Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] "Naturalist Guide" Digigit Komodo | Pemilik Konter Jadi Tersangka Usai Beli Tablet Curian

KOMPAS.com - Anton, seorang naturalist guide yang bertugas di Resort Loh Buaya Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo, digigit seekor komodo dewasa, Selasa (28/9/2021) sekitar pukul 16.50 Wita.

Anton digigit komodo setelah terjatuh saat menghalau komodo tersebut agar tidak terlalu dekat dengan pekerja lain di Resort Loh Buaya.

Akibat kejadian itu, Anton mengalami luka sayatan pada pangkal paha.

Sementara itu, seroang pemilik konter handphone di Jember, Jawa Timur, berinisial AN, ditetapkan polisi sebagai tersangka karena menadah hasil barang curian berupa tablet milik SMKN 5 Jember.

Tablet itu dijual bertahap oleh pelaku BY ke AN sebanyak 90 unit.

Dari 90 unit tablet yang dijual pelaku BY ke AN, hanya 25 unit yang diamankan polisi, sisanya sudah terjual.

Berikut populer nusantara selengkapnya:

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang mengatakan, kejadian berawal saat naturalist guide itu sedang melakukan pengamanan pada area kerja penataan sarana dan prasarana wisata di Resort Loh Buaya.

Saat itu, Anton sedang bertugas menjauhkan komodo agar tidak terlalu dekat dengan para pekerja lain di resort tersebut. Namun, ia tiba-tiba terjatuh.

"Seketika, biawak Komodo dewasa tersebut menyergap pangkal paha Anton dengan cepat," jelas Awang dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (6/10/2021) malam.

Melihat kejadian itu, sambungnya, para jagawana Balai Taman Nasional Komodo bersama naturalist guide lainnya langsung membantu Anton agar terlepas dari gigitan komodo.

Gigitan komodo itu akhirnya dilepaskan pada pukul 16.55 Wita. Anton segera mendapatkan pertolongan pertama.

"Tim terus memantau kondisi luka Anton sambil menunggu armada penjemputan tiba di Loh Buaya," katanya.

 

AN, salah satu pemilik konter di Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, ditetapkan polisi sebagai tersangka karena membeli 90 tablet hasil curian.

Diketahui, tabelt itu milik SMKN 5 Jember yang dicuri oleh pelaku BY.

Dari 90 unit tablet yang dijual pelaku BY ke AN, hanya 25 unit yang diamankan polisi, sisanya sudah terjual.

“Sisanya barang tersebut dijual, nota sudah ada, namun tidak tertera telepon, sulit untuk mencari pembelinya,” kata Kapolsek Sukormabi AKP Sigit Budiono, saat konferensi pers di Mapolsek Sukorambi, Kamis (7/10/2021).

Kata Sigit, pelaku BY menjual tablet itu kepada AN dengan harga berbeda, apabila kondisi tablet sudah tidak bagus maka dijual dengan harga Rp 300.000.

Namun apabila barang masih bagus, maka dijual seharga Rp 500.000 hingga Rp 800.000.

“Kami sudah melakukan penyitaan terhadap barang-barang itu," ungkapnya.

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan 3.103 orang sebagai Komponen Cadangan atau (Komcad) Tahun Anggaran 2021.

Upacara penetapan itu digelar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Khusu (Pusdiklatpasssus) Kcamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, 7 Oktober 2021.

Dikutip dari laman PPID.Kemhan.go.id, Komcad adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama (TNI).

Komcad terbagi empat bagian, yaitu Komcad sumber daya manusia, Komcad sumber daya alam, Komcad sumber daya buatan, dan Komcad sarana dan prasarana.

Pembentukan Komcad juga merupakan sebagai bentuk untuk mengantisipasi ancaman terhadap kedaulatan NKRI maupun ancaman nirmiliter lainnya, termasuk bencana alam.

Anggota Komcad ketika tidak dimobilisasi atau tidak bertugas terikat dengan aturan hukum positif yang berlaku, maka mereka akan menjadi seperti layaknya masyarakat sipil lainnya.

Mereka baru akan menjadi militer begitu ada mobilisasi yang hanya bisa dilakukan oleh Presiden atas persetujuan DPR RI.

 

Warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, Jawa timur, dihebohkan dengan ditemukan Elvi Bovianti (47) tewas dengan kepala bersimbah darah di ranjang kamar rumahnya, Kamis (7/10/2021) dini hari.

Sementara, suaminya berinisial S (55) ditemukan warga terluka tergeletak tak sadarkan diri di kebun di pinggir rel kereta api, sekitar 500 meter dari rumahnya.

Polisi menduga, Elvi adalah korban penganiayaan. Sebab, pada ditemukan luka di kepalanya, luka itu diduga dari hantaman benda tumpul.

"Berdasarkan hasil korban mengalami luka memar atau retak di kepala bagian kiri dekat telinga. Keluar darah di situ dan juga darah dari lubang hidung," kata Kapolsek Garum Iptu M Burhanuddin, Kamis.

Kata Burhan, pihaknya menaruh curiga kepada S, suami korban yang diduga melakukan penganiayaan tersebut.

Namun, Burhan tidak memberikan keterangan lebih lanju karena masih dalam proses penyelidikan.

"Jasad korban saat ini ada di RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar untuk diotopsi," kata Burhan.

Sementara, suami korban saat ini dirawat di RSUD Ngudi Waluyo di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) Nadiem Makarim menceritakan pengalamannya kepada wartawan saat menginap di rumah Sukardi (50), salah satu guru honorer di Desa mujur, Kabupaten Lombok Tengah, di sela kunjungannya ke NTB.

Diketahui, Sukardi merupakan guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Praya Timur.

Kepada wartawan, Nadiem menceritakan keluh kesah pengalaman Sukardi yang sudah mengandi selama 25 tahun sebagai tenaga honorer di sekolah tersebut.

"Saya pergi menginap di guru honorer, pertama kali saya menginap di guru honorer, namanya Pak Sukardi sudah 25 tahun mengajar, umurnya sudah 50 ke atas," kata Nadiem ditemui usai memantau Sekolah Tatap Muka (STM) di Sekolah Dasan Baru, Lombok Tengah, Kamis (7/10/2021)

Kata Nadiem, meskipun gaji yang diterimanya tidak seberapa, Sukardi mempunyai tekad yang kuat untuk mengajar murid-muridnya.

Padahal, sambungnya, beberapa kali ia mendapat pekerjaan yang gajinya beberapa klai lipat dari honornya mengajar.

Namun, karena panggilan jiwa, membuat Sukardi ingin teta selalu mengajar.

"Pak Sukardi itu berapa kali punya kerjaan yang empat kali gajinya lebih besar dari gaji honorer, tapi tetap selalu pergi mengajar, karena kenapa, 'hati saya bukan di situ'," kata Nadiem menuturkan ulang ucapan Sukardi.

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Supriadi, Asip Agus Hasani, Idham Khalid | Editor: Dheri Agriesta, Priska Sari Pratiwi, David Oliver Purba, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/08/060100078/-populer-nusantara-naturalist-guide-digigit-komodo-pemilik-konter-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke