Salin Artikel

26 Tahun Selamatkan Penyu, Ini Kisah Karel Indey Pelopor Konservasi dari Kampung Yawena Papua

Selama 26 tahun, ia menyelamatkan penyu dari maraknya perburuan yang terjadi di kampungnya.

Dikutip dari Tribun Papua, Karel pertama kali menyelamatkan telur-telur penyu pada tahun 1995. Saat itu masih banyak warga yang konsumi telur penyu.

Karena penasaran, ia pun meminta tiga butir telur penyu kepada warga. Saat itu Karel ingin tahu apakah telur penyu tetap bisa menetas walau dipindahkan dari liang tempat induknya bertelur.

"Awalnya di tahun 1995, saya melihat banyaknya masyarakat yang makan telur Penyu, lalu saya minta 3 butir telur, untuk menetaskannya," kata Karel, Kamis (30/9/2021).

Dari rasa penasarannya, Ia pun membawa telur tersebut ke rumahnya, yang berdekatan dengan pantai.

Tak disangka beberapa bulan kemudian, tiga butir telur yang ada di pantai itu menetas menjadi tiga penyu yang mungil dan sehat.

Sejak itu Karel Indey rutin menetaskan telur penyu setiap musim di Kampung Yewena.

"Dari situ, saya mulai tertarik menetaskan telur Penyu, saya mulai mencoba untuk memberikan pemahaman ke masyarakat untuk kurangi mengkonsumsi telur Penyu," jelasnya.

Dari penetasan yang dilakukan Karel, jenis Penyu Lekang paling banyak dihasilkan.

Karel berkisah, sejak berhasil menetaskan telur Penyu tersebut, ia mengajak keluarganya untuk ikut membantu melestarikan Penyu.

"Kami dapati telur Penyu di Pantai Sawayepa, lalu bawa ke rumah, dan menetaskannya kembali ke pantai itu," ujarnya.

Walaupun sudah berusia senja, Karel masih rutin memantau titik-titik, yang menjadi spot tempat penyu bertelur di Pantai Sawayepa.

Hingga kini dirinya bisa menetaskan ratusan ekor telur Penyu Lekang, dan dilepaskannya langsung ke pantai, yang tak begitu jauh dari rumahnya.

"Kita harapkan, perbuatan baik kepada alam itu bisa menjadi contoh untuk anak cucu di masa mendatang," tandasnya.

Sebagai generasi muda Kampung Yewena, dan berangkat dari latar belakang sang ayah yang terbiasa menetaskan penyu lekang, kini Andarias melanjutkan perjuangan pelestarian penyu itu.

Dirinya juga mulai mengajak anak muda di kampungnya, untuk ikut menjaga penyu Lekang dari perburuan liar.

Usahanya untuk menyadarkan masyarakat khususnya para pemuda terbilang sukses.

Andarias kini memegang peran penting dalam pelestarian Penyu di Kampung Yewena, yang telah dirintis ayahnya lebih dari dua puluh tahun silam.

Dalam suatu kelompok binaan konservasi Penyu di kampungnya, Andarias menjabat sebagai ketua.

Kelompok desa binaan konservasi penyu yang diketuainya itu bernama Marekisi Nung, dengan jumlah anggota 19 orang.

Sementara fokus kegiatan mereka ialah melestarikan penyu kekang dari ancaman kepunahan.

Dengan adanya kelompok warga binaan yang diiniasiasi oleh pemuda kampung, dan didukung oleh BBKSDA Papua ini, telah berhasil mengurangi perburuan dan tingkat konsumsi telur penyu.

Kini, masyarakat kampung tersebut sudah mulai sadar akan pentingnya penyu dalam ekosistem.

Ke depannya, masyarakat Kampung Yewena juga akan dibekali dengan kemampuan manajemen ekowisata penyu, karena rencananya kampung mereka akan dijadikan sebagai kampung wisata penyu lekang.

Penyu lekang termasuk jenis satwa dilindungi, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLKH/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Sementara dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN, penyu lekang berstatus Vulnerable (rentan), dengan tren populasi yang menurun.

Di sisi lain, Penyu Lekang termasuk dalam Appendix I CITES, artinya diperbolehkan pemanfaatan, kecuali untuk hasil penangkaran terdaftar di CITES Secretariat.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Karel Indey, Pelopor Konservasi Penyu di Kampung Yewena Depapre

https://regional.kompas.com/read/2021/09/30/105000778/26-tahun-selamatkan-penyu-ini-kisah-karel-indey-pelopor-konservasi-dari

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke