Salin Artikel

Gubernur Viktor Laiskodat Klaim Angka Stunting di NTT Turun

Hal itu disampaikan Viktor, saat menerima audiensi tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kupang, Senin (4/10/2021).

"Sejak kami memimpin NTT September 2018, angka stunting turun dari 35,20 persen jadi 22 persen," ujar Viktor, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com dari Biro Administrasi Pimpinan Pemprov NTT, Selasa (5/10/2021).

Viktor mengingatkan, soal stunting tak hanya perihal penurunan jumlah persentasi, tetapi masalah kemanusiaan.

Menurutnya, pekerjaan seorang pemimpin bukan menurunkan persentase saja, tetapi menyelesaikan masalah. Sehingga, masyarakat bisa hidup dalam kondisi lebih baik.

"Mindset seperti ini yang coba terus kami dorong dan tanamkan kepada para bupati dan wali kota di NTT," ujar Viktor.

Viktor menuturkan, pendekatan penanganan stunting di NTT bukan hanya soal pangan, tetapi berkaitan dengan pranata sosial budaya dan pendidikan.

Kemiskinan di NTT, lanjut dia, bukan karena alam, tetapi karena kemampuan untuk mengolahnya yang belum optimal.

"Kami butuh orang-orang seperti bapak dan ibu (Peneliti IPB), yang bisa menjadi trigger atau pemicu. Saya tahu IPB salah satu perguruan tinggi yang sangat hebat, yang mampu melakukan ini,"ujar Viktor.

Viktor pun mendorong, kerja sama antara IPB dengan perguruan tinggi di NTT. Bukan hanya pada transfer ilmu, tetapi juga kerja nyata yang produktif.

Semangat kolaborasi, lanjut Viktor, harus terwujud di lapangan.

"Kita punya banyak lembaga atau tempat pembenihan tapi masih kurang produktif. Dulu kita termasuk daerah pengekspor sapi yang hebat. Juga punya potensi laut yang luar biasa. Provinsi ini adalah penghasil lobster mutiara terbesar di Indonesia," kata dia.

Viktor menyebut, jika para ahli bisa menghadapi tantangan di lapangan, persoalan kemiskinan di NTT bisa diatasi.

"Kalau kita mau serius seperti ini, kita bisa keluar dari kemiskinan. Semangat seperti ini kita harapkan dapat ditularkan oleh ahli dari IPB," kata Viktor.

Viktor juga meminta tim peneliti IPB mengintegrasikan penelitiannya dengan program pemerintah Provinsi.


Viktor berharap, kehadiran tim IPB dapat mengubah mindset dan kultur set birokrasi yang lebih berorientasi pada pelaksanaan program dan pemenuhan aspek administrasi semata.

Viktor meminta tim ahli dari IPB dapat bersinergi dengan perangkat daerah terkait untuk pengembangan perikanan, pertanian dan peternakan.

"Di sini ada ahli perikanan, pengolahan pakan ternak dan gizi yang hebat dari IPB. Silakan berkolaborasi dengan pimpinan perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk kemajuan NTT. Kadis Pertanian dan Kadis Perikanan tindak lanjuti dan proaktif berkomunikasi dengan para peneliti ini," kata dia.

Viktor juga berkomitmen, meniadakan stunting di NTT, bukan sekadar menurunkannya.

Sementara itu, ketua tim peneliti IPB Alimmudin menegaskan, tim peneliti dari IPB terdiri dari ahli perikanan, ahli pangan dan gizi, dan ahli peternakan.

"Tujuan akhir dari penelitian dan kerja tim ini adalah untuk menghasilkan biskuit tepung lele dan tepung marungga yang bergizi untuk membantu NTT tangani stunting," kata dia.

"Misi kami adalah bantu NTT atasi kemiskinan. Pendekatan kita langsung ke habitat, berikan edukasi dan praktek untuk asupan gizi yang baik," sambungnya.

Tim peneliti IPB akan membangun kerja sama dengan Undana serta perguruan tinggi lainnya dan PKK NTT.

Alimmudin mengatakan, tim peneliti akan siap membantu pemerintah provinsi untuk pengembangan perikanan, pakan ternak, pengembangan kelor dan peternakan.

Para peneliti dari IPB tersebut terdiri dari enam orang guru besar, masing-masing dua orang dari tiap fakultas yakni Fakultas Gizi dan Pangan, Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Peternakan.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/05/150443678/gubernur-viktor-laiskodat-klaim-angka-stunting-di-ntt-turun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke