NEWS
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Cerita Sarjana Fisika Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Bulan dari Konfeksi Tas

Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran pada 2015, Husna memilih mengikuti gairah yang dimiliki untuk mencari nafkah.

Akhirnya, dia terus menekuni bisnis yang telah ia rintis sejak masih kuliah, yakni membuka usaha konfeksi tas.

"Semasa kuliah, saya sudah menekuni bisnis. Tujuan awalnya, saya ingin bisa hidup mandiri," ujar Husna saat ditemui di toko konfeksi tas miliknya di Perum Cendikia 1, Jalan Kayu Jati Raya Nomor 30, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (26/9/2021).

Pria kelahiran Cianjur ini menuturkan, sejak masa kuliah, niat untuk membuka usaha sudah muncul karena tidak ingin selalu bergantung hidup dari orangtua.

Selain itu, Husna menekuni bisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya.

Semasa kuliah di Unpad, menurut Husna, dia bekerja sama dengan teman kuliahnya berbisnis di bidang percetakan.

"Waktu kuliah saya bikin buku seperti modul-modul kuliah. Hasilnya sangat cukup untuk bayar indekos di Jatinangor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," tutur ayah dari Azkan Fawwaz Alfarizi tersebut.

Husna menuturkan, memasuki tahun terakhir kuliah, ia melihat potensi bisnis lain.

Pada saat itu, di pasaran di sekitar wilayahnya belum banyak produk tas selendang/gendong bayi.

"Saya lihat waktu itu banyak sekali ibu-ibu yang bawa anaknya di motor tanpa pelindung. Dari sana, saya kepikiran untuk buat tas selendang untuk gendong bayi, supaya saat di motor bawa anaknya, ibu-ibu merasa tenang, karena tahu anaknya aman," sebut Husna.

Husna mengatakan, potensi bisnis tersebut didukung dengan banyaknya warga di sekitar  rumah kosnya yang berprofesi sebagai penjahit.

"Waktu mau lulus itu saya juga bingung, sudah banyak orang yang saya rekrut, yang saya ajak kerja sama, dan sudah mengandalkan saya untuk mencukupi kehidupannya. Kalau saya hentikan bisnis percetakan buku juga enggak enak sama mereka. Jadi setelah melihat adanya potensi tas gendong bayi itu, saya jadi tenang, karena mereka bisa tetap ikut kerja sama saya," tutur Husna.

Singkat cerita, menurut Husna, tas selendang bayi buah karyanya ini diminati pasar.

Bahkan, ia sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

"Untuk memenuhi permintaan itu, saya libatkan penjahit di sekitar lingkungan tempat indekos. Hasilnya sangat memuaskan, permintaan pasar terus bertambah. Bahkan berkembang tidak hanya tas gendong bayi, tapi ke produksi jenis tas lainnya," kata Husna.

Lama-kelamaan, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendong bayi, tetapi berupa tas promosi, tas olahraga, tas seminar, tas cendera mata, tas ransel, tas selempang, tas kantor, tas laptop, tas pakaian, tas wanita, dan jenis tas hadiah atau goodie bag.


Manfaatkan internet

Husna mengatakan, sejak awal merintis usaha tas ini, ia dan timnya fokus mengembangkan bisnis di internet.

"Saya pelajari internet, saya masuk ke jejaring blogger, sampai akhirnya saya menemukan banyak klien itu di internet. Sampai sekarang, transaksi bisnis yang saya jalankan itu 100 persen di internet. Jarang sekali saya dapat klien secara langsung," tutur Husna.

Saat ini, Husna memiliki klien di lebih dari 40 kota se-Indonesia, mulai dari Aceh sampai ke Papua.

"Dari awalnya pesan via internet dan blog itu, sekarang saya punya klien yang loyal. Mulai dari Aceh sampai Papua ada. Rata-rata, mereka puas dengan tas yang kami produksi," sebut Husna.

Husna mengatakan, setelah memiliki puluhan klien tetap dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai legalitas ia membuat perusahaan persekutuan komanditer di bawah nama CV Oscas.

"Sebelum pandemi, omzet bisa mencapai Rp 400 juta sebulan. Setelah pandemi omzet turun hanya mencapai Rp 100 juta," tutur Husna.

Meski terpengaruh pandemi, menurut Husna, permintaan dari klien di berbagai daerah tetap ada.

"Alhamdulillah, pandemi memang pengaruh ke omzet. Tapi alhamdulillah, kita masih bisa tetap eksis, memberdayakan puluhan penjahit di Jatinangor ini, di pabrik tas yang kami rintis ini," sebut Husna.

Husna berharap pandemi cepat berakhir, sehingga kegiatan seperti seminar dan pelatihan yang biasa membutuhkan banyak tas bisa kembali dilaksanakan.

"Karena sistem pemasaran kami juga di online, kami optimistis bisa terus berkembang. Dengan begitu, saya juga bisa terus memberdayakan warga di usaha tas ini," kata Husna.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/27/073432978/cerita-sarjana-fisika-raup-omzet-ratusan-juta-rupiah-per-bulan-dari

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Regional
Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Regional
Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Regional
Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Regional
Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Regional
Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke