Namun, kondisi perlengkapan atlet sangat memperhatikan dan tak punya anggaran berangkat ke Pekanbaru.
Atlet bahkan ada yang tak punya sepatu dan seragam untuk bertanding. Ada dua atlet bernama Alex Iskandar dan Astri bertanding hanya dengan sepatu pinjam dari orang lain.
Pihak SOIna Kepulauan Meranti mengaku tak punya anggaran untuk perlengkapan dan biaya untuk bertanding ibu kota Provinsi Riau. Buat ongkos travel saja mereka masih berutang.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kepulauan Meranti, Rizky Hidayat menyebut pihak SOIna sebelumnya tidak mengajukan anggaran.
"Seharusnya mereka (SOIna Kepulauan Meranti) kan mengajukan dana bantuan awal tahun dan itu bisa kita masukkan ke dalam dana hibah, sebelum mengikuti pertandingan," kata Rizky saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (10/10/2021).
Tidak ada pengajuan proposal
Ia menjelaskan, semua kegiatan saat ini semuanya harus dianggarkan untuk bisa digunakan ketika ada pertandingan.
Atau pun, SOIna bisa juga mengajukan bantuan dana hibah di awal tahun.
"Kemarin itu tidak ada pengajuan proposal dari SOIna-nya, itu yang tidak bisa kita anggarkan dana hibah mereka. Kalau tahun-tahun sebelumnya ada kita anggarkan. Tahun ini memang tak teranggarkan sama kita, karena kita tidak tahu akan ada pertandingan," ungkap Rizky.
Namun demikian, Rizky secara pribadi memberikan bantuan uang Rp 1 juta untuk keberangkatan para atlet tunagrahita itu.
Sementara itu, untuk biaya kepulangan atlet dan pendamping, Rizky mengaku akan dibicarakan nantinya.
"Nanti kita bicarakan sama pimpanan. Atlet ini kan dapat medali emas nih, seperti apa instruksinya nanti. Ya, kita sambulah mereka nanti," ujar Rizky.
Bupati Kepulauan Meranti tak merespons
Kompas.com mencoba menghubungi Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil melalui sambungan telepon untuk menginformasi nasib atlet dari Kota Sagu itu, namun belum menjawab. Pesan WhatsApps yang dikirim banya dibaca saja.
Sebagaimana diberitakan, atlet SOIna perwakilan Kabupaten Kepulauan Meranti berangkat untuk bertanding ke Pekanbaru dengan segala kekurangan.
Mulai dari tak punya sepatu, seragam hingga biaya transportasi.
Namun, keterbatasan itu tidak membuat atlet putus asa.
Kisah atlet atletik Alex dan Astri raih emas dan perak bermodal sepatu pinjaman
Seperti Alex Iskandar, atlet atletik ini berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga (Cabor) lari 100 meter.
Pada saat bertanding, Alex hanya menggunakan sepatu pinjaman yang dicari pendampingnya. Sebab, Alex tak memiliki sepatu seperti atlet dari daerah lainnya.
Hal yang sama juga dialami Astri. Atlet futsal putri ini juga pakai sepatu pinjam, dan akhirnya meraih medali perak.
Kedua atlet ini berasal dari keluarga tak mampu. Sehingga, orangtua mereka tidak bisa memfasilitasi keberangkatan anaknya ke Pekanbaru.
Tak ada anggaran, sudah mengadu pun tak direspons
Ketua SOIna Kepulauan Meranti Syafrizal mengaku memang tidak ada anggaran untuk memberangkatkan atlet ke Pekanbaru.
"Kami tak punya anggaran sama sekali, baik untuk beli sepatu, seragam maupun biaya transportasi," akui Syafrizal saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (9/10/2021) malam.
Untuk berangkat ke Pekanbaru, lanjut dia, ada dibantu Kadispora Kepulauan berupa uang pribadi Rp 1 juta. Syafrizal sendiri memberi uang Rp 200.000.
Sedangkan untuk transportasi kapal dari Meranti ke Pelabuhan Buton di Kabupaten Siak, diantar dengan kapal milik Pemkab Meranti.
Sedangkan untuk kendaraan darat, Syafrizal mengaku masih berutang ongkos travel ke Pekanbaru.
"Ongkos travel kami masih ngutang Rp 1,2 juta. Uang yang diberi sama Pak Kadispora buat beli obat dan makanan," sebut Syafrizal.
Sebelum berangkat ke Pekanbaru, Syafrizal mengaku sudah datang mengadu kepada Wakil Bupati Meranti, Asmar.
Saat itu, Wakil Bupati meminta buatkan proposal.
"Setelah saya ajukan proposal, tetapi tidak direspons dengan baik," kata Syafrizal.
https://regional.kompas.com/read/2021/10/10/095432178/atlet-kepulauan-meranti-bertanding-pakai-sepatu-pinjaman-kadispora-mereka