Salin Artikel

Sebutan Kader PDI-P Celeng Ternyata Terinspirasi Pidato Bung Karno

Bahkan, sebagian kalangan menilai polemik tersebut dapat memicu keretakan di tubuh PDI-P.

Wakil Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Abang Baginda Muhammad Mahfuz menegaskan dalam situasi ini justru akan memperkuat soliditas partai.

Sebab, ada pihak-pihak yang berusaha memecah belah dan merusak barisan banteng-banteng di Jawa Tengah.

Namun, banteng sejati tidak akan mudah terpengaruh terhadap isu perpecahan tersebut.

"Yang namanya kader partai banteng sejati itu paham posisinya. Mereka paham betul kewajiban dan hak mereka seperti apa. Sehingga itu tidak akan berpengaruh. Justru membuat para banteng-banteng sejati akan menjadi solid dan merapatkan barisan," jelas Baginda dalam rekaman video yang diperoleh Kompas.com, Rabu (13/10/2021).

Menurut Baginda, munculnya istilah banteng dan celeng itu sudah digunakan sejak lama di dalam PDI-P.

"Kenapa ada istilah banteng dan celeng ini berangkat dari pidato Bung Karno pada 23 Januari 1945, di situ Bung Karno mengatakan seperti ini, syarat terbentuknya partai pelopor itu adalah disiplin kader partai. Maka seluruh kader PDI-P harus disiplin. Harus berpedoman pada sikap politik dan kebijakan organ perjuangan partai," ungkapnya.

Baginda mengatakan PDI-P menjalankan prinsip demokrasi terpimpin sehingga sebagai kader harus tegak lurus dan mematuhi aturan yang sudah menjadi keputusan partai.

"Semua paham PDI-P adalah partai yang menganut ajarannya Bung Karno, menjalankan kepemimpinan dengan prinsip demokrasi terpimpin, sehingga yang namanya kader partai tidak bisa suka-suka dia," sebut Baginda.

"Kader partai harus patuh terhadap AD/RT maupun peraturan keputusan partai khususnya kongres partai. Di mana salah satunya mengamanatkan urusan capres cawapres sepenuhnya keputusan Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri)," sambungnya.


Baginda pun menganalogikan karakter banteng ibarat hewan yang cara hidupnya bergerombol dalam satu barisan.

"Banteng adalah hewan yang cara hidupnya bergerombol, ke mana-mana selalu bersama-sama dalam satu barisan dipimpin oleh seorang jantan yang kuat dan perkasa yang mampu melindungi seluruh anggotanya," jelasnya.

Sementara, celeng dianalogikan sebagai hewan yang hidup sendiri dan cenderung merusak.

"Jadi istilah banteng itu adalah kader yang sebenar-benarnya kader PDI-P. Yang celeng itu yang katanya PDI-P tapi ternyata tidak sesuai dengan karakter sesungguhnya PDI-P," pugkasnya.

Sekadar diketahui, konflik internal PDI-P Jawa Tengah mencuat saat munculnya ungkapan dari Ketua DPD PDI-P Jateng, Bambang Wuryanto yang menyebut kader di luar barisan bukan banteng tetapi celeng.

Pepatah itu terlontar menyusul Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo, Albertus Sumbogo yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024 sehingga dianggap mendahului Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Purworejo ini balik menyindir kepemimpinan Bambang Pacul justru melahirkan kader bermental bebek dan babu.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/13/153951178/sebutan-kader-pdi-p-celeng-ternyata-terinspirasi-pidato-bung-karno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke