Salin Artikel

Ada Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Warga Bersedia Dipindah ke Hunian Sementara

TRENGGALEK,KOMPAS.com – Sebanyak delapan kepala keluarga (KK) yang terdampak pembangunan Bendungan Bagong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dipindahkan ke tempat hunian sementara (huntara).

Pemindahan delapan KK ini didampingi pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas secara bertahap pada Jumat (1/10/2021). 

Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan Bagong Budiono mengatakan, pada tahap pengerjaan bendungan utama ini sebenarnya ada sembilan rumah yang terdampak. 

Namun keluarga yang dipindahkan ke hunian sementara hanya delapan keluarga. 

“Untuk yang satu KK, ikut anaknya di lain tempat,” ujar Budiono di lokasi proyek pembangunan Bendungan Bagong, Jumat.

Budiono menuturkan, delapan keluarga ini harus dipindahkan karena bangunan rumah warga berada di titik pembangunan utama bendungan. 

“Relokasi ke hunian kita lakukan, dan proses pengerjaan akan segera kita laksanakan,” terang Budiono.

Ia memastikan, proses pemindahan keluarga ke huntara sudah melalui proses komunikasi secara langsung dengan seluruh pemilik rumah. 

Proses tersebut juga melibatkan pemerintah desa, tokoh, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat. 

Menurutnya, para penghuni juga dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia pindah ke huntara yang disediakan penyedia jasa. 

"Alhamdulillah mereka mau dipindahkan dengan ikhlas dan legowo sehingga penyedia jasa kami menyiapkan hunian sementara. Lokasinya di Desa Sengon juga," ujar Budiono.

Budiono mengatakan, pemindahan warga di huntara ini hanya sementara sambil menunggu pembayaran ganti rugi atas tanah.

Proses relokasi terhadap warga yang menempati sembilan rumah tersebut dinilai memiliki dampak besar terhadap proses pengerjaan bendungan lokasinya ada di bangunan tumpuan, yakni main (utama) dan sisi kanan.

Dari data BBWS Brantas, jumlah total terdampak pembangunan bendungan adalah sekitar 100 rumah.

Bangunan rumah yang terdampak berada di dua desa, yakni Desa Sengon dan Desa Sumurup Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

"Untuk yang di Desa Sengon ada 38 rumah, sedangkan di Desa Sumurup sekitar 60-an rumah," terang Budiono.

Dari jumlah keseluruhan permukiman warga yang terdampak, tidak semuanya terkena pembangunan konstruksi bendungan.

Namun ada juga sebagian yang berada pada titik genangan air.

"Kami berharap dengan diawali di Desa Sengon ini, masyarakat lain yang terdampak nantinya juga bersedia untuk dilakukan relokasi," ujar Budiono.

Guna percepatan proses pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut, Budiono menuturkan bahwa dukungan masyarakat sekitar sangat diperlukan.  

"Semoga proses pembangunan sesuai dengan jadwal yang selesai 2024 mendatang," ucapnya.

Proyek pembangunan Bendungan Bagong tersebut berada di Desa Sengon dan Sumurup Kecamatan bendungan Kabupaten Trenggalek dengan anggaran dari APBN sebesar Rp 1,6 triliun.

Pembangunan bendungan tersebut memiliki luas 251 hektar yang mampu menampung air 17 juta meter kubik.

Saat ini, pembangunan proyek strategis nasional ini mencapai 2,1 persen.

Sementara itu, salah satu warga Desa Sengon merasa sangat diperhatikan oleh pihak jasa pengerjaan bendungan mulai proses pindah hingga penyediaan huntara.

“Kami mendukung, agar proses pembangunan bendungan Bagong segera terlaksana dan segera selesai, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat banyak,” terang salah satu warga, Nursalim di lokasi huntara.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/01/144144678/ada-pembangunan-bendungan-bagong-di-trenggalek-warga-bersedia-dipindah-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke