Salin Artikel

Sampah Plastik di Banyumas Diubah Jadi Genteng dan Paving Block, Diklaim Lebih Murah dan Kuat

Pemanfaatan limbah menjadi produk daur ulang itu kini masih dalam tahap riset yang dilakukan oleh tim di belakang rumah dinas bupati.

"Sudah jalan sebulanan, sekarang produksi genteng dan paving block," kata Husein saat ditemui, baru-baru ini.

Pembuatan genteng tersebut diawali dengan peleburan sampah plastik.

Berbagai macam jenis plastik dipanaskan dalam sebuah mesin dengan suhu 300 derajat celsius hingga meleleh dan berubah menjadi seperti adonan.

Selanjutnya adonan dicetak dengan sebuah mesin press genteng. Terakhir genteng dicelupkan ke dalam selama 2-3 menit agar dingin dan menjadi keras.

Terakhir, agar semakin menarik genteng atau paving block dicat warna-warni.

Untuk paving block juga cara pembuatannya sama, hanya saja cetakannya yang berbeda.

"Biaya produksi genteng dan paving block ini lebih murah. Untuk genteng sekitar Rp 500-600 per buah, kalau paving block Rp 45.000 meter persegi," jelas Husein.

Husein mengklaim, genteng dan paving block yang terbuat dari sampah plastik lebih kuat dibanding yang dibuat dari bahan biasa.

"Dibanting enggak papa, dilindas mobil juga enggak papa," ujar Husein.

Saat ini di Banyumas sampah tas kresek telah dimanfaatkan untuk campuran aspal hotmix, namun plastik jenis lainnya belum bisa dimanfaatkan.

"Plastik banyak sekali, 60 ton per hari, ini mau dibuang ke mana? Kami sudah bekerja sama dengan perusahaan semen untuk pengolahan, tapi harus dicacah kecil-kecil dulu, kemudian dikirim ke Cilacap sehingga biaya tinggi," ujar Husein.

Husein berharap, teknologi tersebut nantinya dapat digunakan oleh perajin genteng tradisional di Desa Pancasan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Desa tersebut sejak puluhan tahun lalu telah menjadi sentra pembuatan genteng tradisional dari tanah liat.

"Nanti UMKM di sana kita kasih mesin, kemudian untuk paving block bisa diproduksi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola Tempat Pengahan Sampah Terpadu (TPST)," kata Husein.

Sementara itu, salah seorang perajin genteng asal Pancasan Amin Nurrohman mengaku, sangat senang dengan temuan tersebut.

"Jujur saya sangat terkesan dengan penemuan limbah plastik menjadi genteng, kepengin memanfaatkan juga. Yang jadi masalah mesin (untuk melebut sampah plastik) mahal," kata Amin.

Amin yang telah menjadi perajin genteng sejak 1997 ini mengatakan, di desanya ada sekitar 500 produsen genteng skala rumah tangga.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/19/174331378/sampah-plastik-di-banyumas-diubah-jadi-genteng-dan-paving-block-diklaim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke