Salin Artikel

"Saya Kira Pembunuh Saudara Saya Ini Sudah Mati, Tahu-tahunya Masih Hidup..."

MATARAM, KOMPAS.COM - Pembunuhan sadis dilakukan seorang pengasah pisau jagal, Husnan (45), warga Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pelaku menikam adik iparnya sendiri, Fitrah (44), secara membabi buta hingga korban tewas karena mendapatkan 15 luka tusukan.

Keluarga korban, Aminah (54), mengaku tak menyangka dengan aksi sadis yang dilakukan Husnan. 

Ia selama ini mengira Husnan telah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat tiap keluarga datang ke rumah korban. 

"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan. Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," kata Aminah di rumah duka, Rabu (22/9/2021).

Aminah menuturkan, Husnan selama ini tinggal sendiri di rumah dan belum menikah. Kegiatannya sehari-hari adalah mengasah pisau jagal.

"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang, mosot (bujang lapuk)," tuturnya.

Aminah mengatakan, korban Fitriah selama ini dikenal sebagai orang yang sangat baik.

Sebagai pedagang nasi, korban dikenal sebagai pedagang nasi yang enak dan banyak pelanggan meski berjualan di rumahnya yang sederhana.

Sementara itu warga lain, Nurhasanah mengatakan, sepekan sebelum meninggal, korban sempat menyampaikan kegundahan tak mau meninggal dalam keadaan sakit dan menyusahkan orang lain.

"Iya dia katakan, kalau nanti meninggal tidak mau punya utang, karena tak ada yang tahu usia seseorang, itu dikatakannya dua pekan silam," kata Nurhasanah dengan mata yang sembab.

Bagi rekan sesama pedagang, Fitriah adalah orang yang baik hati dan suka menolong jika ada yang kesusahan. Kematiannya kali ini membuat semua sahabatnya terpukul.

Suami korban, Masnun (44), yang masih dirawat karena terluka juga mengatakan, malam menjelang tidur sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban berpesan agar dirinya menjaga anak terakhir mereka, Alfian.

"Satu-satunya anak laki-laki kami dan masih sekolah, almarhumah minta saya menjaganya dengan baik dan mengingatkan dia untuk rajin di rumah, dan itu pesan dia yang terakhir rupanya," kata Masnun.

Ia mengaku sedih kehilangan istri yang telah 20 tahun dinikahinya. Apalagi kematian istrinya itu terjadi secara sadis di tangan kakak kandungnya sendiri.

Sementara itu, Anggi Aulia (22), putri ketiga korban mengaku sangat kehilangan ibunya tercinta.

Ia sempat berteriak histeris hingga pingsan ketika jenazah ibunya dibawa untuk dikafankan, Selasa (21/9/2021) sore.

Anggi masih tak habis pikir mengapa pamannya tega membunuh hanya karena persoalan sampah.

"Iya itu hanya karena sampah gelas plastik pop ice, dia tega membunuh ibu saya. Saya ada di luar waktu kejadian, di depan sini," kata Anggi menunjuk balai-balai yang berjarak hanya 3 meter dari tempat kejadian perkara.

Kini keluarga korban hanya berdoa dan berharap pelaku pembunuhan mendapatkan hukuman yang setimpal.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/23/065049478/saya-kira-pembunuh-saudara-saya-ini-sudah-mati-tahu-tahunya-masih-hidup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke