Salin Artikel

5 Hal soal Kemunculan NII di Garut, Diduga Baiat 59 Anak

KOMPAS.com - Kabar munculnya Negara Islam Indonesia (NII) membuat heboh warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

NII diduga melakukan pembaiatan terhadap 59 anak di Garut.

Pembaiatan diduga digelar di sebuah masjid di Kelurahan Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota, Garut.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Garut Kota Aceng Amirudin mengatakan, setelah diberitahu oleh MUI Kabupaten Garut, pihaknya lantas memantau kegiatan pengajian di masjid tersebut.

Akan tetapi, pengajian itu sudah tidak ada. Kata Aceng, pengikut pengajian diduga telah mengetahui bahwa aktivitas mereka dipantau.

MUI Garut Kota kemudian berusaha mengembangkan informasi soal paham NII di Garut.

Berikut Kompas.com merangkum lima hal soal dugaan kemunculan NII di Garut.

1. Bermula dari seorang anak kecelakaan

Kabar mengenai baiat terhadap NII terbongkar usai salah seorang anak yang mengikuti kegiatan itu mengalami kecelakaan.

“Awalnya dia tidak membuka, tapi setelah kejadian kecelakaan, waktu itu bawa motor saya, akhirnya kebongkar,” ujar ayah anak tersebut, M (49), Kamis (7/10/2021).

M mengungkapkan, dalam dua tahun ini, perilaku anaknya berubah setelah mengikuti pengajian di salah satu masjid di Kelurahan Sukamenteri.

Berdasar penuturan anaknya, diketahui bahwa dia mengikuti kegiatan pengajian itu sejak dua tahun lalu atau sewaktu masih duduk di kelas 1 SMP.

Kata M, anaknya pernah dibaiat oleh gurunya.

“Baiat hijrah katanya, dari Islam kita seperti biasa, dia bilang Islam kita nih gelap, jadi hijrah ke tempat yang terang, NII itu, menurut versi mereka NII itu terang,” ucapnya.


2. NII Garut diduga baiat 59 anak

Sebanyak 59 anak di Kabupaten Garut diduga telah dibaiat untuk masuk ke dalam NII.

Sekretaris MUI Garut Kota Aceng Amirudin menjelaskan, hal tersebut terkuak usai dirinya bertemu M.

MUI kemudian melakukan tabayun atau konfirmasi kepada sejumlah orang yang diduga terlibat dalam pengajian itu.

Aceng menerangkan, berdasar keterangan pengikut pengajian itu, mereka mengaku aktivitas yang dijalankan hanyalah pengajian biasa.

Akan tetapi, ada beberapa anak yang pernah dibaiat oleh salah seorang sesepuh pengajian tersebut di rumahnya.

Menurut Aceng, si sesepuh mengakui bahwa ada anak-anak yang dibaiat, tetapi tidak terkait ajaran-ajaran lain.

“Tapi dia (sesepuh pengajian) enggak tahu kalau (baiat) NII. Katanya, 'Saya cuma membaiat agar anak-anak itu jangan mabuk atau maksiat', cuma sebatas itu. Kalau ada ajaran-ajaran lain, dia enggak tahu,” terangnya.

3. Mengakui NKRI

Dalam acara tabayun yang diadakan pada Selasa (5/10/2021), orang-orang yang diduga mengikuti NII tersebut akhirnya mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengakuan itu dituangkan dalam surat pernyataan.

Salah satu yang turut menyatakan mengakui NKRI adalah anak M.

Aceng membeberkan, dalam pengajian itu terdapat 59 anak. Mereka rata-rata berusia 15 hingga 20 tahun.

Mereka tak cuma berasal dari Kecamatan Garut Kota saja, tetapi juga Kecamatan Limbangan dan Cibatu.


4. Paham NII

Kata Aceng, dalam proses tabayun tersebut, ada anak yang menyebut NKRI sebagai tagut.

Anak tersebut juga sempat tak mengakui NKRI.

“Kemarin waktu bicara di sini, dia itu mengatakan bahwa Indonesia hukumnya bukan Islam, kalau seperti itu, itu thogut, tapi setelah diberi tahu akibatnya, dia akhirnya mau kembali ke NKRI,” ungkapnya.

M, salah satu ayah pengikut NII, menyebutkan bahwa selama anaknya mengikuti pengajian itu, dia memutuskan tidak mau bersekolah lagi.

“Alasannya orang sukses itu nggak sekolah juga bisa, sekolah bukan jaminan sukses,” jelasnya.

5. Minta penegak hukum bertindak

Soal dugaan munculnya paham NII di Garut, MUI Kabupaten Garut meminta aparat penegak hukum untuk bertindak.

Ketua MUI Kabupaten Garut KH Sirojul Munir meminta agar penegak hukum mengejar dalang atau tokoh dari NII di Garut.

“Kami mendesak penegak hukum menangani kasus tersebut, penanganannya yang benar-benar serius, syukur-syukur nanti tokoh di Garut ini, NII ini siapa sih sebenarnya,” tuturnya, Kamis.

Munir menerangkan, MUI bakal membuat laporan ke kepolisian mengenai dugaan kemunculan paham NII di Garut.

Saat ini, ucap Munir, MUI masih mengumpulkan bukti-bukti yang dapat menguatkan agar proses hukum bisa berjalan.

“Kita sudah siap melaporkan, Cuma harus matang, minimal mencari dua alat bukti, ini yang akan dicari tim, nanti akan dirumuskan, ada komisi hukum dan perundang-undangan, komisi ini yang akan melaporkan,” paparnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/09/171517378/5-hal-soal-kemunculan-nii-di-garut-diduga-baiat-59-anak

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke