Salin Artikel

2 Lifter Peraih Medali Olimpiade Tak Terbendung di PON Papua

Dalam pertandingan yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Rabu (6/10/2021), Eko Yuli Irawan yang meraih perak pada olimpiade lalu, turun di kelas 67 kg, sedangkan Windy Chantika Aisah yang meraih perunggu di Olimpiade Tokyo, turun di kelas 49 kg.

Windy yang bertanding lebih dulu, meraih emas PON dengan perbedaan total angkatan yang cukup jauh dibanding lifter lainnya.

Ia berhasil mencatatkan angkatan snatch terbaik seberat 87 kg, sedangkan pada angkatan clean & jerk ia menorehkan angkatan terbaik 105 kg, sehingga total angkatannya mencapai 192 kg.

Medali perak diraih lifter asal Jawa Tengah, Siti Nafisatul dengan total angkatan 179 kg.

Sedangkan medali perunggu diraih Ruska Nur Amanda dari Kalimantan Selatan dengan total angkatan 167 kg.

Usai pertandingan, Windy Chantika Aisah mengaku senang dengan raihan tersebut, terlebih ia bertanding di PON XX dalam keadaan masih cedera.

"Saat ini masih cedera retak tulang kering," ujarnya.

Ia mengakui, persiapan menuju PON agak berat karena dirinya baru saja mengikuti Olimpiade Tokyo.

Tetapi dengan raihan emas di PON XX, Windy mengaku belum memiliki target berikutnya.

"Kalau Windy itu jalan saja, berlatih semampu Windy," kata dia.

Saat itu total angkatannya telah mencapai 308 kg, sementara lifter lainnya yang telah selesai melakukan angkatan belum ada yang bisa menyamai catatan Eko Yuli Irawan.

Pada akhirnya Eko membukukan total angkatan 313 kg dari angkatan snatch 143 kg dan clean & jerk 170 kg.

Sementara Triyatno yang mewakili Kalimantan Timur, yang juga lifter yang turut bertanding di Olimpiade Tokyo, harus puas meraih perak dengan angkatan snatch 135 kg dan clean & jerk 169 kg, sehingga ia memperoleh total angkatan 304 kg.

Sementara perunggu diraih lifter asal Bengkulu, Deni yang pada angkatan snatch meraih 137 kg dan clean & jerk 166 kg. Total angkatan Deny adalah 303 kg.

Usai pertandingan, Eko Yuli Irawan menyebutkan persaingan di kelas 67 kg cukup ketat, terutama karena ia sebelumnya bertanding di kelas 61 kg.

Hanya saja ia merasa bersyukur karena akhirnya berhasil meraih emas.

"Sebenarnya tidak mudah karena saya naik dari kelas 61 kg ke 67 kg, persaingannya lebih ketat, tapi Alhamdulillah saya dapat emas," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/06/181204278/2-lifter-peraih-medali-olimpiade-tak-terbendung-di-pon-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke