Salin Artikel

Wakil Ketua Komisi VI Sebut Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 dengan 5 M

SOLO, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima meminta masyarakat tidak perlu takut menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang kemungkinan terjadi awal Januari 2022.

Menurut dia, hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi hal tersebut dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat serta percepatan program vaksinasi.

"Kalau ada prediksi Januari 2022 akan ada lagi booming corona jilid berapa tidak perlu takut. Kita optimisme dengan prinsip gotong royong kita dan kesadarannya sudah mulai merata. Saya yakinnya itu," kata dia saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Kompleks Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Senin (4/10/2021).

"Mohon maaf ini kemarin karena banyak yang kemudian kena dan meninggal saudara, tetangga, sahabat, membangun kesadaran (prokes)," tambah dia.

Aria Bima mengatakan, Indonesia sekarang lebih siap menghadapi kemungkinan muncul gelombang tiga dari segi obat maupun fasilitas rumah sakit.

"Kemarin kita tergagap-gagap dan itu wajar karena itu adalah pandemi. Antara yang tertular, antara yang kena dengan jumlah obat dengan fasilitas rumah sakit tak sebanding itu terjadi di mana-mana. Kemungkinan kalau Januari akan ada kita antisipasi betul 3M, 5M, tetap harus dijalankan. New normal baik di stakeholder baik itu sekolah, tempat ibadah, tempat keramaian sekarang rakyat sudah mulai sadar," terang dia.

"Saya optimis kalau kemungkinan ada prediksi Januari akan ada lagi pandemi yang cukup dikhawatirkan gelombang ketiga, saya tidak khawatir karena kesadaran rakyat dan kesiapan pemerintah dan prinsip kegotong royongan ini sudah terbangun," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperingatkan potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang bisa terjadi di Indonesia.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kondisi tersebut bisa saja terjadi, mengingat sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga tersebut.

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga.


Sementara Indonesia baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).

Mengenai potensi munculnya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, Pemerintah mengaku mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi. 

Untuk mengantisipasi adanya gelombang ketiga, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan terus berusaha memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T).

Dengan memanfaatkan teknologi digital, Budi berharap sistem pelacakan akan semakin baik.

Hal ini nantinya bisa membantu menentukan daerah mana saja yang perlu segera melakukan karantina wilayah atau lockdown, sehingga tidak sampai melakukan lockdown skala nasional.

"Karena dengan fungsi pelacakan yang baik, tracing yang baik, kita bisa dengan cepat melakukan analisa klaster mana, atau micro lockdowndi mana yang harus kita lakukan. Tidak usah dalam skala besar," kata Budi Gunadi saat siaran pers Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/9/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/10/04/144120278/wakil-ketua-komisi-vi-sebut-antisipasi-gelombang-ketiga-covid-19-dengan-5-m

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke