Salin Artikel

Tangis Istri Terduga Preman yang Aniaya Pedagang, Minta Bantuan Kapolda: "Video Tidak Utuh, Kami Hanya Korban..."

Baik terduga preman yang disebut penganiaya yakni BS dan pedagang yang merasa jadi korban yakni LG sama-sama jadi tersangka. Kasusnya pun kini ditangani Polda Sumut agar lebih objektif. 

Setelah viral unggahan foto LG jadi tersangka di media sosial, kini beredar video istri BS menangis meminta bantuan ke Kapolda Sumut. 

Dalam video yang beredar, seorang perempuan berkerudung yang mengaku sebagai istri tersangka BS tampak menangis saat berbicara tentang peristiwa yang dialaminya, sembari diapit oleh dua anak perempuannya.

Video itu diunggah di akun Instagram @medanheadlines.news dengan penjelasan "Istri Beni Minta Kebijaksanaan Kapolda: Pak, Fakta Sebenarnya Tidak Seperti Video Viral. Pernyataan  Nurhalimah, istri Beni yang sempat viral di Pasar Gambir, Tembung."

Dalam video itu, perempuan itu bilang bahwa suaminya hanya korban dan bahwa pihak LG minta uang damai Rp 150 juta. 

"Tolong bantu kami pak. Kami hanya korban. Bukan tersangka. Belum pernah suami saya melakukan seperti itu Pak. Harapan kami, bantu lah, berilah keadilan bagi suami saya Pak. Saya nggak bisa untuk menafkahi anak-anak saya. Kami sudah membawa dari pihak keluarga untuk mengajak mediasi untuk apa, berdamai lah gitu. Tapi orang ibu itu minta uang .. 150 juta. Dari mana kami mencari uang 150 juta itu Pak. Dari mana. Makan aja kami payah. Tolong bantu kami lah Pak. Tolong bantu kami lah Pak. Sama siapa lagi kami memohon." 

Penjelasan Halimah istri BS: vido yang beredar tidak utuh...

Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin (12/10/2021) pagi Halimah mengatakan bahwa video tersebut tidak benar, sepenggal atau tidak utuh.

Menurutnya, jika ingin mendapatkan video full-nya, dapat diminta dari anaknya yang merekamnya secara penuh.  

"Itu setengah-setengah, itu video sepenggal, enggak full. Kalau memang cari bukti sebenarnya. Minta video full sama anaknya. Anaknya yang merekam video full-nya," katanya. 

Bantah suaminya preman

Halimah membantah jika suaminya dilabeli preman atau premanisme.

Dia mengaku sangat mengenal suaminya yang bahkan tidak mau meminta uang kepada keluarga, apalagi kepada orang lain.

Dikatakannya, selama ini suaminya lah yang membantunya berjualan di rumah, mulai dari jualan sop buah, antar anak sekolah.

"Nanti kalau ditelepon kawan katanya ada kerjaan, misalnya jauh, awak diajaknya sekalian jalan-jalan. Saya pun tak pernah ketinggalan, selalu berdua kami," kata Halimah.


Duduk perkara menurut BS ke istrinya: cekcok gara-gara becak hingga diludahi LG

Halimah mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Dia tiba di tempat kejadian setelah dilerai oleh warga.

Dia mendapatkan cerita dari suaminya, dan juga orang-orang yang ada di sekitar lokasi dan melihat kejadian itu.

"Awak sampai di sana setelah udah dilerai masyarakat. Tapi Ibu Gea (LG) terus mengejar suami awak. Ada kunci atau mainan atau apa lah yang dipegangnya waktu itu. Karena suami awak udah dibawa masyarakat, dia balik sambil keluarkan sesak napas terduduk dia," katanya. 

Dia sempat bertanya kepada suaminya apa masalah yang terjadi saat itu. Dari suaminya, kejadian itu bermula saat becak yang dikendarai suami LG menghalangi jalannya.

Saat ditegur, LG tidak terima dan malah digeber-gebernya. Setelah itu, suaminya turun dan saat itu lah suaminya diludahi LG. 

"Ibu itu yang pertama, ibu itu meludah. Habis itu balas-balasan lah. Karena gak senang ibu itu langsung mukul. Dibalas. Lalu anak ibu itu mukul pakai kayu. Ada yang melerai, salah satunya abang ipar awak. Dia yang nangkis pukulan dari anaknya," katanya.

Tawarkan uang damai Rp 15 juta, tapi ditolak pengacara

Dijelaskannya, dari kasus itu pihaknya ingin berdamai dengan keluarga LG. Untuk uang perdamaian pihaknya mengajukan Rp 15 juta, namun hanya membawa Rp 10 juta dan sisanya akan dibayar secara mencicil.

Namun, tawaran damai itu ditolak oleh pihak LG melalui pengacaranya. 

"Kita minta damai. Karena ada etika baik awak. Mikirkan anak, ya kan. Jadi awak ajak rembuk untuk keluarga dulu lah. Bukan kalah. Karena yang bisa beri makan itu suami saya. Saya hanya jualan kecil-kecilan di rumah," katanya. 

Dikonfirmasi melalui telepon mengenai perkembangan penanganan kasus tersebut, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi belum memberikan respons hingga berita ini diturunkan. 

https://regional.kompas.com/read/2021/10/12/122121178/tangis-istri-terduga-preman-yang-aniaya-pedagang-minta-bantuan-kapolda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke