Salin Artikel

Protes Pabrik Pupuk di Nganjuk, Warga: Harapan Masyarakat Tidak Mencium Bau dan Debu Ini

Warga meminta perusahaan yang memproduksi pupuk, CV SJ, mengatasi bau busuk itu. Jika tidak bisa memenuhi tuntutan warga, pabrik diminta pindah dari Tanjungkalang.

“Harapan masyarakat di sini hanya satu sebenarnya, tidak mencium bau dan debu ini,” kata warga Dusun Templek, Desa Tanjungkalang, Abdul Rokhim (42) kepada wartawan, Senin (11/10/2021).

Menurut Rokhim, warga Dusun Templek sudah mencium bau busuk dari pabrik pupuk beberapa tahun terakhir.

Warga, lanjut Rokhim, juga sudah beraudiensi dengan pihak pabrik, tetapi bau busuk terus ada dan tak pernah ada solusi.

“Ada beberapa pertemuan, tapi tidak menemukan solusi. Pabrik tetap beroperasi, sehingga ya kami di sini harus begini, menerima apa adanya,” keluh Rokhim.

Rokhim melanjutkan, polusi udara di Dusun Templek amat mengganggu aktivitas warga. Ia khawatir bau busuk, asap, dan debu, yang keluar dari cerobong pabrik akan mengganggu kesehatan warga setempat.

“Apalagi di musim pandemi ini banyak orang sakit kan. Banyak orang sakit itu sangat mengeluh dengan adanya bau ini, misalkan ada orang sakit, terus di samping itu mencium bau tidak sedap,” tutur Rokhim.

Semula Pabrik Garam

Ketua RW 06, Dusun Templek, Desa Tanjungkalang, Jamaluddin (42) menjelaskan, pabrik pupuk organik yang diprotes warga karena bau busuk tersebut mulanya pabrik pengolahan garam.

Namun, kata Jamaludin, pabrik tersebut bertransformasi menjadi pabrik pupuk organik.

“Dulu pabrik garam sebenarnya, terus beralih ke kompos ini,” ungkap Jamaludin.

Jamaludin melanjutkan, warga setempat memang pernah menandatangani izin atau persetujuan lingkungan operasional pabrik itu. Namun, izin itu diberikan untuk pegolahan garam, bukan pupuk organik.

“Kalau warga sini kayaknya enggak ada (yang memberikan izin lingkungan). Soalnya dari pembicaraan warga sini itu enggak ada yang ikut bikin perizinan,” paparnya.

Pabrik pupuk organik tersebut beroperasi sejak beberapa tahun lalu. Hanya saja, kata Jamaludin, sejak empat atau lima tahun belakangan ini polusi udara yang dihasilkan dari pabrik kian menjadi-jadi.

Warga sendiri sempat beberapa kali melakukan mediasi dengan pihak pengelola pabrik. Jamaludin menyebut dalam mediasi itu pihak pabrik berjanji untuk mengatasi polusi udara yang dihasilkan perusahaan.

“Sering (mediasi), sayangnya janji itu enggak pernah ditepati,” sebutnya.

Sebelumnya, unggahan foto yang menggambarkan spanduk bertebaran di kawasan permukiman padat penduduk viral di media sosial Facebook.

Foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Facebook @Nasrul Muhd Fauzan. Spanduk dalam foto tersebut berisi protes warga atas bau busuk dan debu yang dihasilkan dari pabrik pupuk organik di wilayah setempat.

Kompas.com telah mendatangi kantor pabrik yang dimaksud oleh warga, tetapi petugas keamanan setempat menyebutkan, direktur perusahaan belum bisa ditemui.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/11/174622878/protes-pabrik-pupuk-di-nganjuk-warga-harapan-masyarakat-tidak-mencium-bau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke