Salin Artikel

Tolak Lepas Atribut Perguruan Silat, Pemuda Dikeroyok, Berbuntut Aksi Penggerudukan di Polres Blitar

Akibat pengeroyokan yang terjadi di pinggir Sungai Lodagung, akhir pekan lalu itu, MFP mengalami luka-luka meski tidak sampai harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Pengeroyokan itu juga berbuntut panjang. Ratusan pesilat dari perguruan Ikatan Kera Sakti (IKS) menggeruduk Kantor Polres Blitar pada Senin malam (4/10/2021).

Ketua IKS Blitar Edi Purnomo mengatakan, ratusan pesilat IKS datang ke Kantor Polres Blitar untuk menuntut keadilan atas pengeroyokan terhadap MFP yang merupakan anggotanya.

IKS mempertanyakan mengapa Polres Blitar hanya menangkap satu orang pelaku.

Padahal, MFP dikeroyok oleh puluhan orang yang diduga terafiliasi ke sebuah perguruan pencak silat lainnya.

Dihubungi Kompas.com pada Rabu (6/10/2021), Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Ardyan Yudho Setyantono menolak jika polisi dituding kurang tegas menangani kasus tersebut.

Yudho membenarkan pihaknya baru menangkap satu orang terduga pelaku ketika massa pesilat menggeruduk Kantor Polres Blitar.

"Tapi setelah itu kami sudah mengamankan terduga pelaku lainnya lagi," kata Yudho.

Meski demikian, Yudho menolak menyebutkan berapa jumlah terduga pelaku pengeroyokan yang sudah diamankan.

Dia hanya mengatakan bahwa berdasarkan penyelidikan polisi, pihaknya mengidentifikasi lima orang yang diduga menjadi pelaku penganiayaan terhadap MFP.


Kelima terduga pelaku itu berada di lokasi kejadian bersama kelompok mereka yang terdiri dari puluhan orang.

"Saat ini kami sedang melakukan pengejaran terhadap tiga orang lainnya dari pelaku. Sudah kami datangi rumah masing-masing tapi mereka tidak ada," ujarnya.

Yudho mengatakan, polisi menggunakan Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana pengeroyokan dengan ancaman hukuman kurungan maksimal 5 tahun 6 bulan.

Yudho menuturkan, insiden pengeroyokan tersebut berawal dari terjadinya pertemuan tak disengaja antara dua kelompok remaja dan pemuda yang diduga merupakan anggota perguruan pencak silat yang berbeda, Sabtu (2/10/2021) sore.

Kelompok pertama adalah kelompok MFP yang datang bersama belasan temannya ke sebuah lokasi nongkrong anak muda di pinggir Sungai Lodagung yang terletak di tengah hutan jati milik Perhutani.

Di lokasi kejadian, kelompok terduga pelaku pengeroyokan yang terdiri dari puluhan remaja dan pemuda mendatangi kelompok MFP dan meminta mereka melepaskan baju atribut sebuah perguruan pencak silat.

"Belasan teman MFP mau melepas baju atribut, tapi MFP menolak," tutur Yudho.

Penolakan MFP itu, kata Yudho, berujung pengeroyokan terhadapnya.

"Korban mengalami luka memar di kepala dan beberapa bagian tubuh. Sudah dibawa ke rumah sakit tapi tidak sampai rawat inap," ujarnya.

Yudho berharap masyarakat menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus tersebut kepada pihak kepolisian dan meminta mereka menahan diri serta tidak terprovokasi melakukan aksi balasan.

Yudho berjanji Polres Blitar akan segera memberikan keterangan yang gamblang terkait penanganan kasus tersebut. 

https://regional.kompas.com/read/2021/10/06/162852578/tolak-lepas-atribut-perguruan-silat-pemuda-dikeroyok-berbuntut-aksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke