Salin Artikel

Hari Kedua Penerapan E-Parking di Medan, Jukir Malah Kebingungan Tak Paham Pakai Uang Elektronik

MEDAN, KOMPAS.com - Parkir elektronik atau e-Parking dengan sistem pembayaran nontunai mulai diterapkan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Program ini dirilis langsung oleh Wali Kota Medan, Bobby Nasution pada Senin (18/10/2021).

Bobby menyebutkan, pada tahap awal ini, ada 22 titik lokasi di Medan yang menerapkan e-Parking dan nanti akan diperluas secara bertahap.

Selasa (19/10/2021) pagi, Kompas.com memantau titik-titik yang disebutkan menerapkan e-Parking tersebut.

Lokasi pertama yang didatangi adalah Jalan Pemuda. Sayangnya, di lokasi itu tak satu pun juru parkir (Jukir) yang membawa mesin pembayaran e-Parking.

"Di sini belum ada," kata salah seorang jukir bernama Sarhan.

Padahal, jalan ini terhubung dengan Jalan Ahmad Yani, yang beberapa waktu lalu menjadi percontohan program ini sebelum diluncurkan Bobby.

Di sisi kiri dan kanan jalan yang terdiri dari dua ruas itu, seluruhnya masih menerapkan sistem manual.

Sedikit berbeda di Jalan Ahmad Yani. Di sana, memang sudah menerapkan e-Parking.

Hanya saja, jukirnya belum membawa mesin pembayaran.

Para jukir hanya dibekali selembar kartu pengenal yang berisi barcode.

Barcode itu yang nanti akan terhubung dengan dompet digital atau aplikasi pembayaran seperti Ovo atau GoPay dan lainnya untuk membayar parkir.

"Masih kertas macam begini, kan ini waktu itu untuk uji coba. Belum ditukar," kata seorang jukir di sana, Abdul Simanjuntak.

Ruas jalan berikutnya adalah Jalan Irian Barat dan Jalan Jawa yang masuk dalam daftar lokasi e-Parking.

Dua ruas jalan ini malah belum menerapkan e-Parking. Seluruh pembayaran masih dengan sistem manual.


Begitu juga dengan di Jalan Cirebon. Hanya terlihat satu jukir yang membawa mesin pembayaran.

Dia pun masih belum terlalu paham cara menggunakan mesin pembayaran berbasis android itu.

Laki-laki paruh baya ini mengalungkan kartu namanya yang tertulis Gindo Siagian.

Dia juga menenteng mesin pembayaran. Namun sejak pagi, dia belum menggunakan mesin itu.

"Belum dipakai, karena belum ada yang keluar," kata Gindo.

Saat ditanya bagaimana cara menggunakan mesin pembayaran itu, Gindo bilang masih belajar.

"Masih belajar sedikit-sedikit. Belum terlalu tahu," katanya.

Dia bahkan tak mengantongi kartu uang elektronik yang biasanya akan digunakan bila pemilik kendaraan tak memiliki uang elektronik atau aplikasi pembayaran QRis.

"Apa itu," Gindo bertanya balik.

Menurut dia, sistem manual masih lebih baik dari sistem nontunai seperti ini. Apalagi orang tua sepertinya yang masih gagap teknologi menggunakan sistem seperti itu.

Rata-rata di kawasan itu, mulai dari Jalan Bandung, Jalan Palangkaraya, Jalan Jember, Jalan Bogor dan lainnya memang masih menerapkan sistem pembayaran tunai.

Sebagian besar jukir mengaku belum siap menerapkan sistem baru itu.

Kompas.com kemudian memantau sistem parkir di Jalan Zainul Arifin, tempat sistem baru ini diluncurkan pada Senin kemarin.

Kondisinya pun nyaris serupa. Para jukir belum sepenuhnya paham dalam menggunakan mesin pembayaran yang mirip mesin EDC perbankan itu.

Salah seorang jukir, Ahmad Sandi terlihat mengantongi uang elektronik Brizzi yang dikeluarkan oleh BRI.

Namun ketika ditanya kartu itu untuk apa, dia pun tak tahu.

"Tak paham aku ini. Semalam (kemarin) dikasih orang itu pas ada Pak Bobby," katanya.

Sesaat setelah dia menyampaikan itu, ada pengendara anak muda yang hendak masuk ke minimarket di tempat Ahmad berjaga.


Dua pemuda itu hendak memarkir sepeda motor mereka.

Ahmad menghampiri mereka sambil menunjukkan mesin pembayaran.

"Ini sudah online bang. Kalau enggak ada kartu atau Ovo, tidak bisa parkir di sini," kata Ahmad.

Dua pemuda tadi memang tak memiliki kartu uang elektronik atau aplikasi lainnya. Mereka kemudian pergi dari sana.

"Seperti inilah, tak mau lagi orang parkir di sini. Pemasukan berkurang," keluh Ahmad.

Padahal, Ahmad sendiri masih punya kartu uang elektronik yang bisa digunakan saat pemilik kendaraan tak bisa membayar nontunai.

Bagi dia, sistem tunai sejauh ini masih lebih bagus dibanding sistem baru itu.

Menurutnya, banyak rekan-rekannya yang kewalahan menggunakan aplikasi pembayaran itu.

Sistem baru ini dinilai lebih ribet dan memakan waktu lebih lama.

"Kita masih ngurus di sini, di sana kendaraan lain sudah lari. Lama prosesnya," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/19/133045278/hari-kedua-penerapan-e-parking-di-medan-jukir-malah-kebingungan-tak-paham

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke