Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kasus Pembegalan Rp 1,3 M di Garut Ternyata Rekayasa | Kader PDI-P yang Dicap “Celeng” Siap Disanksi

KOMPAS.com - Kasus pembegalan di Garut yang mana korbannya mengaku kehilangan Rp 1,3 miliar dan motor, ternyata hanyalah rekayasa.

Perempuan asal Garut, Jawa Barat, berinisial IS (31), yang awalnya mengaku menjadi korban, kini ditetapkan polisi sebagai tersangka.

Kata polisi, IS melakukan perbuatan tersebut karena terjebak utang rentenir sebesar Rp 25 miliar.

Berita populer lainnya adalah seputar kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang disebut “celeng”, mengaku siap disanksi.

Kader partai disebut “celeng” lantaran mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) pada 2024.

Sebagai pengusung Ganjar, Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo Albertus Sumbogo menyampaikan bahwa dirinya dan kawan-kawannya hanya menampung aspirasi masyarakat.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

IS, seorang wanita asal Garut, pada Sabtu (8/10/2021) mengaku menjadi korban pembegalan. Ia menyebutkan kehilangan uang Rp 1,3 miliar dan satu unit motor.

Ternyata, setelah diperiksa polisi, kasus tersebut hanyalah rekayasa dari IS. Kini, dia ditetapkan sebagai tersangka.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Garut AKP Dede Sopandi menuturkan, tersangka melakukan perbuatan itu karena terjebak utang rentenir sebesar Rp 25 miliar.

"Utangnya pusing, catatan rentenir (utang IS) antara Rp 10 miliar hingga Rp 25 miliar lebih," ucapnya, Senin (11/10/2021).

Karena pusing ditagih, IS akhirnya merekayasa kasus pembegalan.

"Nah karena dia pusing ditagih-tagih terus jadi punya ide dirampok agar rentenir percaya," ujar Dede.

Baca selengkapnya: Duduk Perkara Perempuan Berbohong Dibegal Rp 1,3 Miliar, Ternyata Pusing Ditagih Utang Rentenir Rp 25 Miliar

Meski mendukung Ganjar Pranowo, Albertus Sumbogo menyatakan bakal patuh terhadap keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terkait sosok capres yang diusung partainya.

“Kalau saya secara pribadi, iya (menerima apa pun keputusan Ketua Umum). Tapi, teman-teman ini kan bukan hanya orang PDI Perjuangan. Ada banyak komponen masyarakat yang bersama saya,” ucap Albertus yang juga menjadi Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI), Senin.

Mengenai dukungannya terhadap Ganjar Pranowo, Albertus mengaku siap menerima konsekuensi berupa sanksi hingga pemecatan bila dianggap melanggar aturan partai.

“Saya sudah katakan sejak awal, kalau itu dianggap melanggar aturan partai, saya sudah siap kok. Diberi sanksi sampai dengan pemecatan sebagai pribadi, saya siap,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto memunculkan istilah “celeng” bagi kader PDI-P yang mendeklarasikan capres.

Baca selengkapnya: Kader PDI-P yang Disebut Celeng karena Dukung Ganjar Siap Diberi Sanksi dan Dipecat

Salah satu nasabah bank BUMN kantor cabang Kudus mengaku kehilangan tabungan dalam rekening senilai Rp 5,8 miliar.

Usai kejadian yang berlangsung pada 31 Mei 2021 itu, korban yang didampingi kuasa hukumnya, Musafak, melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah.

Sebelumnya, ungkap Musafak, pihaknya telah melayangkan gugatan ke pihak bank dan pengaduan ke Otoritas Jasa Keungan (OJK) hingga Bank Indonesia.

Akan tetapi, karena belum mendapat respons dari pihak bank, maka dilakukan pelaporan ke polisi.

"Makanya klien kita ketika kejadian tidak ada respons dari bank maka laporan ke Polda," jelas Musafak, Senin (11/10/2021).

Baca selengkapnya: Uang Tabungan Rp 5,8 M di Rekening Raib, Nasabah Bank BUMN Ini Lapor ke Polisi

Bus Cahaya Bhakti Utama (CBU) jurusan antarkota mengalami kecelakaan di ruas Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam kecelakaan ini, bus bernomor polisi F7549FL menabrak empat mobil yang sedang parkir di Kantor PT Marga Sarana Jabar (MSJ).

Tidak ada korban jiwa dalam insiden yang berlangsung pada Senin (11/10/2021) sekitar pukul 07.30 WIB ini.

Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ipda Angga menerangkan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus berinisial AR (61).

"Bus yang dikemudikan AR itu melaju dengan kecepatan 70 km. Saat itu pengemudi tidak konsentrasi ketika kendaraan mengalami rem blong, sehingga menabrak pagar serta mobil yang sedang diparkir," bebernya, Senin.

Baca selengkapnya: Bus Tujuan Jakarta Tabrak Pembatas Jalan dan 4 Mobil di Bogor, Polisi: Pengemudi Tak Konsentrasi

Konflik yang melibatkan Ustaz Solmed dengan dua orang warga yang menjadi penghubung acara pengajian dan juga panitia pengajian di Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Garut, berakhir damai.

Kepala Desa Cisewu Cecep Supriadi mengatakan, Suwarna dan Tisna, dua orang yang terlibat konflik dengan Ustaz Solmed, telah bertemu dengan sang ustaz di Jakarta, Senin (11/10/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Suwarna dan Tisna didampingi oleh pengacaranya, yaitu Habib Novel.

Dari pertemuan itu, akhirnya dicapai kesepakatan islah.

Untuk memastikan kabar yang disampaikan Suwarna itu, Cecep langsung melakukan video call dengan Uztaz Solmed.

"Saya langsung video call dengan Ustaz Solmed," terangnya, Senin.

Baca selengkapnya: Duduk Perkara Konflik Ustaz Solmed Berakhir Damai, Dimediasi Habib Novel hingga Video Call dengan Kades Cisewu

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia; Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Aprillia Ika, Khairina, Dony Aprian, I Kadek Wira Aditya)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/13/061300578/-populer-nusantara-kasus-pembegalan-rp-1-3-m-di-garut-ternyata-rekayasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke