Salin Artikel

Kisah Eri Buat Replika Robot dari Motor Bekas, Sempat Nganggur Kini Kebanjiran Pesanan dari Luar Negeri

YOGYAKARTA, KOMPAS.com –Suara gerinda terdengar cukup keras dari rumah milik Eri Sudarmono (42) warga Padukuhan Kauman, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Puluhan motor tua terparkir rapi berjejer di samping belasan pekerja yang sedang asyik memotong dan mengelas onderdil motor menjadi replika robot.

Ada belasan pekerja yang duduk di sekitar ruangan yang cukup luas berdampingan dengan rumah.

Para pekerja berdampingan sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing, ada yang memotong rangka, membelah mesin, hingga menggabungkan menjadi robot.

Saat memasuki bagian dalam rumah, motor tua antik kebanyakan Yamaha V 75 berjejer, ada yang baru direstorasi.

Masuk ke ruang dalam, ada 6 robot besar pesanan dari China yang belum dikirim.

Robot unik berwarna-warni itu diletakkan di ruang tengah karena tinggal dikirim.

Eri menceritakan, dia awalnya seorang pelukis. Profesi itu ia geluti sejak tahun 2006.

Karyanya dibeli oleh warga negara asing seperti China, Eropa, hingga Amerika dan Australia. Tak hanya lukisan, pria ini juga bekerja dalam bidang dekorasi hotel dan pusat perbelanjaan.

Namun, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat dua pekerjaannya itu terpuruk.

Lukisan, yang disebut Eri berjumlah ribuan, teronggok di galerinya yang berada di Kasongan, Bantul. Sementara untuk pembuatan dekorasi tidak ada sejak pandemi.

"Kemarin sempat nganggur selama 6 bulan," kata Eri ditemui di kediaman sekaligus workshop-nya Er Studio Art Kamis (14/10/2021).

Asa kembali muncul saat salah seorang langganannya dari China meminta Eri untuk membuat replika robot dari besi 10 unit sekitar 7 bulan yang lalu.

Saat itu, Eri langsung menerima karena memang dua pekerjaan utamanya sedang sepi.

Kebetulan, Eri pernah mengenyam pendidikan di jurusan Seni Kriya Logam Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tahun 1999.

Untuk membuat satu karya robot, dirinya mengumpulkan 5 motor tua.

Dibantu 5 orang pekerja, Eri akhirnya mampu menyelesaikan satu robot dan dikirimkan ke China.

Lima motor dipisah per bagian dan dibentuk menyerupai robot ini pertama kali dirakit tanpa menggunakan kerangka. Saat ini, Eri sudah mulai membuatnya menggunakan kerangka.

Onderdil dari lima motor tua itu dipotong per bagian. Hanya bagian motor seperti sein dan jok yang tidak digunakan. Seluruh bagian mulai dari pelek digunakan untuk membuat robot.

"Robot pertama saya beri nama Otolup, karena ada stikernya di motor 75 (yamaha V 75). Saya bikinnya sampai lembur," ucap Eri.

Saat bercerita, Eri menyempatkan menerangkan hasil lukisannya yang terpasang di rumahnya.

Puluhan lukisan tergantung di dinding rumah tersebut.

Setelah selesai membuat satu robot dirinya mendapatkan pesanan terus dari pembeli lukisannya. Untuk yang dikirim ke Jerman diberi nama Baret Merah.

Eri awalnya tidak menawarkan dagangannya secara langsung, hanya melalui koneksi pembeli lukisannya dulu. Kini melalui media sosial, ia memajang hasil karyanya.

"Awalnya sebulan satu replika robot dan saat ini sebulan bisa membuat 5 replika robot, dibantu 6 orang pekerja. Saat ini untuk yang mengerjakan ada 12 orang karena replika robot ini tingginya 3,5 meter dan bobotnya 350 kilogram," ucap dia.

"Untuk pembeli kebanyakan dari China, Jerman. Kemarin (pemesanan) Italia, kebetulan pesan lukisan, dan saya kirim foto (replika robot) tertarik," kata Eri. 

Harga replika robot buatan Eri bervariasi tergantung kesulitannya, sekitar Rp 25 juta sampai Rp 60 juta.

Sedangkan untuk pembelinya, Eri mengaku masih didominasi dari luar negeri.

Namun sejak, karyanya viral, kini pembeli dari berbagai kota di Indonesia sudah mulai melirik, seperti Jakarta, Surabaya, hingga Sulawesi. 

"Indonesia baru Kopi Ro Teh di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul lebaran kemarin," kata Eri

Kini dibantu 12 pekerjanya, dirinya fokus menyelesaikan pesanan. Setiap hari Eri terus memantau pekerjanya, jika ada yang kurang pas Eri tak segan untuk mengajari.

"Saya turun langsung, karena masih ada yang baru (pekerja), satu bulan saja bekerja di sini pasti sudah bagus. Tapi tetap saya pantau, jika ada yang sulit nanti saya yang turun," kata dia

Disinggung mengenai karyanya, Eri mengakui dibandingkan dengan karya replika robot lain yang sudah lebih dulu ada, karyanya jauh lebih detail.

Selain itu, bahan yang digunakan hampir semuanya menggunakan besi onderdil motor, sementara produk yang lain ada yang menggunakan plastik.

Selain replika robot berbentuk manusia, dia mengaku juga mendapatkan pesanan replika robot bentuk anjing, gajah, dan kuda. 

"Anatomi ya lebih seram, saya lihat yang lain anatominya kurang terlihat. Yang lain kebanyakan campuran, kalau ini kan semua full motor to mas. Mesin saya bongkar, saya tempel semua," ucap Eri.

Tak temukan kesulitan berarti

Eri mengaku untuk membuat replika robot belum ada kesulitan yang berarti, termasuk mencari motor tua yang digunakan sebagai bahan utama.

Untuk area DI Yogyakarta masih mudah ditemukan motor tua bekas. Meski demikian, dirinya tetap berburu motor tua sampai ke beberapa wilayah Jawa Tengah.

"Pernah ada penjual tangki di pasar klitikan (barang bekas) menjual satu tangki motor Rp 200 ribu per tangki. Saya tawar Rp 50 ribu per tangki tapi saya borong semuanya, dan diberikan. Sekarang malah jadi distributor," ucap Eri.

Untuk motor bekas dari berbagai merek dia beli, bahkan di depan galerinya ditulis menerima penjualan motor bekas. Namun dia lebih memilih Yamaha V 75 karena lebih banyak besinya. Untuk motor yang lengkap, dan masih bagus, dia restorasi dan menjadi koleksinya.

"Tidak menjual motor restorasi, hanya untuk simpanan sendiri. Itu yang biru (Yamaha V 75) sudah ditawar orang tapi tidak saya jual," kata pria murah senyum ini.

Melihat prospek pembuatan replika robot semakin bagus, dirinya berencana membuat robot yang bisa bergerak. Sebenarnya, hal itu sudah dipikirkan sejak awal pembuatan replika robot yang pertama.

Selain itu, ia ingin membuat replika robot semakin banyak dan menyetok di galerinya. Sehingga jika ada yang berminat bisa langsung membawanya pulang.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/15/124453378/kisah-eri-buat-replika-robot-dari-motor-bekas-sempat-nganggur-kini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke