Salin Artikel

9 SMP Negeri di Kota Blitar Terapkan Aplikasi PeduliLindungi, Bagaimana Nasib Pelajar yang Tak Punya Ponsel?

BLITAR, KOMPAS.com - Sembilan sekolah menengah pertama negeri (SMPN) yang ada di Kota Blitar, Jawa Timur, telah mulai menerapkan aplikasi PeduliLindungi sejak dua pekan lalu.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Samsul Hadi mengatakan, sembilan SMPN ini menjadi percontohan penerapan aplikasi PeduliLindungi bagi sekolah lain. 

"Sebagai program percontohan, seluruh SMP negeri saat ini sudah menerapkan aplikasi PeduliLindungi. Setelah ini, kami akan mulai ke sekolah swasta terutama jenjang SMP," ujar Samsul kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

Samsul mengatakan, persiapan penerapan aplikasi PeduliLindungi di 9 SMPN telah dilakukan sejak Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah uji coba penerapan PPPKM Level 1 pada 5 Oktober lalu.

Penerapan aplikasi PeduliLindungi baru benar-benar dapat berjalan pada awal pekan kedua penerapan PPKM level 1 di Kota Blitar.

Lalu, bagaimana dengan nasib pelajar yang tak punya ponsel?

Menurut Samsul, terdapat sejumlah siswa yang memang tak memiliki ponsel pintar (smartphone) dan kompatibel dengan aplikasi PeduliLindungi. Namun jumlahnya diklaim sangat sedikit. 

Ia menilai, hal itu tak menghambat program percontohan penerapan aplikasi PeduliLindungi lantaran tujuan dari program ini terutama adalah fase pengenalan.

"Tujuan utamanya untuk pembiasaan siswa pada aplikasi PeduliLindungi. Kita harapkan mereka akan menyadari bahwa aplikasi ini akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Samsul menegaskan, program tersebut tidak akan menghalangi siswa yang tidak memiliki ponsel untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Bagi siswa yang belum memiliki ponsel, lanjutnya, tetap dapat mengikuti kegiatan PTM setelah menjalani skrining kesehatan yang dilakukan jelang kelas dimulai.

"Jadi selama tidak ada kendala pada skrining kesehatan semua siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka," ujarnya.

Terkait salah satu fungsi aplikasi PeduliLindungi sebagai pendeteksi status vaksinasi, Samsul mengatakan bahwa setidaknya 98 persen dari 9.419 siswa SMP di Kota Blitar sudah divaksin.

Bahkan, lanjutnya, sudah banyak yang sudah mulai mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.

"Sedikit yang belum divaksin itu rata-rata karena kondisi kesehatan yang belum memungkinkan," kata dia.

Namun cakupan vaksin pada tenaga pendidik ternyata justru lebih sedikit yaitu 92,2 persen dari total tenaga pendidik PAUD, TK, SD, dan SMP.

Dari pantauan Kompas.com, di SMPN 1 di Jalan A Yani Kota Blitar, barcode untuk aplikasi PeduliLindungi telah dipasang di setiap pintu masuk ruang kelas.

Kepala SMPN 1 Kateman mengatakan, siswa wajib memindai barcode sebelum masuk ruang kelas.

"Siswa yang tidak memiliki smartphone harus mengikuti skrining kesehatan sebelum masuk ruang kelas. Jadi tidak ada masalah," kata dia.

Selain itu, setiap malam seluruh siswa yang akan mengikuti PTM juga diwajibkan mengirimkan data monitoring kesehatan pada formulir digital yang sudah disediakan.

"Untuk tamu sekolah, tersedia barcode di pintu masuk ruang kantor," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/19/114319478/9-smp-negeri-di-kota-blitar-terapkan-aplikasi-pedulilindungi-bagaimana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke