Salin Artikel

Kisah Duka Keluarga Siswa Mts Korban Tragedi Susur Sungai di Ciamis: Ini Mungkin Sudah Jalannya Allah...

KOMPAS.com - Duka mendalam tampak di wajah Ikah Atikah (41), ibu salah satu siswa MTs Harapan Baru, Fahrurozi Dwiki Hermawa (12) yang menjadi korban tenggelam di Sungai Cileueur di Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021).

Air mata Ikah bercucuran saat melihat jasad buah hatinya, Fahrurozi Dwiki Hermawa (12), saat disemayamkan di rumah duka di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kuningan.

"Dede, bangun, ini uang buat jajan, cepat buka matanya, De," kata Ikah, dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu.

Dari keterangan warga, setelah mendapat kabar duka tersebut, Ikah syok dan beberapa kali beberapa kali pingsan ketika jasad Fahrurozi tiba di rumah duka.

Sementara itu, situasi yang sama juga oleh keluarga Dea Rizki (13), siswa asal Desa Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jabar.

Menurut ayah Dea, Saidin Alju (52), pihak keluarga masih tak percaya akan adanya tragedi itu.

"Masih enggak nyangka anak saya sudah tidak ada, tapi mungkin ini sudah jalannya Allah SWT," kata Saidin.

Tak disangka, pertemuan itu menjadi yang terakhir bagi Saidin dan buah hatinya.

"Terakhir bertemu itu hari Minggu, saya ke sana jenguk," ujar Saidin kepada Tribun di rumahnya.

Lalu, setelah Saidin pulang ke rumah, kabar duka dia terima dari salah satu kerabatnya.

"Saya tahu dari kakaknya yang mondok juga di situ bahwa Dea meninggal. Awalnya kakaknya terus hubungi, tapi lama-kelamaan susah dihubungi," ujar Saidin.

Sesampainya di lokasi, Saidin mencoba meminta penjelasan dari pihak sekolah.

Dari keterangan sekolah yang dia dapat, para siswa terpeleset dan jatuh ke sungai.

"Dari penjelasan pondok bahwa anak saya sedang mengikuti program sekolah. Katanya lagi kegiatan Pramuka pengenalan alam. Menurut informasi, para korban terpeleset di pinggir sungai lalu tenggelam," jelas dia.


Kesaksian warga

Seperti diberitakan sebelumnya, traged tersebut telah menewaskan 11 siswa MTs. Menurut salah satu saksi mata, Yadi Surya (23). dan rekannya Alfin, sedang memancing ikan di sekitar lokasi kejadian.

Lalu tiba-tiba dirinya melihat serombongan siswa berpakaian pramuka hendak melakukan kegiatan susur sungai.

"Di lokasi kejadian sudah banyak siswa berpakaian pramuka, katanya ada kegiatan mau nyebrang sungai,” ujar Yadi Surya kepada Tribun di lokasi kejadian Leuwi Ili Sabtu (16/10) siang.

Yadi dan temannya sejatinya telah mengingatkan mereka untuk tidak meneruskan perjalanan.

Alasannya, batu-batu di sungai tersebut sangat licin.

“Kami sudah ingatkan, teriak-teriak, jangan nyebrang karena batunya licin. Kami sudah larang jangan nyebrang. Dan lagi kalau mereka nyebrang ramai-ramai kan menganggu kami yang lagi mancing," katanya.

"Tapi teriakan kami tidak digubris, mungkin tidak terdengar. Meski airnya cukup tenang kan cukup berbahaya, batunya licin. Dan hari itukan Jumat,” tambahnya.

Seperti diketahu, di hari naas itu, ada 150 siswa MTs Harapan Baru Ciamis mengikuti kegiatan Pramuka di luar lingkungan sekolah.

Salah satu kegiatannya dengan menyusuri sungai yang diikuti 21 siswa dan siswi. Sayangnya, saat menyusuri sungai, 21 siswa terbawa arus sungai.

Namun, sebanyak 10 orang selamat, sementara 11 orang meninggal dunia. (David Oliver Purba).

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Ratapan Ibu Siswa MTs Harapan Baru di Hadapan Jasad Anak: Bangun, Ini Uang Buat Jajan, Buka Matanya

https://regional.kompas.com/read/2021/10/17/160848978/kisah-duka-keluarga-siswa-mts-korban-tragedi-susur-sungai-di-ciamis-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke