Salin Artikel

Kisah Bagus, Modal Riset Kata Kunci, Kini Sukses Jual 10.000 Daun Kering, Omzet Rp 20 Juta Sebulan

Meski di tengah pandemi, penjualannya meroket menembus sekitar 10.000 buah dalam kurun waktu delapan bulan.

Jeli melihat peluang dan terus belajar memanfaatkan internet menjadi resep Bagus untuk mengembangkan usahanya.

Bermula mundur dari pekerjaan

Kisah Bagus berawal sekitar 2018. Bapak satu anak ini memutuskan mundur dari pekerjaannya di pelayaran. Setelah itu ia memutuskan memulai usahanya sendiri.

Namun, perjalanannya tak melulu mulus. Membuka kafe dan beternak ayam petelur pernah ia lakukan.

Setali tiga uang, semua usahanya tersebut mengalami kegagalan.

Berulang kali gagal mencoba usaha rupanya tak membuat Bagus menyerah. Ia terus mencari peluang untuk menjadi wirausaha.

Hingga akhirnya, Bagus melihat salah satu toko online di marketplace yang berjualan bunga kering, awal 2021.

Menurutnya, jualan bunga kering dari dedaunan bisa menjadi sebuah peluang.

Keliling desa memburu dedaunan

Bagus pun kemudian mengelilingi desanya untuk memburu dedaunan.

Ternyata, dia mendapati melimpahnya tanaman yang berpotensi dijadikan uang.

Tanaman itu antara lain palem sading yang ditanam di rumah warga hingga tumbuh liar di lahan-lahan kosong di pinggiran desanya.

Berbekal sejumlah artikel di internet dan video YouTube, ia melakukan sejumlah persiapan.

Pertama, melakukan riset pasar memanfaatkan Google Trends. Ia menuliskan kata kunci atau keyword "bunga kering". Ternyata volume pencarian kata kunci ini di Google sangat tinggi.

"Artinya banyak sekali yang mencari di Google pencarian," katanya.

Di sisi lain, persaingan untuk kata kunci ini masih terbuka luas.

Belajar dari internet

Setelah itu, Bagus mempelajari bagaimana mengolah daun palem sading hingga siap dijual dengan memanfaatkan internet.

Mulai mengeringkan daun, memotong, hingga cara membungkus untuk bisa dikirim melalui jasa ekspedisi.

Ia kemudian membuka toko online dan menggunakan kata kunci "bunga kering" dan "daun kering" pada deskripsi produknya.

Bunga kering yang ia olah sebelumnya difoto. Setelah itu diunggah ke toko online miliknya lengkap dengan deskripsi penjelasan produknya.

Rupanya, produk di toko online-nya banyak diminati.

Pemesanan terus meningkat dari hari ke hari. Penyebabnya, jika orang memasukkan kata kunci "bunga kering", tokonya sering ada di halaman pertama pencarian.

Omzet Rp 20 juta per bulan

Ia mengatakan, daun palem sading didapatkan dengan mendatangi rumah-rumah warga. Ia menawarkan diri untuk membeli daun-daun tersebut.

"Yang punya pohon malah senang ada yang bersihin pohon miliknya yang rimbun," katanya.

Satu pohon biasanya berisi hingga 50 batang daun. Tiap daun kadang ia beli Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

Setelah dikeringkan dan dipotong sesuai ukuran dan bentuk, daun kering itu bisa terjual Rp 7.000 hingga Rp 12.000 sesuai kualitasnya.

Bunga kering dari daun ini biasanya dipesan untuk ornamen dan dekorasi pernikahan.

Pelanggannya berasal dari seluruh Indonesia. Bahkan, sempat beberapa kali dagangannya dikirim ke luar negeri, seperti Malaysia.

Menurut Bagus, setiap pemesanan biasanya mencapai 15 hingga 20 item.

Dengan penjualan yang terus meningkat, Bagus mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 18 juta hingga Rp 20 juta sebulan.

Hal ini membuatnya terus mencari daun palem sading di area Banyuwangi.

Di sekitar tempat tinggalnya, bahan daun ini mulai menipis. Hal ini membuatnya harus mencari bahannya hingga ke kecamatan lain di Banyuwangi.

"Bahannya mulai sulit ditemukan. Jadi harus ke luar daerah untuk mencari," kata dia.

Selain bunga kering dari daun palem sading, Bagus kini juga melirik tanaman lain, misalnya daun sirsak, buah pinah, dan buah mengkudu untuk jamu.

Semuanya laku dengan menggunakan teknik yang sama, yakni kata kunci yang tepat saat mengunggah di marketplace.

Ke depan, ia ingin terus berinovasi dengan menjual berbagai tanaman yang jarang dilirik tetapi ternyata laku di pasaran, misalnya bunga dari jagung untuk hiasan di rumah.

Ia mengakui, kehadiran marketplace dan berkembangnya dunia digital membuat peluang berusaha makin mudah.

Selain itu, marketplace tak membutuhkan banyak modal karena tak perlu membuka toko fisik. Semua bisa dikerjakan dari rumah.

Terlebih lagi, pasarnya lebih luas dan bisa menjangkau seluruh Indonesia.

Penjualan yang terus naik membuat Bagus membuka lowongan kerja.

Saat ini, ia dibantu oleh tiga pekerjanya untuk membantu memotong daun, membersihkannya, hingga mengemas.

Ketua Asosiasi Kuliner, Kaus, Kerajinan, Aksesoris, dan Batik (Akrab) Banyuwangi Samsudin mengatakan, pandemi membuat dunia UMKM di Banyuwangi terpukul.

Akrab merupakan kumpulan asosiasi UKM dan IKM yang berada di Banyuwangi dengan anggota sekitar 800 wirausaha.

Ia mengatakan, hampir semua anggota Akrab pendapatannya menurun. Penurunannya bisa 40 hingga 50 persen.

Bahkan, ada sejumlah UKM yang sampai gulung tikar dan terpaksa beralih profesi.

"Terutama untuk kerajinan seperti kayu itu yang terdampak. Ada yang bertahan ada yang beralih profesi," katanya saat dihubungi.

Namun, berbagai upaya dilakukan untuk membuat dunia UMKM terus bergeliat di tengah pandemi Covid-19. Satu di antaranya adalah konversi ke penjualan online.

Sebelum pandemi, dari semua anggotanya yang sudah memanfaatkan penjualan online sekitar 20 persen. Sisanya masih nyaman dengan penjualan secara konvensional atau offline.

"Sebelum pandemi itu hampir 20 persen yang sudah main di online dan yang lain masih offline atau keliling, nitip di toko karena sudah nyaman dan jalan," katanya.

Namun, pandemi membuat banyak UMKM sadar untuk beralih memanfaatkan penjualan secara daring.

Pelatihan dilakukan bersama dinas-dinas terkait untuk digitalisasi UMKM. Selain itu, pelatihan juga melibatkan sejumlah marketplace, seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee.

Pelatihan tersebut seperti teknik berjualan online, perbaikan kemasan, branding, dan perbaikan tampilan di toko online memanfaatkan fotografi.

"Kemudian promo di media sosial hingga di marketplace," kata dia.

Perlahan kini hampir 90 persen anggotanya sudah mempunyai toko online masing-masing.

Meski demikian, sebagian masih ada yang kesulitan karena banyak anggotanya yang masih gagap teknologi.

"Teman-teman yang pendidikan di bawah kebanyakan kesulitan mengaplikasikannya. Gaptek ini memang terjadi di kami," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/04/125504078/kisah-bagus-modal-riset-kata-kunci-kini-sukses-jual-10000-daun-kering-omzet

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke