Salin Artikel

Bidan Desa di Lembata Turun ke Kebun Ajak Pengungsi Badai Seroja Ikut Vaksinasi Covid-19

Warga di tiga desa itu enggan mendatangi lokasi vaksinasi di perkebunan Koliwolor, Kecamatan Ile Ape. Warga yang tinggal di kebun itu merupakan para pengungsi badai seroja yang enggan kembali ke rumah.

Staf Puskesmas Waipukang Yosef Bato mengatakan, sebanyak 50 vial vaksin Covid-19 disiapkan untuk disuntikkan kepada warga. Hingga Minggu siang, baru 20 orang yang datang ke posko untuk mengikuti vaksinasi.

Oleh karena itu, para bidan desa dikerahkan mengajak warga dari kebun ke kebun untuk membujuk warga agar mau divaksin di posko kesehatan Koliwolor.

“Warga kebanyakan takut divaksin karena termakan isu hoaks. Terpaksa kita kerahkan bidan-bidan desa untuk turun ke kebun-kebun warga untuk membujuk mereka. Alhasil, hingga sore hari, 50 orang di wilayah itu bisa menerima vaksin,” jelas Yosef saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (27/9/2021) pagi.

Ia menjelaskan, 50 warga yang sudah menerima vaksin tidak mengalami gejala apa pun setelah menjalani observasi selama 30 menit.

Yosef berharap, warga yang sudah menerima vaksin dosis pertama agar mengikuti dosis kedua di lokasi yang sama.

Ia mengatakan, posko kesehatan di perkebunan tersebut sengaja didirikan untuk melayani kesehatan para penyintas bencana badai seroja yang masih mengungsi di kebun.

“Harapannya ke depan, makin banyak warga yang ikut vaksinasi di sini,” katanya.

Ia mengajak warga agar tidak mempercayai kabar bohong tentang efek samping vaksin.

“Vaksin itu aman bagi tubuh. Buktinya sudah banyak orang yang sudah divaksin. Saat mau vaksin juga, warga harus jujur tentang riwayat penyakit dalam tubuh,” jelasnya.


Kepala Desa Amakaka Thomas Tiro menjelaskan, vaksinasi di area pengungsian adalah sisa vaksindari Napasabok. Sehingga, ada masyarakat Amakaka dan Tanjung Batu yang tidak ikut divaksin.

"Sebagian bahkan hampir semua masyarakat tidak tahu ada vaksinasi di lokasi pengungsian. Sementara ini, vaksin untuk jatah Desa Amakaka belum ada. Nanti saya konfirmasi dengan pihak kesehatan terkait waktu," jelas Thomas kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin siang.

"Masyarakat tidak ikut vaksinasi itu memang ada yang takut, tetapi dominan karena tidak tahu ada jadwal vaksin," sambung dia.

Ia menyebut, di desanya itu yang yang sudah menerima vaksin adalah guru-guru, aparat desa, dan beberapa warga.

"Warga yang tahu dan dengar jadwal dan tempat vaksin itu terkadang ada yang sukarela datang sendiri ke lokasi vaksinasi," ujarnya.

Pemerintah Desa Amakaka selalu mengedukasi masyarakat tentang manfaat vaksinasi. Sehingga, masyarakat tidak perlu takut divaksin.

Ia mengatakan, pascabencana memang masih banyak warga di desanya memilih tinggal di hunian sementara di kebun masing-masing.

Dari 348 kepala keluarga di desa itu, lanjut dia, yang sudah kembali ke kampung sekitar 70 kepala keluarga, selebihnya masih memilih bertahan di kebun.

"Yang tinggal di kebun, alasannya masih trauma dengan peristiwa April lalu," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/27/151449778/bidan-desa-di-lembata-turun-ke-kebun-ajak-pengungsi-badai-seroja-ikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke