Salin Artikel

Daftar Pemilih Kota Blitar Naik Tipis dalam Setahun, 874 Pemilih Meninggal

Meski terdapat penambahan pemilih baru dari kalangan pemilih pemula sebanyak 1.364 orang, namun hingga September hanya tercatat tambahan 451 pemilih.

Jumlah itu merupakan selisih antara daftar pemilih tetap pada Pilkada Serentak 2020 sebanyak 114.890 orang dan jumlah pembaruan data pemilih pada September 2021 sebanyak 115.341 orang.

Ketua KPU Kota Blitar Choirul Umam mengatakan, meski terdapat penambahan pemilih pemula yang banyak selama setahun terakhir, tetapi hasil akhirnya hanya terjadi penambahan kurang dari sepertiga jumlah pemilih baru.

"Terutama karena tingginya pemilih yang dilaporkan meninggal dunia selama sekitar setahun terakhir, yaitu 874 orang," kata Umam saat dikonfirmasi, Rabu (13/10/2021).

Terdapat faktor pengurang lainnya, ujar Umam, seperti nama tidak dikenali dan identitas ganda, tetapi jumlahnya tidak signifikan.

Sehingga, meski terdapat tambahan pemilih pemula sebanyak 1.364 orang, DPT Pilkada 2020 sebanyak 114.890 orang hanya bertambah 451 pada September 2021 menjadi 115.341 pemilih.

Umam menduga tingginya angka pemilih yang meninggal terjadi karena wabah Covid-19 yang baru saja mencapai titik puncaknya pada Juli-Agustus.

Bahkan, kata dia, jumlah pemilih pada kurun waktu yang lebih pendek mengalami penurunan.

Ia mencontohkan daftar pemilih pada September terjadi penurunan sebanyak 285 pemilih dibandingkan bulan sebelumnya.

Penurunan itu terutama disebabkan oleh pemilih yang meninggal sebanyak 207 orang.

Meski tingginya jumlah pemilih yang meninggal diperkirakan terkait pandemi Covid-19, tetapi hingga saat ini Satgas Covid-19 Kota Blitar hanya mencatatkan total 264 warga Kota Blitar yang meninggal akibat Covid-19.

Dengan akumulasi kasus sebanyak 6.980 hingga hari ini, tingkat kematian akibat Covid-19 Kota Blitar termasuk yang terendah di Jawa Timur yaitu 3,78 persen.


Penelitian politik uang dan partisipasi pemilih

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Choirul Umam menyampaikan dilakukannya penandatangan nota kesepahaman antara KPU Kota Blitar dan tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Islam Balitar, Universitas Nahdlatul Ulama, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kusuma Negara.

Nota kesepahaman itu meliputi beberapa hal terkait implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi termasuk penelitian tentang perilaku pemilih di Kota Blitar.

Dikonfirmasi Kompas.com, Umam mengatakan, pentingnya studi ilmiah yang dapat mengungkap faktor apa saja yang mendorong pemilih berpartisipasi pada pemilu serta menjatuhkan pilihan pada figur-figur tertentu.

Menurut Umam, selalu penyelenggara pemilu di daerah KPU Kota Blitar memiliki cukup banyak data yang bisa dijadikan bahan awal untuk penelitian semacam itu.

"Tentu saja bisa mengarah pada penyelidikan atas apa yang selama ini sering menjadi pendapat umum bahwa warga mau pergi ke TPS karena ada pihak lain yang memberikan sejumlah uang," ujarnya.

Menurut Umam, penelitian semacam itu jika dilakukan dengan baik diharapkan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan demokrasi khususnya di tingkat daerah.

Umam menegaskan kerja sama yang bisa dilakukan juga meliputi penyelenggaraan pendidikan politik seperti yang pernah dilakukan bersama Unisba yaitu Sekolah Demokrasi.

Kerja sama itu, lanjutnya, juga bertujuan memaksimalkan peran KPU dalam pendidikan politik warga ketika kesibukan tahapan pemilu belum meningkat.

"Selama ini KPU hanya dilihat sebagai penyelenggara pemilu," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/13/174947178/daftar-pemilih-kota-blitar-naik-tipis-dalam-setahun-874-pemilih-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke