Dentuman itu terdengar hingga Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, NTT.
"Baru saja terdengar ada suara dentuman keras. Suara gemuruh terdengar jelas sampai di kota Lewoleb," ujar salah satu warga Lewoleba, Teddi Lagamaking kepada Kompas.com, Sabtu malam.
Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian menjelaskan, menurut grafik, ada peningkatan erupsi sejak 27 September 2021.
Sejak saat itu, dalam sehari terjadi puluhan kali letusan dan lontaran lava pijar.
"Jumlah erupsi paling tinggi terjadi pada tanggal 4 Oktober 2021 yakni 74 kali erupsi hingga menyebabkan pesawat Wings Air dari Kupang gagal mendarat di Bandara Wunopito Lewoleba," kata Stanislaus.
Ia mengatakan, aktivitas gempa permukaan atau hembusan dan lontaran lava pijar masih terus terjadi.
Terkait gemuruh yang terdengar hingga di kota Lewoleba, kata dia, itu terjadi karena adanya magma dan batuan yang bergerak menuju permukaan.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar gunung tak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai awan panas dari arah tenggara puncak.
"Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," ujarnya.
Masyarakat di sekitar aliran sungai yang memiliki hulu di puncak Gunung Ile Lewotolok diminta mewaspadai ancaman lahar dingin, khususnya di saat hujan.
"Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya," katanya.
https://regional.kompas.com/read/2021/10/09/215608578/dentuman-dan-gemuruh-gunung-ile-lewotolok-terdengar-hingga-lewoleba-lembata