Salin Artikel

Cerita Kades, Ratusan Warganya Miskin Parah Selama Pandemi, Terjerat Pinjaman "Bank Emok", Terbantu Saat Ada Program Desa Digital BJB

Ato berujar, sejak pandemi Covid-19, di desanya, sekitar 60 karyawan pabrik dan 200 buruh nonpabrik terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sedang jumlah penduduk Desa Jatimulya sekitar 11.000 orang dengan 2.500 kepala keluarga. Jumlah rumah bilik sebanyak 130 rumah dengan yang nyaris roboh tiga rumah.

"Kategori miskin parah 300 KK, yang tidak punya pekerjaan tetap, serabutan," kata Ato kepada Kompas.com baru-baru ini.

Ato pun menyebutkan di desanya ada yang satu dusun yang hanya terdapat satu sumur berair tawar. Sedang sumur lainnya berair asin, meskipun dusun itu letaknya sekitar tujuh kilometer dari pantai. Sumur itu dipakai berbarengan oleh warga dari 500 KK.

"Saya ingin membuat sumur untuk dipakai warga bareng-bareng. Tanahnya sudah ada, ada warga yang mebghibahkan. Tinggal sumurnya," ungkap dia.

Warga terjerat pinjaman bank emok

Ato pun menyebut di desanya ada 8 bank emok yang masuk. Menurutnya jika uang pinjaman digunakan untuk usaha, cukup membantu perekonomian.

Namun sebagian digunakan untuk makan sehari - hari atau membeli kebutuhan yang bersifat konsumtif. Sehingga saat waktunya mengembalikan, warga tak mampu membayar.

"Yang meminjam 50 persen pedagang warung kecil. Yang 50 persen lagi ibu rumah tangga yang suaminya bekerja. Namun akhir-akhir ini diberhentikan dari tempat bekerja sehingga masih mempunyai uang di koperasi," kata dia.

Akan tetapi akhir-akhir ini, kata dia, Bjb meluncurkan program Kredit Mesra, yang meminjamkan uang tanpa bunga dan tanpa agunan.

Kredit Mesra ini, salah satu bagian dari Desa Digital yang digagas BJB Karawang.

"Salah satunya untuk menanggulangi agar masyarakat tidak semuanya mengambil dari bank emok," ungkap Ato.

Desa Digital Bjb permudah warga akses perbankan

Nur Asyiah, penjual kembang goyang di Desa Parakan, Kecamatan Tirtamulya mengatakan, usahanya semakin maju.

"Karena pengembalian kredit tanpa bunga dan mendapat pelatihan dari bank bjb dalam hal pengelolaan modal usaha," kata Nur.

Kepala Desa Parakan Adih Hidayat mengungkapkan, dengan adanya desa digital, akses perbankan hingga transaksi nontunai bagi warganya menjadi lebih mudah.

Pun akses permodalan.

"Desa pun bisa melakukan penjualan produk UMKM binaan," kata Adih.

Terlebih, kata Adih, Bjb membantu akses internet di Desa Parakan di beberapa titik yang sangat membantu anak usia sekolah saat pembelajaran daring atau online.

"Di era digitalisasi, bagi saya suatu keniscayaan yang harus dimanfaatkan perutukannya. Ini sesuai arahan Gubernur Jawa Barat, tinggal di desa rejeki kota bisnis mendunia," ungkapnya.


Warga diajak transaksi secara digital

"Ada 24 desa. Yang sudah matang Desa Parakan, Kecamatan Tirtamulya, Karawang," ujar Kepala Bjb Cabang Karawang, Arfandy, kepada Kompas.com di Kantor Bjb Cabang Karawang, Rabu (6/9/2021).

Dalam Desa digital, masyarakat diajak bertransaksi secara digital. Bukan saja soal urusan perbankan, melainkan juga soal pembayaran dan transaksi secara digital pada merchant Bjb Karawang di desa itu.

Transaksi bada merchant itu bisa menggunakan sistem QRIS. QRIS merupakan pembayaran digital menggunakan scan QR Code dan dapat di scan atau dikenali, di baca oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran PJSP).

Di kantor desa, Bjb menghadirkan mini bank. Seorang petugas dari warga yang telah dilatih disiagakan. Masyarakat bisa melakukan tarik dan setor tunai hingga bayar-bayar. Mulai dari PBB, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga isi ulang uang elekronik.

"Masyarakat tak lagi jauh-jauh ke kantor cabang. Kami buat agar masyarakat nyaman," ungkap Arfandy.

Tak hanya itu, Bjb juga memfasilitasi wifi untuk mendukung aktivitas digital masyarakat. Juga CCTV yang terhubung ke command center Polres Karawang.

"Semua itu bjb Karawang yang membiayai," ucap dia.

Kredit tanpa agunan pesaing bank emok dan pinjol

Bjb juga memfasilitasi masyarakat pelaku usaha kecil dengan kredit tanpa agunan dan tanpa bunga. Peminjam hanya dibebankan biaya administrasi yang dibayar dimuka maksimal 9,5 persen untuk sesuai plafon pinjaman.

Plafon pinjman dari Rp 500.000 hingga Rp 5 juta. Jangka waktu pinjaman 6 sampai 12 bulan.

"Maksimal peminjaman Rp 5 juta. Jika pinjam sejumlah itu, administrasinya Rp 475.000 ribu sebagai pengganti uang kertas dan administrasi lainnya," ungkap dia.

Kredit ini bisa diajukan pada masyarakat berkelompok yang terdiri atas 5 sampai 10 orang. Syarat ini mirip dengan saat mengajukan pinjaman ke koperasi, atau yang di Karawang dikenal dengan Bank Emok. Bedanya bank emok menarik bunga tinggi dan sistem tanggung renteng.

"Tidak ada istilah yang lancar menanggung yang macet di Kredit Mesra," ungkapnya.

Kredit Mesra hadir untuk memberi pilihan pinjaman bagi masyarakat. Misalnya dari bank emok, rentenir, ataupun pinjaman online (pinjol) yang cara menagihnya cukup meresahkan.

"Kami menyajikan pilihan kepada masyarakat. Karena kalau membarantas bank emok tidak mungkin," ujar dia.

Selain itu ada juga KUR Pertanian. Yang sudah terlaksana yakni KUR Pertanian kepada anggota BMT Niaga Utama dengan garapan sebesar 2.000 hektare atau setara dengan nominal Rp32 miliar.


Dukung ekonomi kerakyatan

Seperti diketahui Bjb Karawang adalah perbankan yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah daerah. Artinya uang rakyat.

"Karena itu kami menggagas program untuk kemakmuran rakyat. Kami ingin menghidupkan ekonomi kerakyatan," ungkap dia.

Dengan pinjaman tanpa agunan dan bunga misalnya, masyarakat tak harus berurusan dengan rentenir atau pinjol yang bunganya mencekik. Belum cara menagih yang kerap membuat kesal.

Untuk mewujudkan itu, Bjb Karawang melatih dan mendampingi masyarakat yang jadi peminjam, mulai dari hulu hingga hilir. Pada program ini, teler pada mini bank di desa bukan pegawai BJB Karawang. Melainkan warga yang dilatih. Tujuannya untuk menjadikan masyarakat mandiri.

"Menyerap tenaga kerja, meskipun satu orang. Dan dia menggaji dirinya sendiri," kata dia.

Progres Desa Digital di Jabar

Desa Digital pertama kali diresmikan pada 17 Juni 2021 oleh Gubernur Jawa Barat, yakni Desa Digital Parakan.

Saat ini sudah ada 24 desa yang setuju dengan Desa Digital dengan nasabah hingga 10 ribu orang. Hingga akhir tahun 2021, BJB Karawang menargetkan 60 desa digital yang tersebar di 30 kecamatan dengan kredit sekitar Rp 1,3 triliun.

"Kita optimistis target tercapai," ungkap dia.

Arfandy menyebut desa sangat antusias menyambut program ini. Beberapa kepala desa atau camat pun berujar ingin desa digital diterapkan di wilayahnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/063000178/cerita-kades-ratusan-warganya-miskin-parah-selama-pandemi-terjerat-pinjaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke