusak alam," ujar Salendra.

Salendra menambahkan, selain dapat uang dari YouTube, dirinya juga mengaku berpenghasilan dari upload video di Facebook.

"Selain YouTube, saya upload video di Facebook juga. Kalau di Facebook ngeri, dalam sehari sampai 100 ribu yang nonton. Jadi, alhamdulillah, hasil dari Facebook lumayan besar juga," tutup Salendra.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/20/124457978/kisah-salendra-youtuber-di-pekanbaru-berawal-hobi-mancing-hingga-kini-bisa

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke